10 Penyebab Kram Perut dan Cara Mengatasinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Feb 2, 2022 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
10 Penyebab Kram Perut dan Cara Mengatasinya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Kram perut atau kolik abdomen terjadi ketika adanya kontraksi berlebih pada otat sekitar perut sehingga menimbulkan rasa sakit pada perut;
  • Penyebab kram perut ada bermacam-macam, mulai dari otot perut yang tegang hingga kondisi penyakit tertentu seperti radang usus maupun gastroenteritis;
  • Salah satu cara mengurangi rasa sakit akibat kram perut bisa dengan melakukan kompres air hangat dengan handuk di perut serta lakukan pijatan lembut;
  • Minum air putih serta istirahat yang cukup juga dapat membantu mengatasi kram perut, jika masih sakit dalam waktu yang lama, segera periksakan diri ke dokter;
  • Klik untuk mendapatkan obat lambung dan saluran pencernaan ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Mengalami kram pada perut tentu menimbulkan rasa tidak nyaman pada perut, tetapi hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Kram perut atau colic abdomen (baca: kolik abdomen) merupakan suatu kondisi yang terjadi karena adanya kontraksi berlebih pada otot skeletal seperti otot dinding perut maupun otot polos penyusun organ dalam perut seperti usus, lambung, ginjal, rahim ataupun organ lainnya.

Gejala kram perut ditandai dengan rasa nyeri teramat sangat yang muncul mendadak hingga berkembang secara bertahap dan menjadi kronis bila tidak segera ditangani. Rasa sakit yang khas dari kram perut terjadi dengan pola bergelombang dengan interval tertentu.

Penyebab kram perut bisa terjadi akibat beragam hal, mulai dari penyebab ringan seperti ketegangan otot akibat terlalu sering berolahraga, penumpukan gas berlebih di dalam perut, hingga kondisi serius seperti radang usus dan berbagai masalah lambung seperti gastroparesis atau gastritis.

Penyebab kram perut

1. Otot perut tegang

Ketegangan otot perut (spasme abdomen) kerap menjadi penyebab umum terjadinya kram perut. Seseorang yang gemar berolahraga dalam intensitas tinggi terutama bodybuilding biasanya lebih sering mengalami kondisi ini.

2. Dehidrasi

Dehidrasi akibat keringat berlebih, muntah atau pun diare membuat tubuh kehilangan banyak cairan juga elektrolit seperti kalsium, potasium dan magnesium. Akibatnya, otot-otot tubuh termasuk otot perut tidak mampu bekerja secara optimal sehingga memicu terjadinya kram perut.

Kram perut akibat dehidrasi umumnya disertai dengan gejala lain berupa urine yang berwarna kuning pekat, merasa sangat haus, sakit kepala, hingga pusing yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran atau pingsan.

Baca juga: Tanda Peringatan Dehidrasi pada Balita

3. Gas berlebih

Penumpukan gas berlebih di dalam perut menjadi salah satu penyebab kram perut. Pasalnya ketika tubuh mencoba mengeluarkan gas tersebut baik melalui sendawa atau buang angin, otot-otot perut akan berkontraksi secara tiba-tiba dan menyebabkan perut mengalami kram.

4. Konstipasi

Konstipasi atau sembelit adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan buang air besar secara teratur atau tuntas. Gejalanya ditandai dengan ukuran feses yang besar atau bahkan sangat kecil tetapi kering juga keras ataupun terlalu lama mengejan sehingga menyebabkan kram perut terutama pada perut bagian bawah akibat tekanan berlebih dan gejala lainnya.

Baca juga: Ketahui 7 Cara Atasi Sembelit yang Terbukti Efektif

5. Radang usus

Radang usus seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif merupakan suatu peradangan kronis yang terjadi pada bagian gastrointestinal (sistem pencernaan). Kondisi ini terjadi akibat reaksi abnormal dari sistem imun tubuh terhadap jaringan pencernaan yang sehat.

Peradangan yang terjadi dapat mempengaruhi pergerakan normal usus sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dan kram perut. Gejala lain yang menyertai dapat berupa diare hingga harus berulang kali ke kamar mandi, penurunan berat badan, kelelahan dan sering berkeringat di malam hari.

6. Irritable Bowel Syndrome (IBS) 

Irritable bowel syndrome (IBS) adalah salah satu jenis gangguan sistem pencernaan yang menyerang usus besar dan bersifat kronis. Kondisi ini terkait dengan stres atau gangguan kecemasan.

Meskipun berbeda dengan penyakit radang usus sebelumnya, namun keduanya memiliki gejala yang hampir serupa. Di antaranya seperti kram perut yang umumnya berkurang setelah buang air besar, perut kembung, diare dan sembelit yang bisa dialami secara bergantian.

Baca juga:6 Penyebab Irritable Bowel Syndrome (IBS)

7. Ileus

Ileus adalah penyumbatan usus yang menyebabkan terhentinya gerak peristaltik usus dalam mencerna makanan. Akibatnya makanan pun akan menumpuk dan berisiko besar memicu terjadinya perforasi atau kebocoran usus.

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya ileus seperti infeksi maupun peradangan pada lambung, usus atau pankreas, operasi daerah perut, obat-obatan jenis narkotika, ketidakseimbangan elektrolit, penyakit parah seperti gagal ginjal akut, stroke, serangan jantung, ketoasidosis diabetes dan lainnya.

Gejala utamanya ditandai dengan ketidaknyamanan pada bagian perut yang dapat disertai dengan gejala lain berupa kram perut, mual, muntah dan susah buang angin sehingga perut terasa begah dan membengkak.

8. Gastroparesis

Gastroparesis merupakan kelainan motilitas otot lambung yang berdampak pada terganggunya proses pengosongan lambung sehingga pergerakan makanan dari lambung menuju usus kecil pun menjadi tertunda.

Kondisi yang ditandai dengan kram atau nyeri perut ini dapat mengakibatkan gangguan nutrisi dan timbulnya masalah gula darah terutama bagi para penderita diabetes karena akan semakin memperburuk kondisi kesehatan. Gejala lain yang dapat menyertai dapat berupa cepat merasa kenyang, mual, muntah, nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan.

9. Gastroenteritis

Gastroenteritis atau yang dikenal juga dengan flu lambung merupakan infeksi yang terjadi pada usus atau perut akibat virus atau bakteri. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan terutama bagi anak-anak, karena dapat menyebabkan diare parah, kram perut, demam tinggi dan kelelahan yang dapat berlangsung selama 2 hingga 10 hari. Jika dibiarkan tentu dapat mempengaruhi cairan tubuh dan menyebabkan dehidrasi.

Baca juga: Gastroenteritis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

10. Gastritis

Gastritis adalah inflamasi pada mukosa lambung yang disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori, penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid berlebih, kebiasaan minum-minuman beralkohol dan beberapa penyebab lainnya.

Seseorang yang menderita gastritis umumnya akan merasakan kram atau nyeri perut sebelah kiri, cepat merasa kenyang dan kehilangan nafsu makan. Dalam kondisi parah maka dapat timbul gejala berupa muntah darah dan feses yang berwarna hitam.

Bagaimana cara mengatasi kram perut?

Apabila kram perut yang dialami masih terbilang ringan, misalnya tegang otot ketika berolahraga atau dehidrasi maka hal pertama yang dapat dilakukan yakni dengan beristirahat. Lakukan kompres hangat dan disertai pijatan pada area perut yang sakit juga dapat membantu mengurangi gejala kram perut. Perbanyak minum air putih atau minuman elektrolit serta mengonsumsi obat pereda nyeri jika memang diperlukan.

Namun, bila kram perut didasari oleh beberapa kondisi medis serius (biasanya ditandai dengan kram perut yang berlangsung lama atau terlalu sering, muntah, sesak napas atau terlihat darah ketika buang air besar), sebaiknya segera periksakan diri ke dokter guna mengetahui penyebab dan pengobatan yang tepat.

Obat seperti antasida atau penghambat pompa proton dapat membantu mengatasi kram perut yang disebabkan oleh asam lambung berlebih. Sedangkan beberapa jenis antibiotik dan obat kortikosteroid dapat dipergunakan untuk mengatasi kram perut akibat radang usus seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.

Tips mencegah kram perut

Untuk kram perut yang disebabkan oleh ketegangan otot, penumpukan gas berlebih di dalam perut dan dehidrasi, berikut ada beberapa tips yang dapat diterapkan sebagai langkah pencegahan, yaitu:

  1. Jangan berolahraga secara berlebihan atau terlalu berat. Biasakan melakukan pemanasan terlebih dahulu
  2. Jaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan minum air putih secukupnya
  3. Perhatikan dan kurangi asupan makanan yang dapat memicu gas berlebih, seperti kubis, kembang kol, pisang ambon
  4. Hindari rokok dan minuman beralkohol
  5. Batasi makanan pedas, asam, dan berlemak tinggi

Untuk ibu hamil yang mengalami kram perut, sebaiknya tidak perlu terlalu khawatir karena sebagian besar penyebab kram perut selama kehamilan tidak berbahaya. Hal tersebut umumnya terjadi akibat ketegangan otot, penumpukan gas akibat pengaruh hormon progesteron, kontraksi palsu atau braxton hicks, dan pergerakan bayi dalam kandungan. Meski begitu, apabila kram perut berlangsung lama atau terus-menerus, sebaiknya segera temui dokter.

Baca juga: Ciri Ciri Hamil Muda pada Perut yang Sering Terjadi


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app