Panduan Lengkap CPR Atau Resusitasi Jantung Paru

Dipublish tanggal: Nov 4, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Nov 9, 2019 Waktu baca: 3 menit
Panduan Lengkap CPR Atau Resusitasi Jantung Paru

Cardiopulmonary Resuscitation atau CPR adalah sebuah teknik pertolongan pertama untuk memberikan napas buatan kepada orang yang detak jantungnya berhenti. Teknik ini merupakan salah satu teknik kompresi dada dan bisa dilakukan untuk orang yang tiba-tiba tidak bisa bernapas.

Nama lain dari tindakan CPR adalah resusitasi jantung paru atau disingkat RJP. Biasanya, teknik ini dilakukan kepada orang yang tenggelam di air atau terkena serangan jantung secara mendadak. 

Yang harus diperhatikan sebelum memberikan CPR

Jantung yang berhenti berdetak dapat membahayakan banyak organ vital dalam tubuh. Pasalnya, ketika kerja jantung berhenti, maka peredaran darah penuh oksigen yang seharusnya dialirkan ke otak dan organ lainnya juga akan ikut berhenti.  

Apabila dibiarkan, hal ini bisa memicu terjadinya kerusakan otak pada diri seseorang. Tidak jarang, kasus kerusakan otak ini akan berakhir pada kematian. Nah, di sinilah peran tindakan CPR atau RJP untuk menolong jantung agar berdetak kembali dan mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh. 

Namun sebelum melakukan tindakan CPR, ada beberapa hal atau tips yang bisa Anda terapkan, seperti:

  • Memeriksa lokasi keamanan yang ada di sekitar pasien.
  • Memeriksa apakah pasien masih sadar atau tidak. Panggil nama pasien dengan suara lantang atau goyangkan tubuhnya tidak terlalu keras. 
  • Melakukan evaluasi pernapasan. Evaluasi pernapasan bisa dilakukan dengan memeriksa dada, mulut, dan hidung. Rasakan apakah ada hembusan napas dari pasien selama 10 detik. 
  • Memeriksa denyut nadi melalui pergelangan tangan. 
  • Memanggil orang medis, Anda bisa menelepon rumah sakit atau menekan tombol darurat 118. 

Apakah orang non medis bisa memberikan CPR?

Jawabannya, tentu bisa. CPR tidak harus dilakukan oleh dokter atau tenaga medis, kok.

Tindakan CPR harus dilakukan dengan benar dan secepat mungkin demi menyelamatkan nyawa seseorang. Teknik CPR yang Anda lakukan mungkin saja berbeda dengan apa yang dilakukan oleh tenaga medis. Asalkan tujuannya sama, yakni untuk menyelamatkan nyawa, maka orang awam boleh saja untuk melakukan tindakan CPR. 

Cara tepat melakukan CPR

Ada tiga langkah utama yang harus dilakukan apabila akan memberikan CPR, yakni:

Langkah pertama : kompresi dada 

Langkah pertama saat melakukan CPR adalah membaringkan tubuh pasien di atas permukaan yang keras. Setelah itu, Anda bisa berlutut di bagian samping antara leher dan bahu pasien.

Letakkanlah salah satu telapak tangan Anda di bagian tengah dada di antara puting. Jika sudah, maka letakkan telapak tangan yang satunya diatas tangan yang pertama. 

Tekan dada pasien kira-kira sedalam 5 cm sebanyak 30 kali, dengan kecepatan 1-2 kali tekanan per detik. Gunakan semua kekuatan tubuh bagian atas agar tekanan menjadi lebih kuat.

Apabila pasien menunjukkan tanda bernapas, maka segera cek kesadarannya. Jika belum, Anda bisa memberikan napas buatan hanya untuk orang yang sudah kompeten saja. 

Kalau Anda merasa tidak percaya diri untuk melakukan napas buatan, maka Anda bisa terus melakukan kompresi dada sampai tenaga medis datang dan membantu. 

Langkah kedua : buka saluran pernapasan 

Bukalah saluran pernapasan pasien dengan cara mendongakkan kepalanya. Setelah itu, Anda bisa meletakkan tangan di bagian dahi. Jika sudah melakukan kedua hal tersebut, maka Anda bisa mengangkat dagu pasien agar memudahkan dia untuk bernapas. 

Langkah ketiga : berikan napas buatan 

Apabila mulut pasien tidak terluka, maka Anda bisa memberikan pernapasan dari mulut ke mulut. Namun jika kondisi mulut pasien terluka, maka Anda bisa menyalurkan napas buatan melalui hidung.

Perbaiki posisi leher apabila pasien belum bisa bernapas melalui napas buatan. Setelah melakukan napas buatan, Anda bisa melakukan kompresi dada sebanyak 30 kali.

Perlu dicatat bahwa jangan terlalu sering memberikan napas buatan, maksimal 2 kali sebelum melakukan kompresi dada. Teknik ini hanya bisa dilakukan untuk orang dewasa dan remaja, tidak untuk bayi dan anak-anak. 

Saat seseorang membutuhkan pertolongan, maka lebih baik Anda mencobanya daripada hanya diam dan melihat orang tersebut kehilangan napasnya. Melakukan CPR memang tidak mudah, tapi tak ada salahnya untuk belajar agar bisa menolong orang lain. 

Baca Juga: Langkah-Langkah Pertolongan Pertama Pada Serangan Jantung


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What is an automated external defibrillator? [Fact sheet]. (2017). (http://www.heart.org/idc/groups/heart-public/@wcm/@hcm/documents/downloadable/ucm_300340.pdf)
Mayo Clinic Staff. (2018). Cardiopulmonary resuscitation (CPR): First aid. (https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-cpr/basics/art-20056600)
Learn about automated external defibrillators. (n.d.). (https://www.redcross.org/take-a-class/learn-about-aeds)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app