Vaksin COVID-19 untuk Penderita Diabetes, Boleh atau Tidak?

Dipublish tanggal: Jun 25, 2021 Update terakhir: Okt 25, 2021 Waktu baca: 3 menit
Vaksin COVID-19 untuk Penderita Diabetes, Boleh atau Tidak?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 berisiko tinggi dirawat di rumah sakit akibat COVID-19, mengalami gejala lebih parah, dan komplikasi saat terinfeksi virus corona;
  • Vaksin COVID-19 dapat diberikan untuk penderita diabetes dengan syarat diabetes tipe 2 terkontrol, kadar HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5%, dan belum ada komplikasi akut;
  • Jika gula darahnya tidak terkontrol, maka penderita diabetes tidak boleh menerima vaksin COVID-19;
  • Selain mendapatkan vaksin COVID-19 untuk penderita diabetes, dianjurkan juga untuk mengecek gula darah secara berkala, menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan konsultasi ke dokter soal penggunaan insulin dan obat diabetes;
  • Klik untuk membeli perlengkapan new normal dan obat diabetes dari rumahmu melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
  • Dapatkan paket tes COVID-19 berupa swab PCRswab antigen, dan rapid test dengan harga bersahabat dan tim medis berpengalaman di HDmall.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengungkapkan bahwa orang yang mengidap diabetes tipe 1 maupun tipe 2 termasuk kelompok berisiko terpapar virus corona. Bahkan, diabetes merupakan salah satu penyakit penyerta atau komorbid yang bisa memperparah infeksi virus corona dalam tubuh. Agar terhindar dari risiko tersebut, apakah penderita diabetes boleh menerima vaksin COVID-19?

Bolehkah pengidap diabetes mendapatkan vaksin COVID-19?

Kabar baiknya, vaksin COVID-19 dapat diberikan untuk penderita diabetes. Hal ini tertuang dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Dibandingkan kelompok umum, penderita diabetes lebih berisiko mengalami komplikasi jika dinyatakan positif COVID-19. Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Diabetes Care tahun 2020, orang dengan diabetes tipe 1 maupun tipe 2 berisiko tiga kali lipat dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 dan mengalami gejala yang lebih parah, dibandingkan orang sehat tanpa diabetes.

Bukan cuma saat terkena virus corona saja, virus apa pun yang masuk ke dalam tubuh penderita diabetes sama-sama berpotensi menimbulkan gejala dan komplikasi yang lebih berat. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi diabetesnya yang membuat tubuh penderita lebih sulit melawan infeksi. 


Kapan harus tes COVID-19?

Selain itu, masuknya virus juga dapat meningkatkan peradangan atau pembengkakan dalam tubuh penderita diabetes. Terlebih jika gula darahnya terlampau tinggi atau pasien mengidap penyakit lainnya, misalnya penyakit jantung, maka risiko komplikasinya bisa semakin berlipat-lipat. 

Maka dari itulah, orang yang mengidap diabetes diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin COVID-19 sesegera mungkin. Harapannya, jika mereka terjangkit COVID-19 di kemudian hari, gejala yang ditimbulkan tidak parah dan mencegah risiko komplikasi.

Baca juga: 6 Hoaks Vaksin COVID-19 yang Tidak Perlu Kamu Percaya Lagi

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Apa syaratnya?

Meski termasuk golongan prioritas yang perlu divaksinasi, ternyata tidak semua penderita diabetes bisa langsung menerima vaksin, lho! Vaksin COVID-19 untuk penderita diabetes dapat diberikan dengan syarat:

  • Diabetes tipe 2 terkontrol
  • Kadar HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5%
  • Belum ada komplikasi akut

Jika gula darahnya tidak terkontrol, maka penderita diabetes tidak boleh menerima vaksin COVID-19. Karena itulah, penderita diabetes yang ingin divaksin harus tetap mengendalikan gula darahnya sebaik mungkin sebelum divaksinasi.

Baca juga: 6 Vaksin COVID-19 Telah Disetujui WHO, Sinovac yang Terbaru

Apa yang harus dilakukan penderita diabetes agar tetap sehat di masa pandemi?

Jangan hanya mengandalkan vaksin COVID-19 agar tubuh tetap sehat di masa pandemi. Di samping mendapatkan vaksin COVID-19 untuk penderita diabetes, kamu juga disarankan untuk melakukan hal-hal berikut:

1. Cek gula darah secara berkala

Selama masa pandemi, mengatur gula darah menjadi hal yang penting bagi penderita diabetes. kamu bisa menggunakan glukometer atau alat cek gula darah dan melakukan pengukuran sendiri di rumah.

Melakukan pengecekan secara mandiri dapat membantu mengurangi interaksi pasien dengan orang lain. Hal ini akan meminimalkan risiko paparan COVID-19 yang bisa membahayakan penderita diabetes.

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Jangan lupa catat kadar gula darahmu setiap kali melakukan pengukuran. Jika angkanya cenderung meningkat dan mulai menunjukkan gejala-gejala diabetes, segera konsultasikan dengan dokter, baik dengan layanan video call yang lebih praktis atau tatap muka langsung dengan membuat jadwal temu terlebih dahulu.

2. Terapkan protokol kesehatan dengan ketat

Meski nantinya sudah mendapatkan vaksin COVID-19, pastikan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, ya. Mulai dari memakai masker saat ke luar rumah, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

Ingat, vaksin COVID-19 tidak dapat membuat tubuh kebal dari virus corona. Protokol kesehatan tetaplah menjadi hal utama untuk menghindari paparan COVID-19.

3. Konsultasikan dengan dokter soal penggunaan insulin dan obat diabetes

Pada beberapa kasus ekstrem, tubuh penderita diabetes mungkin mengalami respon imun yang lambat. Bila ditambah dengan konsumsi obat tertentu sebelum vaksin COVID-19, obat tersebut dikhawatirkan akan membuat tubuh lebih ‘sibuk’ sehingga respon imun terhadap vaksin jadi melambat.

Jika kamu sedang mengonsumsi obat diabetes atau menggunakan insulin dan berencana disuntik vaksin COVID-19 dalam waktu dekat, sebaiknya konsultasikan hal ini dengan dokter. Dokter akan mempertimbangkan apakah kamu perlu menunda pengobatan atau boleh lanjut minum obat diabetes seperti biasanya atau tidak.

Baca selengkapnya: Jenis Obat yang Tak Boleh Diminum Sebelum Disuntik Vaksin COVID-19

Vaksin COVID-19 untuk penderita diabetes tidak serta merta membuat tubuhnya kebal dari virus corona. Jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat di mana pun kamu berada. Yang tak kalah penting, selalu pantau kadar gula darahmu secara berkala dan segera konsultasikan ke dokter jika kadarnya terus meningkat meski sudah rutin minum obat diabetes.

7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
SK Dirjen Nomor HK.02.02/4/1/2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19. (https://covid19.go.id/p/berita/keputusan-direktur-jenderal-pencegahan-dan-pengendalian-penyakit-nomor-hk0202412021).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Frequently Asked Question (FAQ) Seputar Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19. (https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/FAQ_VAKSINASI_COVID__call_center.pdf).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kelompok Komorbid bisa Divaksinasi, Begini Ketentuannya. (https://www.kemkes.go.id/article/view/21021800001/kelompok-komorbid-bisa-divaksinasi-begini-ketentuannya.html). 12 Februari 2021.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app