Cara Mengatasi Keputihan yang Mengganggu

Dipublish tanggal: Agu 24, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Mar 24, 2020 Waktu baca: 3 menit
Cara Mengatasi Keputihan yang Mengganggu

Keputihan cukup wajar dialami oleh setiap wanita, namun terkadang keputihan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan keluhan pada wanita yang mengalaminya. Oleh karena itu, diperlukan beberapa cara untuk mengatasi keputihan dengan tepat.

Secara medis, cairan vagina merupakan cara alami tubuh yang berfungsi untuk membersihkan organ intim wanita. Cairan dikatakan normal apabila cairan yang keluar dari vagina masih tampak jernih atau sedikit keruh, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa gatal maupun terbakar. Tetapi saat menjelang menstruasi, cairan vagina ini akan sedikit mengalami perubahan dari segi tekstur dan jumlah menjadi lebih kental dan banyak sehingga masih bisa dikatakan wajar.

Ciri-ciri keputihan tidak normal

Keputihan yang normal biasanya tidak akan menimbulkan keluhan yang berlebihan pada wanita. Tetapi jika keputihan sudah tidak normal, wanita mungkin akan merasa terganggu dengan cairan yang keluar dari vagina.

Keputihan yang tidak normal biasanya ditandai dengan adanya perubahan bau, warna, dan tekstur. Biasanya keputihan yang tidak normal disebabkan oleh infeksi seperti jamur, virus, bakteri, ataupun reaksi alergi karena bahan kimia dari sabun, semprotan vagina (spray), atau bahan pakaian dalam yang mengganggu kebersihan vagina.

Keputihan yang tidak normal biasanya akan menimbulkan cairan yang cukup banyak, berbau, atau menimbulkan rasa gatal, panas, serta munculnya pembengkakan di sekitar vagina. Keputihan yang tidak normal juga dapat mengganggu dan menimbulkan ketidaknyamanan saat buang air kecil. Jika sudah menikah, maka keputihan dapat mengganggu kehidupan seksual Anda.

Pada saat hamil, seorang wanita biasanya juga dapat mengalami keputihan karena adanya perubahan hormon. Pada saat hamil, cairan vagina akan mengalami perubahan tekstur dan volume. Perubahan ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi yang akan membahayakan janin yang sedang ada dalam kandungan. Ketika waktu persalinan hampir tiba biasanya keputihan akan muncul sebagai akibat dari tekanan kepala bayi pada bagian serviks atau leher rahim.

Keputihan yang normal dan wajar biasanya dapat diatasi dengan menjaga kebersihan vagina atau miss V. Setiap wanita bisa menggunakan air hangat ketika membersihkan vagina, membersihkan bagian vagina dari depan ke belakang setelah buang air, menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks, dan memilih pakaian yang berbahan katun serta tidak ketat sehingga nyaman digunakan.

Baca juga: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Keputihan

Tips mengatasi keputihan

Keputihan yang tidak normal tentunya akan mengganggu dan menimbulkan ketidaknyamanan saat beraktivitas. Penanganan keputihan tak normal ini tentunya harus disesuaikan dengan penyebabnya karena jika salah penanganan tentunya akan menimbulkan dampak yang lebih buruk bagi kesehatan reproduksi. Beberapa tips mengatasi keputihan ini mungkin dapat diterapkan, di antaranya:

Penggunaan obat anti jamur atau anti bakteri

Jika keputihan pada vagina disebabkan oleh infeksi, maka pemberian obat anti jamur atau anti bakteri bisa dicoba. Obat yang diberikan biasanya berupa obat oles khusus untuk vagina atau obat oral yang dikonsumsi, seperti fluconazole, terconazole, maupun miconazole. Tetapi penggunaan obat antijamur tidak boleh digunakan oleh ibu hamil karena dapat meningkatkan risiko keguguran dan cacat lahir.

Mengganti bahan atau sumber penyebab iritasi

Jika keputihan disebabkan oleh alergi atau iritasi, Anda dapat mengobatinya dengan menghindari penyebab datangnya alergi atau iritasi, yakni dengan mengganti sabun, deterjen, pembalut, atau bahan lain yang bisa menjadi sumber penyebab iritasi dan keputihan. Selain itu, obat oles juga dapat digunakan untuk mengurangi keputihan.

Mengonsumsi yoghurt

Selain obat, wanita yang mengalami keputihan juga bisa mengonsumsi yogurt jenis plain yoghurt (tanpa rasa dan tidak mengandung gula). Karena yogurt terbukti dapat membantu mengurangi infeksi yang bisa menyebabkan keputihan tidak normal. Hal ini disebabkan kandungan bakteri baik lactobacillus yang terdapat pada yogurt dapat membantu mengembalikan pH asam di area miss V secara alami.  

Baca juga: Jenis Yoghurt dan Manfaat Yoghurt Bagi Kesehatan

Penggunaan pembersih

Keputihan yang disebabkan oleh infeksi bakteri patogen penyebab vaginosis dapat diatasi juga dengan pembersih kewanitaan yang mengandung povidone iodone. Pembersih ini akan lebih efektif jika digunakan dengan memasukkannya ke dalam vagina (supositoria) daripada mengonsumsi kapsul yang mengandung bakteri laktobasius.

Penggunaan pembersih yang mengandung povidone iodone ini dapat menurunkan pertumbuhan bakteri patogen dan meningkatkan bakteri baik pada vagina, sekaligus membantu mengobati infeksi vagina (akibat jamur dan bakteri), mencegah infeksi rahim (intrauterine), serta mengembalikan keberadaan bakteri baik pada vagina.

Jika Anda mengalami keputihan yang tak kunjung menghilang dan mengalami perubahan pada warna, tekstur, maupun berbau, segera berkonsultasi kepada dokter spesialis sehingga dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai dengan yang kondisi.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ibrahim, Mohammad. (2013). IDENTIFICATION OF MICROBIOLOGICAL PROFILE OF LEUCORRHOEA IN REPRODUCTIVE AGE GROUP. PHARMANEST. 4. 1164-1178. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/259762687_IDENTIFICATION_OF_MICROBIOLOGICAL_PROFILE_OF_LEUCORRHOEA_IN_REPRODUCTIVE_AGE_GROUP)
By the way, doctor: What can I do about chronic leukorrhea?. Harvard Health. (https://www.health.harvard.edu/newsletter_article/what-can-i-do-about-chronic-leukorrhea)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app