Aktivitas Yang Dapat Menyebabkan Nyeri Sendi Dan Cara Mengatasinya

Penyebab dari nyeri sendiri sebenarnya sangat bervariasi, akan tetapi beberapa aktivitas fisik dibawah ini dapat menjadi fakto penyebab cedera disekitar sendi:
Dipublish tanggal: Agu 16, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 6, 2020 Waktu baca: 3 menit
Aktivitas Yang Dapat Menyebabkan Nyeri Sendi Dan Cara Mengatasinya

Nyeri sendi merupakan hal yang sering dialami setiap orang. Ada banyak hal yang menyebabkan rasa nyeri menyerang sendi Anda. Biasanya nyeri sendi terjadi ditempat yang paling umum, yakni dilutut, pergelangan kaki, dan sekitar bahu. 

Nyeri pada sendi yang biasa Anda alami ini terjadi karena adanya cedera yang memengaruhi jaringan ligamen dan tendon disekitar sendi. 

Rasa sakit yang ditimbulkan oleh nyeri sendi berbeda-beda, mulai dari yang ringan, menengah, hingga parah. 

Nah, untuk itu, ada baiknya Anda mengetahui aktivitas apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya nyeri sendi dan cara mengatasinya agar rasa sakitnya tidak semakin parah. 

Penyebab nyeri sendi

Ada banyak hal yang menjadi faktor risiko timbulnya nyeri sendi, di antaranya ialah kurang seimbangnya asupan nutrisi yang masuk, berat badan berlebih, penambahan usia, jenis pekerjaa, stres, hingga aktivitas fisik sehari-hari. 

Penyebab dari nyeri sendiri sebenarnya sangat bervariasi, akan tetapi beberapa aktivitas fisik dibawah ini dapat menjadi fakto penyebab cedera disekitar sendi: 

1. Berdiri terlalu lama 

Aktivitas yang mengharuskan Anda berdiri dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya sendi. 

Pasalnya, tubuh akan bertumpu dalam waktu yang lama akan memengaruhi ruang antar sendi, terutama sendi-sendi panggul, lutut, dan kaki. 

Apabila Anda menjalani pekerjaan yang harus dilakukan dengan berdiri, maka luangkanlah waktu untuk meregangkan lutut dengan cara ditekuk secara bergantian selama beberapa saat untuk mengurangi risiko terjadinya nyeri sendi. 

Sebaliknya, jika Anda duduk atau tidur terlalu lama, nyeri sendi juga bisa saja terjadi karena ruang antar sendi tidak digunakan dalam waktu yang cukup lama. 

2. Mengangkat beban berat 

Selain berdiri terlalu lama, mengangkat beban yang terlalu berat juga dapat menimbulkan terjadinya nyeri sendi pada bagian punggung. 

Posisi tubuh yang salah saat melakukan kegiatan tersebut juga menjadi faktor pemicu nyeri sendi pada bagian punggung. 

Oleh karena itu, perhatikan posisi tubuh dan selalu berhati-hati ketika mengangkat beban berat agar tidak terkena nyeri sendi. 

3. Melompat 

Tidak disangka ternyata kegiatan yang sederhana ini ternyata dapat memicu timbulnya rasa nyeri pada sendi Anda. Ada banyak aktivitas yang mengharuskan Anda untuk melompat. 

Oleh sebab itu, sebaiknya Anda selalu berhati-hati dalam melompat agar terhindar dari nyeri sendi. 

4. Olahraga yang berlebih 

Memang benar bahwa sesuatu yang berlebihan dapat membawa dampak negatif. Sama halnya dengan melakukan olahraga secara berlebihan. 

Tanpa disadari, kegiatan yang sebenarnya membawa dampak baik bagi kesehatan ini ternyata dapat menyebabkan nyeri sendi ketika dilakukan dengan berlebih. 

Terdapat beberapa jenis olahraga yang diyakini menjadi pemicu nyeri sendi pada bagian tubuh tertentu, diantarnya olahraga lari dan basket. 

Dua jenis olahraga ini menyebabkan nyeri sendir karena menjadikan lutut sebagai tumpuan saat melompat. Nyeri sendi pada lutut dan pergelangan cenderung lebih besar daripada bagian tubuh yang lain. 

5. Cedera 

Keseleo ternyata dapat menimbulkan nyeri sendi pada bagian tubuh yang memang mengalami cedera. Umumnya cedera terjadi akibat pergerakan otot secara berulang-ulang, biasanya setelah melakukan olahraga bulu tangkis, dayung, dan golf. 

Selain itu, kegiatan angkat beban dan jenis latihan lain yang selalu diulang dapat menjadi pemicu timbulnya nyeri sendi. Terlebih jika cara atau tumpuan berat salah, tidak dilakukan secara bertahap, dan tidak melakukan pemanasan. 

Mengatasi nyeri sendi

Ketika mengalami nyeri sendi, Anda dapat melakukan beberapa tindakan dibawah ini untuk menanganinya. Tindakan ini dikenal dengan RICE, yaitu: 

1. Rest 

Ambilah waktu untuk beristirahat agar sendi Anda mengalami pemulihan. Selain itu, dengan berisitirahat, rasa nyeri yang timbulkan juga akan berkurang. 

2. Ice 

Gunakan es yang dibungkus dengan kain lembut untuk mengompres sendi. Tindakan ini akan membantu mengalihkan rasa nyeri dan mengurangi pembengkakan akibat cedera. 

3. Compression 

Untuk mengurangi bengkak dan menjaga posisi sendi, Anda bisa menggunakan perban elastis. Akan tetapi, Anda harus memastikan agar perban yang dililit tidak terlalu ketat agar peredaran darah tetap lancar. 

4. Elevation 

Pada tindakan ini, Anda bisa mengganjal kaki atau minggu menggunakan bantal. Selain itu, Anda juga bisa mandi menggunakan air hangat, terutama pada pagi hari agar tubuh lebih rileks dan mengurangi rasa nyeri yang muncul. 

Anda juga bisa menggunakan krim atau obat topikal yang dapat dioleskan pada bagian tubuh yang mengalami nyeri sendi. 

Obat topikal yang direkomendasikan adalah yang mengandung capsaicin karena dapat mengalihkan nyeri yang Anda rasakan secara alami. Namun, sensasi yang ditimbulkan mungkin bisa membuat Anda tidak nyaman karena menyebabkan rasa panas. 

Tidak hanya itu, obat topikal lain yang mengandung natrium diclofenac juga bisa Anda gunakan karena dapat mengatasi nyeri sendi tanpa menimbulkan sensasi panas pada bagian tubuh yang dioleskan. 

Selain itu, dengan sifat anti-inflamasinya, obat topikal ini dapat mengurangi peradangan pada area yang mengalami nyeri sendi. 

Agar terhindar dari nyeri sendi, sebaiknya Anda selalu melakukan pemanasan sebelum dan sesudah maupun di sela-sela kegiatan, berolahraga, dan menjalani pola hidup sehat

Namun, apabila pengobatan yang Anda lakukan di rumah tidak berhasil, segera kunjungi dokter untuk berkonsultasi. Terlebih jika bersamaan dengan gejala lain seperti bengkak, tampak kemerahan, dan terasa sakit ketika ditekan. 


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app