5 Mitos dan Fakta Tentang Beser

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
5 Mitos dan Fakta Tentang Beser

>Incontinence atau biasa dikenal dengan sebutan beser merupakan permasalahan kontrol kandung kemih atau keluarnya urin secara mendadak. Beser dapat terjadi kapanpun dan dimanapun. Beser juga dapat terjadi pada saat yang tidak diinginkan seperti saat batuk, tertawa, bersin, atau jogging.

Mitos dan Fakta Mengenai Beser

Berikut beberapa mitos dan fakta mengenai beser yang perlu Anda ketahui guna mengurangi anggapan negatif atas permasalahan ini :

Mitos : Beser hanya dapat terjadi pada orang tua (lansia)

Fakta : Meskipun resiko terjadinya beser meningkat seiring bertambahnya usia, siapapun dapat mengalami gangguan ini. Survey NAFC mengungkapkan, satu dari empat wanita berusia diatas 18 tahun mengalami beser.

Selain itu sepertiga pria dan wanita berusia 30-70 tahun juga mengalami kehilangan kontrol kandung kemih. Kebanyakan wanita justru mengalami beser pada usia akhir 40-an. Hilangnya hormon estrogen saat menopause mampu melemahkan otot panggul sehingga memicu terjadinya lepas kontrol pada kandung kemih.

Mitos : Suara atau pikiran dapat memicu beser

Fakta : Tidak hanya batuk, tertawa atau melompat yang dapat memicu terjadinya kebocoran urin, tiga dari sepuluh orang penderita beser mengalami urge incontinence atau beser dadakan dan berbeda dengan stress incontinence atau beser karena stress

Cara termudah memikirkan penyebab terjadinya beser dadakan adalah adanya kegagalan komunikasi antara otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini menyebabkan terjadinya kegagalan pengendalian hasrat untuk mengeluarkan urin. Beser dadakan biasanya terjadi akibat mendengar suara mengalir, minum sejumlah cairan, dan sebagainya.

Mitos : Harus minum sedikit mungkin

Fakta : Menolak cairan masuk ke dalam tubuh secara logika terlihat seperti cara terbaik mencegah beser, namun hal itu salah. Kenyataannya, meminum banyak cairan, dalam dosis kecil sepanjang hari, ternyata mampu menghentikan kebocoran, meningkatkan kontrol kandung kemih, dan mengurangi aroma bau.

Konsumsi delapan ons air disertai makanan setiap harinya. Jangan konsumsi minuman dua jam sebelum Anda tidur. Untuk pencegahan, sebaiknya jauhi minuman yang mengandung kafein, minuman berkarbonasi dan jus jeruk.

Mitos : Tidak masalah minum hanya disaat haus

Fakta : Saran konvensional yang mengharuskan seseorang mengonsumsi 64 ons air setiap harinya tidaklah harus diikuti. Sekitar 80 persen asupan yang masuk ke dalam tubuh justru berasal dari cairan, dan sisanya berasal dari makanan. Pakar menyarankan sebaiknya minumlah disaat Anda haus atau jika bibir Anda kering. Jika tidak haus, Anda tidak perlu minum.

Mitos : Operasi menjadi jalan terakhir

Fakta : Operasi memang membantu, namun menimbulkan resiko yang lebih besar seperti kesulitan buang air kecil atau justru memperburuk beser. Prosedur invasif seperti suspensi retropubik dan operasi selempang dapat menjadi resiko utama.

Seorang pasien harus selalu diberi pilihan untuk  menemukan pengobatan non operasi dan kemudian harus membuat pilihan sendiri. Operasi hanya disediakan untuk pasien yang telah mencoba dan gagal pada pilihan non-bedah, atau yang menolak pilihan non-bedah.

 


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) Committee on Practice Bulletins — Gynecology and the American Urogynecologic Society. ACOG Practice Bulletin No. 155: Urinary Incontinence in Women. Obstetrics & Gynecology. 2015;126:e66.
Lukacz ES. Treatment of urinary incontinence in women. https://www.uptodate.com/home.
Linder BJ, et al. Autologous transobturator urethral sling placement for female stress urinary incontinence: Short-term outcomes. Urology. 2016;93:55.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app