7 Simbol pada Kemasan Obat di Indonesia

Dipublish tanggal: Agu 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
7 Simbol pada Kemasan Obat di Indonesia

Ketika sedang sakit biasanya dokter akan memberikan obat-obatan yang dapat membantu meredakan rasa sakit. Tetapi penggunaan obat dapat membahayakan jika Anda salah konsumsi obat karena dapat berdampak pada kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang. Pernahkah Anda memperhatikan simbol pada kemasan obat? Tahukah apa makna di balik simbol atau logo tersebut?

Pembahasan mengenai arti simbol pada kemasan obat ini berdasarkan informasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008 dan Badan POM 2016.

Berikut 7 simbol pada kemasan obat yang dijual di Indonesia

1. Simbol obat bebas

Simbol pada kemasan obat dengan warna hijau bulat dan garis tepi berwarna hitam menandakan obat bebas, yaitu obat yang boleh dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep dokter. Contoh obat bebas adalah Panadol dan Bodrex yang mengandung paracetamol untuk menurunkan demam dan sakit kepala.

2. Simbol obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas ditandai dengan lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam sebagai simbol pada kemasan obat. Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk dalam kategori obat keras tetapi masih dapat dibeli bebas tanpa resep dokter.

Penggunaan obat bebas terbatas memiliki peringatan khusus sehingga pengguna harus memperhatikan informasi yang terdapat dalam kemasan obat, biasanya obat flu dan batuk serta obat antijamur termasuk dalam kategori obat bebas terbatas. Contoh obat bebas terbatas lainnya adalah CTM dan Ibuprofen.

3. Simbol obat keras

Simbol obat keras pada kemasan ditandai dengan lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K di bagian tengah. Obat keras hanya boleh dibeli di apotik dengan resep dokter dan biasanya berupa obat antibiotik, seperti Amoxicilin, Cefspan.

Selain itu, logo warna merah bulat dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K di bagian tengah ini juga menandakan obat psikotropika. Obat psikotropika bukan termasuk golongan obat narkotika yang dapat mempengaruhi susunan saraf pusat, tetapi obat psikotropika dapat menyebabkan perubahan yang khas pada aktivitas mental dan perilaku. Seringkali digunakan sebagai obat penenang dan obat antidepresi. Contoh obat psikotropika, di antaranya Diazepam, Phenobarbital, Xanax, dan Dumolid.

4. Simbol obat narkotika

Simbol pada kemasan obat dengan tanda plus (+) warna merah atau dikenal juga dengan logo palang merah menandakan obat narkotika, yaitu obat yang hanya boleh dibeli dengan menggunakan resep dokter dan dapat menyebabkan ketergantungan. 

Obat narkotika biasanya berasal dari turunan tanaman atau bahan kimia yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan tingkat kesadaran, mati rasa, serta mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri. Contoh obat narkotika adalah Morfin dan Petidin

7 Simbol pada Kemasan Obat di Indonesia

5. Simbol jamu

Simbol jamu pada kemasan dilambangkan dengan simbol berwarna hijau dengan gambar pohon di dalamnya, ditambah pula dengan kata 'jamu' di bagian bawah simbol. Jamu sendiri merupakan obat tradisional yang berbahan dasar herbal atau berasal dari tanaman tertentu. Jamu biasanya tersedia dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi bahan dasar alami. 

Jamu telah digunakan secara turun temurun dan penggunaannya telah dipercaya dari generasi ke generasi, walaupun belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Bahkan hingga saat ini, jamu masih dianggap obat ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Contoh jamu yang paling banyak di pasaran bahkan hingga ke luar negeri adalah produk Tolak Angin yang dapat membantu meredakan masuk angin. 

6. Simbol Obat Herbal Terstandar

Simbol Obat Herbal Terstandar (OHT) ditandai dengan simbol tiga bintang berwarna hijau pada kemasan. Obat Herbal Terstrandar (OHT) adalah obat tradisional yang telah dibuktikan kualitas, keamanan, dan manfaatnya secara ilmiah serta menggunakan bahan baku yang telah memenuhi strandar. OHT pun telah melalui uji pra-klinik untuk mengetahui standar kesehatan seperti uji toksisitas dengan teknologi tinggi.

Contoh Obat Herbal Terstandar (OHT) di Indonesia adalah Kiranti untuk mengurangi nyeri ketika menstruasi atau Diapet yang digunakan untuk meredakan diare.

7. Simbol fitofarmaka

Simbol fitofarmaka pada kemasan obat memiliki bentuk seperti serpihan salju berwarna hijau yang dapat dibeli secara bebas tanpa resep dokter. Contoh fitofarmaka adalah Stimuno Forte yang dapat membantu memperbaiki sistem imun tubuh.

Serupa dengan OHT, fitofarmaka adalah obat herbal terstandar yang menggunakan bahan dasar alami dan telah melalui proses pengolahan yang sulit dengan menggunakan teknologi tinggi. Fitofarmaka juga telah melalui pembuktian secara ilmiah dan pengujian klinik sehingga dianggap setara dengan obat modern.

Informasi lain pada kemasan obat

Obat tak hanya memiliki manfaat yang baik dalam proses mencegah dan mengobati penyakit, tetapi obat juga memiliki efek samping sehingga obat harus digunakan sesuai aturan pakai. Selain simbol pada kemasan obat, beberapa hal lain yang seharusnya ada di kemasan obat adalah:

  • Nama obat dan zat aktif
  • Nomor Izin Edar (NIE) atau Nomer registrasi
  • Batas Kadaluarsa (Expired Date)
  • Harga jual
  • Nama produsen dan alamat industri farmasi
  • Aturan pakai
  • Indikasi penggunaan obat (Manfaat obat)
  • Efek samping obat
  • Peringatan perhatian

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app