Pahami Informasi Ini Sebelum Vaksin COVID-19!

Dipublish tanggal: Jun 18, 2021 Update terakhir: Okt 26, 2021 Waktu baca: 5 menit
Pahami Informasi Ini Sebelum Vaksin COVID-19!

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Perkembangan vaksin COVID-19 hingga saat ini membuat masyarakat semakin antusias untuk divaksin. Meski demikian, tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri sebelum vaksin. 
  • Kamu dapat melakukan persiapan dengan mulai mencari informasi seputar vaksin, misalnya bagaimana risiko efek samping yang mungkin terjadi, penanganan efek samping, atau mungkin kondisi apa saja yang membuatmu tidak mungkin untuk divaksin.
  • Klik untuk membeli perlengkapan new normal serta produk suplemen dan vitamin dari rumah kamu melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.
  • Dapatkan paket cek COVID-19 berupa swab PCRswab antigen, dan rapid test dengan harga bersahabat dan tim medis berpengalaman di HDmall.

Perkembangan vaksin COVID-19 hingga saat ini membuat masyarakat semakin antusias untuk divaksin. Meski demikian, tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri sebelum vaksin. 

Kamu dapat melakukan persiapan dengan mulai mencari informasi seputar vaksin, misalnya bagaimana risiko efek samping yang mungkin terjadi, penanganan efek samping, atau mungkin kondisi apa saja yang membuatmu tidak mungkin untuk divaksin.

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Kabar baiknya, kamu dapat membaca informasi tersebut lewat ulasan berikut. Yuk!

Apa saja jenis vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia?

Enam vaksin COVID-19 yang sudah disetujui WHO adalah Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm,  Pfizer/BioNTech, dan Johnson & Johnson’s Janssen. 

Untuk saat ini vaksin yang digunakan di Indonesia adalah Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, dan Moderna.

Baca juga: 6 Vaksin COVID-19 Telah Disetujui WHO, Sinovac yang Terbaru

Apakah vaksin COVID-19 aman digunakan?

Vaksin COVID-19 yang disediakan oleh pemerintah Indonesia aman digunakan karena telah melalui berbagai uji klinis serta disetujui penggunaannya pada masa darurat oleh BPOM atas rekomendasi WHO. 

Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan persetujuan penggunaan vaksin yang ada untuk digunakan di masa darurat COVID-19.

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Berapa biaya vaksinasi COVID-19 di Indonesia?

Vaksin COVID-19 yang tersedia untuk individu tidak dipungut biaya alias gratis. Kamu hanya perlu mendaftar atau menunggu panggilan dari fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan vaksin COVID-19 serta mengikuti jadwal dan aturan yang berlaku.

Meski demikian, pemerintah juga menjalankan Vaksinasi Gotong Royong.  Program ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 10 tahun 2021, tentang pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi COVID-19. 

Vaksinasi Gotong Royong dimulai sejak 17 Mei 2021 dengan menggunakan Sinopharm melalui penunjukan PT Bio Farma. Program ini ditujukan kepada karyawan, keluarga, dan individu lain dalam keluarga. Bedanya dibebankan pada perusahaan atau badan hukum yang menaungi penerima vaksin. 

Mengutip Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021/, biaya program ini adalah:

  • Harga pembelian vaksin Rp321.660,- per dosis.
  • Tarif maksimal pelayanan vaksinasi Rp117.910,- per dosis.

Apa manfaat vaksin COVID-19?

Hingga saat ini belum ada metode pengobatan COVID-19 masih dalam tahap penelitian. Vaksinasi COVID 19 bisa dilakukan untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) serta meminimalkan tingkat risiko keparahan COVID-19, terlebih hingga sekarang metode pengobatan COVID-19 masih dalam tahap penelitian.

Adakah syarat untuk mendapatkan vaksin COVID-19?

Pemberian vaksin COVID-19 secara nasional oleh pemerintah dilakukan secara bertahap kepada masyarakat yang sehat dan tidak memiliki penyakit komorbid. Pemberian vaksin diberikan kepada orang berusia 18 tahun ke atas.

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Adakah yang tidak boleh menerima vaksin COVID-19?

Orang atau kelompok yang tidak boleh menerima vaksin COVID-19 adalah orang-orang dengan kondisi berikut:

  • Demam dengan suhu di atas 37,4 derajat Celcius
  • Wanita hamil
  • Masih positif COVID-19 atau belum sampai 3 bulan dinyatakan sembuh dari COVID-19
  • Pasien di bawah usia 18 tahun
  • Penderita autoimun
  • Memiliki penyakit penyerta--seperti hipertensi, diabetes, gangguan jantung, gangguan pernapasan--yang tidak terkontrol
  • Mengalami alergi berat setelah menerima vaksin COVID-19 dosis 1 sehingga tidak bisa mendapatkan vaksin dosis 2
  • Sedang mendapat pengobatan imunosupresan, seperti kortikosteroid dan kemoterapi
  • Lansia yang menjawab 'ya' pada lebih dari 3 pertanyaan sesuai format skrining vaksinasi
  • Sedang mendapat pengobatan untuk gangguan pembekuan darah, kelainan darah, defisiensi imun, dan penerima produk darah

Syarat-syarat tersebut mungkin bisa berubah tergantung pada penelitian dan pengembangan vaksin COVID-19 lanjutan.

Baca juga: Kenapa Vaksin COVID-19 Belum Bisa Diberikan kepada Penderita Autoimun?

Adakah persiapan yang diperlukan saat akan melakukan vaksinasi COVID-19?

Selain mempersiapkan urusan administrasi, termasuk pendaftaran dan jadwal vaksinasi, persiapan kondisi fisik juga sangat penting. Hindari stres dan usahakan untuk memiliki waktu tidur yang cukup sebelum melakukan vaksinasi. 

Jaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat serta suplemen vitamin serta hindari olahraga atau aktivitas berat beberapa jam sebelum dan sesudah vaksinasi. 

Ketika melakukan pemeriksaan awal (screening) sebelum vaksinasi COVID 19, beritahukan petugas kondisi kesehatan kamu. Jika memiliki penyakit penyerta seperti riwayat diabetes dan hipertensi sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan kondisi kamu memungkinkan untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Jalani proses vaksinasi COVID-19 dengan tenang dan senyaman mungkin.

Berapa banyak dosis yang diperlukan saat vaksin COVID-19?

Pemberian vaksin COVID-19 dilakukan dengan dosis dan ketentuan yang berbeda-beda tergantung jenis vaksin dan usia penerima vaksin. 

Sebagai contoh, vaksin Sinovac, Moderna, dan Pfizer akan diberikan dalam 2 sesi waktu yang berjarak 28 hari antara dosis pertama dan kedua dengan jumlah masing-masing dosis sebesar 0,5 ml. Sedangkan untuk vaksin AstraZeneca akan diberikan dalam rentang waktu 12 minggu antara dosis pertama dan kedua.

Apa saja efek samping vaksin COVID-19?

Beberapa efek samping ringan mungkin saja terjadi dan bersifat sementara pasca vaksinasi COVID-19, seperti demam, mengantuk, nyeri otot, dan ruam pada area bekas suntikan.

Reaksi lain yang mungkin terjadi setelah vaksinasi COVID 19 dapat berupa sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot di seluruh badan, urtikaria, syok anafilaktik, kelemahan, hingga pingsan. 

Namun, penggunaan vaksin COVID-19 yang ada saat ini diklaim memiliki manfaat yang lebih besar daripada risiko efek sampingnya. Selain itu, efek samping tersebut merupakan tanda bahwa sistem imun tubuh sedang mengenali atau merespons kehadiran vaksin tersebut.

Baca juga: Alami Efek Samping Vaksin COVID-19? Ini Cara Mengatasinya

Apa yang harus dilakukan jika terjadi reaksi efek samping pasca-vaksin COVID-19 ?

Untuk penanganan reaksi efek samping atau KIPI (Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi) pasca vaksin COVID-19 akan diberikan sesuai gejala. Misalnya, jika terjadi demam, penerima vaksin akan diminta minum obat paracetamol. 

Jika terjadi pembengkakan, nyeri, dan kemerahan di sekitar area suntikan, perlu diberikan kompres dingin. Jika ada gejala lainnya, pantau dan lakukan pemeriksaan segera.

Kapan perlu ke dokter jika mengalami efek samping vaksin COVID-19?

Untuk mengantisipasi reaksi efek samping vaksin COVID-19 yang mungkin timbul, kamu akan dipantau selama 30 menit sebelum diizinkan meninggalkan lokasi vaksinasi. 

Jika penerima vaksin COVID-19 mengalami sejumlah reaksi efek samping yang cukup berat, terutama sesak napas, kelemahan, bahkan pingsan, pasien harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit untuk mendapat penanganan. 

Pada lembar bukti vaksinasi juga terdapat informasi kontak petugas kesehatan yang bisa dihubungi jika penerima vaksin COVID-19 mengalami efek samping.

Apa setelah divaksin COVID-19 kita kebal dari virus corona?

Vaksin COVID-19 bertujuan untuk mengurangi tingkat keparahan serta risiko kematian jika terpapar virus corona. Meski telah mendapatkan vaksin COVID-19 bukan berarti kita langsung kebal terhadap virus corona. Bahkan pada beberapa kasus, ada pasien yang terpapar virus corona setelah menerima vaksin COVID-19. 

Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan COVID-19 tetap perlu dilakukan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Jika diperlukan, kamu juga bisa lakukan test Covid-19 seperti tes PCR atau swab antigen untuk pemeriksaan Covid-19.

Baca juga: Memahami Perbedaan 3 Tes COVID-19: PCR, Swab Antigen, dan Rapid Test

8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
National Institutes of Health (NIH). Lasting immunity found after recovery from COVID-19. (https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/lasting-immunity-found-after-recovery-covid-19). 26 Januari 2021.
Washington University School of Medicine. Mild COVID-19 induces lasting antibody protection, study finds. (https://www.sciencedaily.com/releases/2021/05/210524110135.htm). 24 Mei 2021.
WebMD. Coronavirus Immunity and Reinfection. (https://www.webmd.com/lung/coronavirus-immunity-reinfection#1). 19 April 2021.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app