Komplikasi Akibat Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat

Dipublish tanggal: Agu 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 17, 2020 Waktu baca: 4 menit
Komplikasi Akibat Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat

Anemia defisiensi vitamin B12 dan folat (vitamin B9) adalah suatu kondisi di mana tubuh mengalami kekurangan sel darah merah yang disebabkan oleh kurangnya kadar vitamin B12 dan B9. Kondisi ini umumnya baru disadari dan berkembang setelah melewati jangka waktu yang cukup panjang.

Vitamin B9 dan B12 sendiri sebenarnya berfungsi untuk memproduksi sel darah merah yang mengangkut oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Tetapi jika terjadi kekurangan, hal inilah yang menyebabkan terjadinya anemia dan disebut dengan anemia megaloblastik. Dalam kondisi anemia defisiensi vitamin B12 dan folat ini, sumsum tulang hanya dapat menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang sedikit.

Baca juga: Penyebab Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat

Tanpa sel darah merah yang cukup, maka jumlah oksigen dalam tubuh juga otomatis akan berkurang dan menyebabkan fungsi beberapa organ tubuh dapat mengalami gangguan dan tidak dapat bekerja secara optimal. Sebagian besar kasus anemia ini dapat ditangani dengan mengonsumsi suplemen untuk meningkatkan defisiensi vitamin yang kurang tersebut.

Penyebab Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat

Anemia defisiensi vitamin B12 dan folat (vitamin B9) dapat terjadi karena tubuh kekurangan nutrisi yang mengandung kedua jenis vitamin tersebut sehingga produksi sel darah merah tidak tercukupi dengan baik. Padahal vitamin B12 dapat ditemukan pada daging, telur, dan susu. Sementara vitamin B9 atau folat banyak ditemukan pada sayuran hijau dan buah-buahan.

Selain dari faktor makanan yang dikonsumsi, gangguan pada usus termasuk munculnya bakteri, mengidap penyakit usus tertentu seperti penyakit Crohn atau usus buntu juga dapat menjadi penyebab tubuh mengalami defisiensi vitamin B12 dan folat. Mengonsumsi alkohol dan obat tertentu juga dapat mengganggu penyerapan folat dalam tubuh.

Penderita anemia defisiensi vitamin B12 dan folat umumnya akan menunjukkan gejala seperti pucat, letih, lesu, lemas, sakit kepala, berkurangnya nafsu makan, insomnia, penurunan berat badan secara tiba-tiba, mudah pingsan, sesak napas, hingga kesemutan.

Baca juga: Gejala dan Cara Pengobatan Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat

Komplikasi Akibat Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat

Komplikasi anemia defisiensi vitamin B12 dan folat ini umumnya terjadi pada orang dewasa dan bukan pada anak-anak. Jika tidak segera ditangani dengan cara yang tepat, maka semua jenis anemia termasuk anemia defisiensi besi, anemia defisiensi vitamin B12, dan anemia defisiensi folat (vitamin B9) dapat memicu berbagai komplikasi gangguan jantung maupun paru-paru.

Penderita anemia defisiensi B12 dan folat, selain beresiko terjadinya komplikasi penyakit jantung dan paru-paru, kondisi ini juga dapat menimbulkan komplikasi seperti:

Gagal jantung

Gagal jantung (heart failure) merupakan suatu kondisi di mana jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh dan dapat meningkatkan risiko kematian. Gejala utama gagal jantung adalah sesak nafas, mudah lelah, serta terjadinya pembengkakan pada kaki. Kondisi ini dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan vitamin B12 dan folat, sekaligus menghentikan kebiasaan merokok dan minuman alkohol.

Baca juga: Penyebab dan Gejala Gagal Jantung

Gangguan sistem saraf

Gangguan sistem saraf atau neurologis meliputi:

  • Masalah pada penglihatan
  • Daya ingat menurun
  • Sering merasa kesemutan
  • Kerusakan sistem saraf terutama di bagian kaki
  • Ataksia atau gangguan saraf motorik

Kondisi ataksia dapat membuat penderita tidak bisa mengendalikan saraf motoriknya sesuai dengan keinginannya sendiri. Gangguan ini menyerang sistem saraf motorik yang menggerakkan semua organ dan otot tubuh. Pada penderita ataksia, hilangnya kontrol saraf motorik ini akan berujung pada ketidakmampuan dalam berbicara, kesulitan bernafas, kesulitan berjalan hingga pada tingkat yang paling parah, saraf motorik pada sistem pernafasan dan organ jantung akan terhenti dan dapat berakibat pada risiko kematian.

Infertilitas

Infertilitas atau kemandulan dapat terjadi akibat kekurangan vitamin B12 dan folat di mana dua vitamin ini sangat mempengaruhi tingkat kesuburan. Jika tubuh defisiensi vitamin B12 dan folat terlalu besar, maka ibu hamil akan disarankan untuk mengonsumsi suplemen folat untuk mencegah kemandulan dan mengurangi risiko masalah kesehatan pada bayi, seperti kelainan anensefali (anencephaly), spina bifida, maupun autisme.

Gangguan kehamilan dan bayi

Defisiensi folat dan vitamin B12 dapat menyebabkan gangguan pada janin yang dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur ataupun bayi yang lahir dengan berat badan yang rendah. Kurangnya asam folat pada masa kehamilan adalah hal yang sangat beresiko karena dalam perkembangannya janin sangat membutuhkan nutrisi asam folat. Jika hal ini terjadi, risiko untuk bayi lahir prematur sebelum 37 minggu masa kehamilan dan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah sangatlah besar.

Tak hanya risiko pada masa kehamilan, tetapi vitamin B12 dan folat juga berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam rahim atau uterus. Jika ibu hamil kekurangan vitamin B12 dan folat (vitamin B9) dalam tubuh, ada kemungkinan meningkatnya resiko bayi lahir cacat.

Penyakit kardiovaskular

Terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, kelainan atau kerusakan pembuluh darah, dan penyakit jantung koroner mungkin terjadi akibat anemia defisiensi vitamin B12 dan folat. Selain itu, penyakit kardiovaskular juga dapat terjadi akibat kebiasaan merokok, tekanan darah yang tinggi, mengidap diabetes, maupun kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.

Untuk menghindari terjadinya risiko komplikasi penyakit di atas, maka diperlukan perhatian khusus terkait jumlah asupan dan nutrisi yang dikonsumsi, terutama makanan yang kaya akan vitamin B12 dan folat (vitamin B9) untuk menghindari terjadinya anemia defisiensi vitamin B12 dan folat.

Baca juga: Sumber Makanan yang Mengandung Asam Folat

Jika sudah mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat dan vitamin B12 tetapi kadarnya masih kurang, maka Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, termasuk kemungkinan diberikan suplemen vitamin B12 dan folat yang membantu memenuhi kebutuhan tersebut. Perlu diingat bahwa konsumsi suplemen vitamin B12 dan folat harus berdasarkan resep dokter.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ferri FF. Vitamin deficiency (hypovitaminosis). In: Ferri's Clinical Advisor 2020. Elsevier; 2020. https://www.clinicalkey.com.
Rethinking drinking: Alcohol and your health. National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism. http://pubs.niaaa.nih.gov/publications/RethinkingDrinking/Rethinking_Drinking.pdf.
Folate: Fact sheet for health professionals. National Institutes of Health Office of Dietary Supplements. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Folate-HealthProfessional/.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app