3 Manfaat Propolis untuk Kesehatan yang Tak Kalah dari Madu

Dipublish tanggal: Okt 19, 2020 Update terakhir: Nov 3, 2020 Waktu baca: 3 menit
3 Manfaat Propolis untuk Kesehatan yang Tak Kalah dari Madu

Ringkasan

Buka

Tutup

    • Propolis adalah getah yang dikumpulkan oleh lebah madu dari berbagai jenis tanaman. Terdiri dari resin, lilin, minyak esensial, serbuk sari, dan senyawa lainnya;
    • Beda propolis dan madu tampak dari warnanya. Propolis cenderung cokelat kehitaman, sedangkan warna madu bervariasi dari putih, cokelat terang, hingga hitam;
    • Propolis mengandung pinocembrin yang mampu meningkatkan pertumbuhan sel-sel sehat pada kulit yang terluka sehingga mempercepat penyembuhan;
    • Penggunaan salep mengandung propolis 3% ditemukan dapat membantu mengurangi gejala herpes mulut maupun herpes genital;
    • Jika Anda memiliki alergi lebah maupun madu, maka Anda juga perlu berhati-hati sebab mungkin Anda akan alergi terhadap propolis;
    • Klik untuk mendapatkan propolis atau asupan makanan & minuman sehat lainnya ke rumah Anda di HDMall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

    Saat mendengar kata “madu”, mungkin yang terlintas dalam benak Anda adalah cairan manis yang dihasilkan oleh lebah. Namun, tahukah Anda bahwa madu bukanlah satu-satunya produk lebah? Hewan yang kerap hinggap di bunga ini ternyata juga menghasilkan propolis. Memangnya, apa manfaat propolis dan apa bedanya dengan madu? Baca ulasan berikut sampai tuntas.

    Apa itu propolis?

    Propolis adalah semacam getah yang dikumpulkan oleh lebah madu dari berbagai jenis tanaman, biasanya dari tumbuhan berdaun jarum. Dilihat dari komposisinya, propolis terdiri dari:

    • 50% resin;
    • 30% lilin;
    • 10% minyak esensial;
    • 5% serbuk sari;
    • 5% senyawa fenolik, ester, flavonoid, terpene, beta-steroid, aldehida aromatik, alkohol, dan senyawa lainnya.

    Ketika bercampur dengan lilin dan liur alami dalam tubuh lebah, maka akan tercipta suatu produk lengket seperti lem yang berwarna cokelat kehijauan. Lebah menggunakan ‘lem’ tersebut untuk menutupi lubang dan retakan pada sarangnya. Karena teksturnya lengket seperti lem, maka propolis sering disebut dengan lem lebah.

    Baca juga: Propolis: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

    Apa perbedaan propolis dengan madu?

    Meski sama-sama diproduksi oleh lebah madu, propolis dan madu ternyata memiliki sejumlah perbedaan. Nah, supaya tak tertukar, pahami perbedaan propolis dan madu berikut ini:

    1. Asal muasal

    Madu adalah cairan manis yang berasal dari nektar tumbuhan dan diproses oleh lebah madu. Cairan tersebut kemudian akan disimpan ke dalam sel-sel sarang lebah sebagai sumber karbohidrat. Hal ini tentunya berbeda dengan propolis yang terbuat dari kombinasi getah, lilin, dan liur alami dari tubuh lebah.

    Baca juga: Madu Penyubur Kandungan, Fakta atau Hanya Mitos?

    2. Kandungan

    Beda propolis dan madu bisa dilihat dari kandungannya. Propolis merupakan ‘lem lebah’, terdiri dari kombinasi resin, lilin, minyak esensial, serbuk sari, dan senyawa lainnya.

    Sementara itu, madu dikenal sebagai larutan gula jenuh yang terdiri dari:

    • 82,4% karbohidrat;
    • 38,5% fruktosa,
    • 31% glukosa;
    • 12,9% gula lainnya;
    • 17,1% air;
    • 0,5% protein;
    • Asam organik, vitamin, dan mineral lainnya.

    3. Warna

    Cara mudah membedakan propolis dengan madu adalah dari warnanya. Warna madu cenderung bervariasi. Ada yang berwarna kuning, cokelat cerah, hingga hitam dengan tekstur yang kental menyerupai sirup. Sedangkan propolis tampak berwarna cokelat tua agak kehitaman dan cenderung pekat. 

    Baca juga: Ciri-Ciri Madu Asli, Ujilah Melalui 8 Cara Berikut

    Manfaat propolis untuk kesehatan

    Sama seperti madu, propolis ternyata sudah digunakan selama ribuan tahun yang lalu sebagai obat tradisional. Orang Mesir, misalnya, telah menggunakan propolis sebagai balsem untuk mengawetkan mumi secara alami.

    Propolis memiliki senyawa antibakteri yang mampu melawan infeksi bakteri, virus, hingga jamur dalam tubuh. Tak kalah dari madu, propolis juga mengandung sejumlah vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Mulai dari vitamin B1, B2, B6, C, dan E serta mineral magnesium, kalsium, kalium, natrium, tembaga, zinc, mangan, hingga besi.

    Dari kombinasi senyawa dan nutrisi di atas, maka inilah manfaat propolis untuk kesehatan:

    1. Mempercepat penyembuhan luka

    Propolis mengandung pinocembrin, sejenis flavonoid yang berperan sebagai antijamur. Zat tersebut memiliki sifat antiradang dan antimikroba yang mampu mempercepat penyembuhan luka pada kulit.

    Menurut studi dalam jurnal Burns & Trauma tahun 2015, manfaat propolis diketahui dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel sehat pada kulit yang terluka. Bahkan, studi serupa melaporkan bahwa ekstrak propolis topikal lebih efektif mengurangi sel mast pada luka operasi di mulut daripada saat menggunakan krim steroid. 

    2. Mengatasi herpes mulut dan genital

    Penggunaan salep mengandung propolis 3% ditemukan dapat membantu mengurangi gejala herpes mulut maupun herpes genital. Herpes adalah penyakit akibat virus yang menyebabkan munculnya lepuhan merah pada kulit dan berisi cairan, bisa muncul di mulut hingga area genital.

    Setelah dioleskan sebanyak 3 kali sehari, kandungan propolisnya diyakini berperan penting dalam mempercepat penyembuhan luka. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah virus herpes di tubuh penderita, tetapi juga melindungi kekambuhan herpes di masa mendatang.

    3. Berpotensi mengatasi kanker

    Manfaat propolis disinyalir mampu mengatasi sejumlah jenis kanker dalam tubuh. Menurut studi, propolis mengandung senyawa anti kanker yang dapat memblokir cara sel kanker untuk memberikan sinyal satu sama lain. Hal inilah yang kemudian mencegah perkembangbiakan sel kanker dalam tubuh.

    Akan tetapi, perlu diingat bahwa manfaat propolis yang satu ini hanya berfungsi sebagai terapi pelengkap, bukan satu-satunya pengobatan kanker. Jika Anda memiliki alergi lebah maupun madu, maka Anda juga perlu berhati-hati sebab mungkin Anda akan alergi terhadap propolis. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan propolis untuk pengobatan.


    5 Referensi
    Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
    Oxidative Medicine and Cellular Longevity. Honey, Propolis, and Royal Jelly: A Comprehensive Review of Their Biological Actions and Health Benefits. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5549483/). 26 Juli 2017.
    Burns & Trauma. Propolis: a new frontier for wound healing? (http://burnstrauma.biomedcentral.com/articles/10.1186/s41038-015-0010-z). 22 Juli 2015.

    Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

    Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
    (1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

    Buka di app