Radang Panggul: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mei 24, 2019 Waktu baca: 3 menit
Radang Panggul: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Penyakit Radang Panggul dalam istilah kedokteran disebut sebagai Pelvic Inflamatory Disease (PID) adalah peradangan atau infeksi pada organ-organ yang terdapat pada panggul wanita. Organ panggul termasuk uterus (rahim), tuba falopi (saluran telur), indung telur, dan leher rahim.

Dengan kata lain, radang panggul adalah infeksi organ reproduksi wanita yang merupakan komplikasi yang sering disebabkan oleh beberapa penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Gejala radang panggul yang dialami oleh wanita diantaranya sakit perut bagian bawah, demam, keputihan, dan lain-lain yang akan dibahas lebih lengkap nanti.

Penyebab dan Faktor Risiko Radang Panggul

Penyakit radang panggul disebabkan oleh sejumlah bakteri, namun yang paling sering menyebabkannya adalah infeksi gonore dan klamidia. Bakteri ini biasanya diperoleh saat ber-'hubungan'  dengan orang yang tercemar dan tanpa menggunakan kondom.

Penyebab radang panggul yang lebih jarang, yaitu ketika bakteri masuk ke saluran reproduksi kapan saja karena hambatan oleh leher rahim terganggu. Hal ini dapat terjadi pada penggunaan alat kontrasepsi spiral (IUD), setelah melahirkan, keguguran atau aborsi.

Dengan demikian, ada beberapa faktor risiko yang membuat wanita rentan terkena radang panggul ini, antara lain:

  • Memiliki PMS (Penyakit Menular Se*s*al) dan tidak diobati;
  • Memiliki lebih dari satu pasangan s**s;
  • Memiliki pasangan yang memiliki pasangan s**s selain Anda;
  • Memiliki riwayat PID sebelumnya;
  • Aktif secara se*s*al dan berusia 25 tahun atau lebih muda;
  • Douche; Douching dapat mendorong bakteri ke organ panggul dan menyebabkan infeksi.
  • Menggunakan alat kontrasepsi spiral (IUD).
  • Memiliki PMS (Penyakit Menular Seksual) dan tidak diobati;
  • Memiliki lebih dari satu pasangan seks;
  • Memiliki pasangan seks yang berpasangan seks juga dengan lebih dari 1 partner
  • Memiliki riwayat PID sebelumnya;
  • Aktif secara seksual pada usia dibawah 25 tahun;
  • Douche; Douching dapat mendorong bakteri ke organ panggul dan menyebabkan infeksi.
  • Menggunakan alat kontrasepsi spiral (IUD).

Gejala Radang Panggul

Diagnosis radang panggul biasanya didasarkan pada kombinasi dari sejarah medis, pemeriksaan fisik, dan hasil tes lainnya. Mungkin seseorang tidak menyadari bahwa ia mengalami radang panggul karena gejalanya mungkin ringan, atau bahkan tidak mengalami gejala radang panggul sama sekali.

Namun, jika gejala radang panggul itu terjadi, maka seperti inilah yang dapat dialami:

  • Nyeri di perut bagian bawah
  • Demam
  • Cairan keputihan yang tidak biasa dengan bau tak sedap
  • Nyeri dan / atau pendarahan ketika melakukan hubungan
  • Sensasi terbakar (pedih atau panas) ketika buang air kecil
  • Pendarahan di antara periode menstruasi. Baca juga: Gangguan Menstruasi
  • Nyeri di perut bagian bawah
  • Demam
  • Cairan keputihan yang tidak biasa dengan bau tak sedap
  • Nyeri dan / atau pendarahan ketika melakukan hubungan
  • Sensasi terbakar (pedih atau panas) ketika buang air kecil
  • Pendarahan di antara periode menstruasi. Baca juga: Gangguan Menstruasi

Jika Anda mengalami gejala radang panggul seperti di atas, maka periksalah ke dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosis dan pengobatan secepatnya.

Pengobatan Radang Panggul

Jika PID didiagnosis secara dini, maka dapat diobati dengan baik. Namun, pengobatan tidak akan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi pada sistem reproduksi. Jadi, semakin lama radang panggul tidak diobati, maka semakin besar kemungkinan seseorang memiliki komplikasi. Pengobatan untuk penyakit radang panggul meliputi:

Antibiotik

Dokter mungkin meresepkan kombinasi antibiotik. Setelah menerima hasil tes lab, dokter dapat menyesuaikan obat yang lebih cocok sessui dengan infeksi penyebab radang panggul (PID). Selama minum antibiotik, gejala mungkin hilang walaupun infeksi sembuh total. Oleh karena itu, obat antibiotik harus dihabiskan sesuai resep dokter. Biasanya, dokter akan meminta kunjungan tindak lanjut dalam tiga hari untuk memastikan pengobatan bekerja. Seperti telah disinggung sebelumnya, terapi antibiotik dapat membantu mencegah komplikasi serius tapi tidak dapat mengembalikan kerusakan yang telah terjadi.

Obati Pasangan

Untuk mencegah infeksi berulang, maka pasangan harus diperiksa dan diobati. Karena mungkin saja saja pasangan dapat terinfeksi namun tidak memiliki gejala.

Puasa Dulu

Hindari berhubungan sampai pengobatan selesai dan tes menunjukkan bahwa infeksi telah dibersihkan pada pasien dan pasangannya.

Apa yang terjadi jika radang panggul tidak diobati?

Jika didiagnosis dan diobati secara dini, maka komplikasi PID dapat dicegah. Namun sebaliknya, jika tidak diobati maka bisa timbul komplikasi antara lain:

  • Pembentukan jaringan parut baik di luar maupun di dalam saluran tuba yang dapat menyebabkan penyumbatan tuba
  • Kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim)
  • Infertilitas (ketidakmampuan untuk hamil)
  • Nyeri perut atau panggul jangka panjang.
  • Pembentukan jaringan parut baik di luar maupun di dalam saluran tuba yang dapat menyebabkan penyumbatan tuba yang berujung pada infertil
  • Kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim)
  • Infertilitas (ketidakmampuan untuk hamil)
  • Nyeri perut atau panggul jangka panjang.
  • Abses (nanah) pada saluran tuba

11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Romito, K. WebMD (2015). Pelvic Inflammatory Disease. (https://www.webmd.com/women/guide/what-is-pelvic-inflammatory-disease)
Newson, L. Patient (2014). Pelvic Inflammatory Disease. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5498682/)
Johnson, T. WebMD (2017). How Do I Know If I Have Pelvic Inflammmatory Disease. (https://www.webmd.com/women/guide/do-i-have-pelvic-inflammatory-disease)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app