4 Jenis Zat Aditif Pada Makanan Cepat Saji dan Dampaknya bagi Kesehatan

Dipublish tanggal: Jun 28, 2019 Update terakhir: Jul 23, 2021 Tinjau pada Sep 24, 2019 Waktu baca: 2 menit
4 Jenis Zat Aditif Pada Makanan Cepat Saji dan Dampaknya bagi Kesehatan

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Zat aditif berguna untuk meningkatkan cita rasa, mempercantik tampilan, serta menambah daya simpan di toko.
  • Berbagai organisasi seperti FAO, Kemenkes RI, serta FDA yang didukung oleh WHO menyatakan bahwa MSG aman dikonsumsi bagi tubuh selama masih dalam batas normal.
  • Konsumsi perasa buatan berpotensi menurunkan produksi sel darah merah serta meracuni sel sumsum tulang.
  • Pemanis buatan biasanya ada di dalam makanan ataupun minuman rendah kalori, contohnya aspartam dan sakarin.
  • Pewarna buatan digunakan untuk mempercantik tampilan dari makanan itu sendiri supaya lebih menarik, contohnya eritrosin, tartrazin, dan carmoisine.
  • Mengingat dampak kesehatan yang begitu berbahaya, pastikan untuk lebih membatasi konsumsi makanan cepat saji dengan tambahan zat aditif.
  • Klik untuk mendapatkan asupan makanan dan minuman sehat di rumah Anda melalui HDMall. Gratis ongkir ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Di era modern ini, segala hal dapat dilakukan secara instan dan serba cepat. Salah satunya dalam penyajian makanan fast food atau lebih dikenal makanan cepat saji. Tahukah Anda, di samping cita rasanya yang nikmat, di dalam makanan cepat saji ini rupanya mengandung zat tambahan atau aditif. Zat tersebut berguna untuk meningkatkan cita rasa, mempercantik tampilan, serta menambah daya simpan di toko.

Di balik semua itu, zat aditif dalam makanan cepat saji juga dapat menimbulkan dampak pada kesehatan tubuh Anda. Apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus.

Beragam zat aditif dalam makanan cepat saji

1. MSG

Monosodium glutamat atau sering disingkat dengan MSG adalah salah satu zat aditif yang sering dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan. Masyarakat awam mengenal MSG ini dengan sebutan micin.

Memang, jika dibandingkan dengan makanan tanpa micin, cita rasanya jauh berbeda. Maka tak heran, banyak orang jauh lebih menikmati makanan dengan kandungan MSG daripada yang tidak. Lalu, bagaimana dampaknya bagi kesehatan apabila dikonsumsi secara terus menerus?

Menurut mitos yang berkembang, MSG dapat mengakibatkan otak menjadi lemot alias lebih lambat dalam berpikir. Tak hanya itu, zat aditif ini juga diduga dapat menyebabkan kepala pusing serta perut mual

Meski demikian, berbagai organisasi seperti FAO, Kemenkes RI, serta FDA yang didukung oleh WHO menyatakan bahwa MSG aman dikonsumsi bagi tubuh. Kunci terpentingnya adalah hindari mengonsumsinya secara berlebihan supaya tidak berdampak buruk bagi tubuh.

Baca selengkapnya: Apakah Benar MSG Berbahaya Bagi Kesehatan?

2. Perasa buatan

Sebagian besar makanan maupun minuman kemasan umumnya mengandung perasa buatan. Zat aditif ini berfungsi untuk memberikan cita rasa tertentu seperti rasa jeruk, cokelat, vanila, dan sebagainya.

Memang, soal rasa tidak dapat dipungkiri kenikmatannya. Namun, tahukah Anda apa dampak zat aditif perasa buatan ketika dikonsumsi secara berlebihan?

Menurut penelitian yang telah dilakukan, konsumsi perasa buatan dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti menurunkan produksi sel darah merah serta meracuni sel sumsum tulang. Meskipun masih memerlukan penelitian lebih lanjut, alangkah baiknya jika Anda membatasi konsumsi makanan maupun minuman dengan kandungan zat aditif semacam ini.

3. Pemanis buatan

Disamping MSG dan perasa buatan, rupanya ada lagi jenis zat aditif lain yang umum ditambahkan pada makanan, yaitu pemanis buatan. Beberapa contoh pemanis buatan adalah aspartam dan sakarin. 

Pemanis buatan biasanya ada di dalam makanan ataupun minuman rendah kalori. Memang, tujuan pemanis buatan adalah untuk membantu mengontrol kadar gula dalam darah.

Namun, tetap saja, konsumsi zat aditif pemanis buatan secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan tubuh. Sebaiknya tetap konsumsi pemanis buatan dalam batas wajar agar tidak memicu penyakit dalam tubuh.

Baca juga: 5 Jenis Pemanis Buatan yang Paling Populer, Namun Juga Berbahaya

4. Pewarna buatan

Pewarna buatan sering kali digunakan untuk mempercantik tampilan dari makanan itu sendiri supaya lebih menarik. Dengan demikian, konsumen akan tertarik untuk membelinya. 

Ada dua jenis pewarna yang dapat ditambahkan, yaitu pewarna buatan dan pewarna alami. Contoh dari pewarna buatan seperti eritrosin, tartrazin, carmoisine, dan lainnya.

Perlu diperhatikan bahwa zat aditif buatan ini dapat menimbulkan sejumlah masalah pada tubuh. Beberapa pewarna makanan diduga kuat dapat memicu hiperaktivitas pada anak dengan ADHD, tumor tiroid, hingga kanker.

Mengingat dampak kesehatan yang begitu berbahaya, pastikan untuk lebih membatasi konsumsi makanan cepat saji dengan tambahan zat aditif. Sebaiknya gunakan pewarna yang berasal dari bahan-bahan alami agar lebih aman. Misalnya daun suji untuk warna hijau, kunyit untuk warna kuning oranye, buah naga untuk warna ungu, dan sebagainya.

Baca selengkapnya: 5 Jenis Pewarna Makanan Paling Berbahaya


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Food additives. World Health Organization (WHO). (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/food-additives)
Overview of Food Ingredients, Additives & Colors. U.S. Food and Drug Administration (FDA). (https://www.fda.gov/food/food-ingredients-packaging/overview-food-ingredients-additives-colors)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app