Milia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 8, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Bayi memiliki kulit yang sensitif dibandingkan orang dewasa. Oleh karena itu, para orangtua wajib memastikan kulit si kecil tetap sehat dan bersih. Nah, Anda mungkin pernah menemukan adanya bintik-bintik putih di wajah bayi. Bentuknya memang mirip seperti jerawat, tapi kondisi ini tidak bisa disebut dengan jerawat. Dalam istilah medis, bintik-bintik putih tersebut dinamakan milia.

Apa itu milia?

Milia adalah salah satu permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan kulit. Milia secara umum terjadi pada kulit wajah bayi baru lahir, namun tidak menutup kemungkinan usia dewasa juga mengalami kondisi ini.

Iklan dari HonestDocs
Mikrodermabrasi Facial 1 Kali Di Aveia Clinic

Facial berfungsi untuk mengangkat komedo, mencerahkan, mengangkat sel kulit mati, merangsang pembentukan kulit baru tanpa rasa sakit, mendinginkan, dan melembabkan kulit juga. Paket ini termasuk facial treatment dan masker, tetapi belum termasuk biaya konsultasi dokter dan obat.​

Bila diperhatikan, milia berbentuk seperti tonjolan berwarna putih dan sering muncul di bagian hidung, dagu, atau pipi bayi. Karena itulah, milia juga dikenal sebagai “jerawat bayi”.

Mengenal milia

Penyebab

Penyakit kista milium ini terjadi akibat adanya protein keratin yang terperangkap pada kelenjar pilosebasea kulit. Kelenjar pilosebasea kulit adalah kantung kecil yang letaknya di dekat permukaan kulit. Selain itu, milia juga bisa disebabkan oleh karena adanya luka bakar.

Ada beberapa jenis dari milia, yaitu:

  • Multiple eruptive milia
  • Milia en plaque
  • Neonatal milia
  • Primary milia
  • Secondary milia

Untuk mengetahui jenis milia mana yang dialami oleh bayi atau diri Anda sendiri, segera kunjungi dokter terdekat.

Gejala

Tanda dan gejala milia di antaranya:

  • Muncul benjolan kecil putih menyerupai warna mutiara. Atau bisa juga berwarna putih kekuningan.
  • Benjolan tersebut berukuran 1-2 milimeter (mm).
  • Milia muncul di bagian hidung, dagu, atau pipi bayi. Namun, milia juga bisa muncul di bagian tubuh lainnya, termasuk area ekstremitas (tangan dan kaki).
  • Tonjolan serupa muncul di gusi bayi atau langit-langit mulut bayi, disebut dengan mutiara epstein.
  • Benjolan dapat berkembang dengan cepat dalam hitungan beberapa minggu saja. Kondisi ini termasuk dalam jenis milia eruptif..

Pencegahan milia

Sebetulnya, tidak ada cara khusus yang dapat mencegah munculnya milia pada kulit bayi. Namun, supaya kulit bayi Anda tetap sehat dan bersih, lakukan berbagai cara berikut ini:

Iklan dari HonestDocs
Mikrodermabrasi Facial 1 Kali Di Aveia Clinic

Facial berfungsi untuk mengangkat komedo, mencerahkan, mengangkat sel kulit mati, merangsang pembentukan kulit baru tanpa rasa sakit, mendinginkan, dan melembabkan kulit juga. Paket ini termasuk facial treatment dan masker, tetapi belum termasuk biaya konsultasi dokter dan obat.​

  • Jaga kebersihan kulit bayi dengan air hangat dan sabun khusus bayi yang lembut
  • Hindari menggosok atau mencubit milia atau lesi, karena bisa saja menimbulkan iritasi ataupun luka baru
  • Pastikan kulit bayi tetap kering
  • Dapat menggunakan lotion khusus bayi, ataupun oils for baby’s skin

Sementara itu, berikut cara menjaga kulit orang dewasa dari munculnya milia:

  • Makan makanan bergizi seimbang.
  • Kurangi makanan berlemak, bersantan, berminyak.
  • Gunakan sabun yang tidak terlalu keras untuk kulit.
  • Minum air 2-3 liter air dalam sehari. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh dapat membantu kulit tetap lembab.
  • Olahraga secara rutin.
  • Hindari menggaruk atau mencubit area lesi kulit.
  • Hindari membasuh kulit dengan air panas saat terasa gatal, sebab bisa memicu iritasi kulit.
  • Hindari konsumsi alkohol, rokok, dan minuman berkafein.
  • Gunakan lotion yang sesuai dengan jenis kulit Anda.
  • Hindari stres.

Jangan ragu untuk menemui dokter terdekat bilamana gejala milia tidak juga membaik.

Pengobatan milia

Milia merupakan kondisi yang sebaiknya tidak diremehkan dan dapat diperiksakan secara langsung ke dokter. Hal ini bertujuan untuk memastikan penyebab milia yang Anda atau si kecil alami.

Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memastikan penyebab milia, yaitu:

  • Pemeriksaan fisik, terutama pada kulit.
  • Biopsi kulit. Bila milia mengarah pada jenis milia en plaque, dokter mungkin akan merekomendasikan biopsi kulit untuk memperjelas penyebabnya.

Secara umum, milia dapat sembuh dengan sendirinya dalam hitungan beberapa minggu hingga bulan. Milia sendiri juga bukan masalah kulit yang berbahaya. Sebagian kasus milia bisa bersifat permanen. Namun Anda tak perlu khawatir, sebab milia tidak membutuhkan perawatan khusus seperti masalah kulit lainnya.

Apabila milia memerlukan suatu terapi, maka pilihannya dapat berupa:

  • Pengeluaran milia dengan jarum. Biasanya dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang memang ahli dan berkompeten dalam bidang ini. Tidak disarankan melakukannya sendiri, karena dapat berisiko infeksi, iritasi, atau menambah luka baru.
  • Terapi laser. Bertujuan untuk mengatasi milia yang mengalami infeksi, menyebar luas, atau bahkan menetap.
  • Isotretinoin. Biasanya dilakukan untuk mengatasi milia en plaque.
  • Terapi lainnya. Misalnya seperti pengikisan lapisan kulit teratas (dermabrasi), peeling, atau krioterapi.

Terapi tersebut sebaiknya dilakukan atas dasar pemeriksaan dari dokter dulu terhadap kulit Anda. Penyembuhan milia pada anak maupun orang dewasa cenderung lebih lama, bila dibandingkan dengan milia pada bayi.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Payne, J. Patient (2015). Milia. (https://patient.info/doctor/milia-pro)
Kinman, et al. Healthline (2015). Milium Cyst. (https://www.healthline.com/health/milia)
Archer, et al. Medscape (2017). Milia. (https://emedicine.medscape.com/article/1058063-differential)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app