Erotomania - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 15, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Apakah Erotomania itu?

Erotomania adalah kondisi kesehatan mental yang jarang terjadi di mana pengidap Erotomania memiliki keyakinan bahwa orang lain mencintai dirinya. Padahal itu hanyalah khayalan mereka sendiri dan pada kenyataannya tidak ada bukti yang membenarkan hal tersebut.

Seseorang yang mengalami Erotomania mempercayai bahwa orang lain yang baru saja mereka temui itu jatuh cinta padanya. Dalam banyak kasus, orang lain yang dimaksud bisa saja seorang selebritis, orang kaya, orang yang lebih tua, atau mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi, bahkan orang yang belum pernah bertemu sebelumnya tetapi sudah diyakini jatuh cinta padanya.

Erotomania yang juga dikenal sebagai sindrom De Clerambault juga suka dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental lainnya yang melibatkan delusi atau perilaku manik, walau terkadang bisa saja terjadi dengan sendirinya. Walau tidak menutup kemungkinan terjadi pada pria, tetapi pengidap Erotomania sendiri lebih banyak dialami oleh wanita.

Mengenai Erotomania

Penyebab Erotomania

Erotomania merupakan salah satu dari gejala penyakit kejiwaan, termasuk skizofrenia, gangguan afektif skizofrenia, gangguan depresi mayor dengan gambaran psikotik, gangguan bipolar, ataupun penyakit Alzheimer.

Beberapa laporan dengan kasus Erotomania menunjukkan bahwa mengonsumsi media sosial dapat menjadi salah satu penyebab yang semakin mempermudah seseorang dengan gejala Erotomania untuk mengamati, mencari tahu, menguntit, bahkan melecehkan seseorang yang tidak dikenal sebelumnya sehingga dapat menyebabkan khayalan menjadi terus berkembang.

Salah satu kasus nyata Erotomania yang pernah terjadi adalah ketika pada tahun 2016 di mana seorang wanita yang sudah menikah dan berusia sekitar 50 tahun diperiksa oleh psikiatris karena ia meyakini bahwa mantan bosnya mencintainya. Wanita tersebut juga percaya bahwa suaminya menghalangi dirinya bertemu dengan mantan bosnya tersebut.

Gejala Erotomania

Gejala umum Erotomania yang biasa terjadi di antaranya:

  • Terus menerus melakukan kegiatan menguntit, mengejar, hingga mengintimidasi secara online
  • Mengirimkan surat, email, ataupun barang
  • Melakukan kontak, baik berupa pesan tertulis maupun panggilan telepon
  • Berusaha berkomunikasi secara diam-diam melalui pandangan, gerak tubuh, atau gerakan yang termasuk dalam perilaku pelecehan lainnya
  • Kehilangan minat dalam melakukan kegiatan lain kecuali segala sesuatu yang berhubungan dengan orang tersebut

Yang lebih buruk, pengidap Erotomania bisa saja mengganggu kehidupan bahkan mengancam keselamatan orang lain secara tidak langsung.

Pencegahan Erotomania

Belum ada cara pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak mengalami Erotomania, tapi salah satu cara untuk mengurangi kemungkinan tersebut adalah dengan melakukan kegiatan olahraga.

Bagi para pengidap Erotomania atau gangguan kesehatan mental lainnya, olahraga dapat berfungsi untuk mengurangi kecemasan, depresi, dan meningkatkan rasa percaya diri, fungsi kognitif, serta meningkatkan suasana hati yang positif dikarenakan hal-hal tersebutlah yang biasanya menjadi penyebab gangguan mental.

Pengobatan Erotomania

Pengobatan bagi para pengidap Erotomania secara umum biasanya berupa kombinasi antara obat-obatan dan terapi. Tetapi sebelum dilakukan diagnosa oleh dokter, pengidap Erotomania akan diminta untuk melakukan sesi konseling dan juga psikoterapi agar dapat diketahui lebih jauh mengenai gejala yang dialami.

Obat-obatan antipsikotik klasik atau tipikal seperti pimozide seringkali digunakan dan terbukti berhasil. Selain itu, obat antipsikotik nontradisional atau atipikal, seperti olanzapine, risperidone, dan clozapine, juga digunakan bersamaan dengan terapi atau konseling.

Jika Erotomania disebabkan oleh gangguan bipolar, penanganan yang tepat untuk kondisi ini seringkali diobati dengan penstabil suasana hati, seperti lithium (Lithonia) atau asam valproat (Depakene). Tetapi tidak hanya gangguan bipolar, Erotomania dapat juga terkait dengan kondisi lain yang meliputi: gangguan kecemasan, ketergantungan obat atau alkohol, gangguan makan, seperti bulimia atau anoreksia, hingga attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Dari berbagai cara pengobatan yang dilakukan, biasanya dokter maupun terapis lebih berfokus untuk mempertahankan fungsi sosial, meminimalkan risiko perilaku bermasalah yang dapat mengganggu, dan meningkatkan kualitas hidup para pengidap Erotomania.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kennedy, N., McDonough, M., Kelly, B., & Berrios, G. E. (2002, January-February). Erotomania revisited: Clinical course and treatment. Comprehensive Psychiatry, 43(1), 1-6 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11788912)
Hintzen, A. K., Wilhelm-Gößling, C., & Garlipp, P. (2010, June 21). Combined delusional syndromes in a patient with schizophrenia: Erotomania, delusional misidentification syndrome, folie à deux and nihilistic delusion. The German Journal of Psychiatry, 96-99 (http://www.gjpsy.uni-goettingen.de/gjp-article-hintzen.pdf)
Guillard, V., Mallet, J., & Limosin, F. (2016, March). Erotomania and mood disorder: A case report and literature review. European Psychiatry, 33(Supplement), S632 (http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0924933816023798)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app