5 Fakta Menarik Mengenai Air Mata

Dipublish tanggal: Sep 8, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit

Setiap orang di dunia ini pasti pernah menangis. Bahkan ketika pertama kali hadir di dunia, setiap bayi pasti melewati proses menangis terlebih dahulu. Namun, ternyata banyak orang yang tak begitu mengetahui mengenai air mata mereka sendiri. 

Air mata sebenarnya memiliki fungsi untuk membuat mata tetap lembab dan tidak kering. Namun, bukan hanya itu saja, air mata juga dapat menjaga kesehatan mata dengan mencegah terjadinya infeksi.Hal ini berlaku bagi hewan dan manusia. 

Meski begitu, air mata manusia berbeda dengan hewan karena erat kaitannya dengan emosi dan pengalaman yang hanya dimiliki manusia.

Fakta-fakta Menarik tentang Air Mata

Berikut ini adalah fakta-fakta mengenai air mata yang mungkin belum Anda ketahui. Simak rinciannya sebagai berikut:

1. Ada tiga jenis air mata

Anda mungkin hanya mengetahui jika air mata akan keluar saat sedang merasa emosional saja. Tapi, faktanya terdapat tiga jenis air mata. Pertama adalah air mata basal yang bertugas untuk membasahi dan menjaga kelembaban serta kesehatan mata. 

Dalam sebuah jurnal The Riddle of Emotional menyatakan bahwa air mata yang kedua adalah air mata refleks. Air mata refleks bisanya akan terjadi saat mata terganggu oleh angin, bawang merah, debu, dan asap.

Air mata jenis ketiga dan mungkin yang paling familiar dengan Anda adalah air mata yang berkaitan dengan emosi. Air mata jenis ini akan keluar ketika emosional manusia keluar secara berlebihan.  

Penelitian pada tahun 1980-an mengungkap bahwa air mata emosi ini mengandung lebih banyak protein dibandingkan jenis air mata lainnya.

2. Komposisi air mata

Air mata memiliki tiga lapisan, seperti lapisan air, minyak, dan mukus. Lapisan air berfungsi menyimpan kandungan elektrolit, sementara lapisan minyak mengandung lemak untuk memperlambat proses penguapan. 

Satu fakta unik, ternyata penelitian menunjukkan bahwa secara umum, komposisi air mata kita sama dengan air liur. Air mata mengandung protein, garam, dan hormon. Begitu juga dengan air liur. 

Namun, yang membuatnya unik, air mata punya rasa dan bau yang tentu saja berbeda dengan air liur.

3. Dapat mengurangi stres

Sebuah penelitian menyatakan bahwa air mata yang keluar saat sedang emosi mengandung hormon stres. Dengan begitu, sangat mungkin seseorang merasa lega dan sudah tidak stres lagi setelah menangis karena air mata membantu tubuh untuk mengeluarkan hormon stres dan membuat seseorang lebih senang. 

Namun, peneliti melihat bahwa mekanisme tangisan bahagia dan tangisan sedih sebenarnya sama saja, yang membedakan adalah emosi yang dirasakan oleh orang tersebut.

4. Air mata bisa mengalir lewat hidung

Ketika kelenjar air mata mengeluarkan air mata yang berlebihan, beberapa mengalir ke lubang hidung dan keluar lewat hidung. Ini berarti yang keluar dari hidung sebenarnya bukan ingus seperti yang kita kira, melainkan air mata yang melewati lubang hidung.

5. Wanita lebih sering menangis dibanding pria

Penelitian mengungkapkan bahwa wanita menangis rata-rata lima kali lebih sering dibanding pria. Wanita bisa menangis sebanyak 5,4 kali dalam sebulan, sementara pria hanya sebanyak kisaran 1,4 kali dalam sebulan. 

Secara durasi,secara umum wanita juga menangis lebih lama dibanding pria. Wanita menangis rata-rata selama enam menit, sementara pria rata-rata hanya dua hingga empat menit.

Secara biologi, kelenjar air mata wanita lebih besar dari pria. Hal itulah yang membuat wanita lebih sering menangis dibandingkan pria. 

Sementara bagian untuk menampung air mata pada pria lebih besar dibanding wanita, sehingga jika jumlah air mata yang dihasilkan sama, air mata wanita yang akan duluan menetes dan mengalir ke pipi.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What tears are made of and why you cry. (2014). (https://health.clevelandclinic.org/tears-why-we-weep-and-more-infographic/)
van Hemert DA, et al. (2011). Culture and crying: Prevalences and gender differences. DOI: (https://doi.org/10.1177%2F1069397111404519)
van de Ven N, et al. (2016). What emotional tears convey: Tearful individuals are seen as warmer, but also as less competent. DOI: (https://doi.org/10.1111/bjso.12162)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app