Pemeriksaan dan Konsultasi Mata

Anda akan tetap dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi mata rutin secara berkala walaupun tidak ada keluhan. Seberapa sering pemeriksaan dan konsultasi mata dilakukan, umumnya tergantung dari usia:
Dipublish tanggal: Sep 17, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 4 menit

Mata adalah salah satu organ yang penting bagi manusia, oleh karena itu terdapat bebagai rangkaian tes dan pemeriksaan untuk mengetahui dan mendiagnosis kondisi maupun penyakit mata sehingga dapat mencegah timbulnya dampak yang lebih serius. 

Walaupun tidak ada keluhan, tes mata umumnya dianjurkan untuk dilakukan secara rutin. Pasalnya, beberapa penyakit mata tidak menunjukkan gejala apapun sehingga pemeriksaan lebih dini dapat mengurangi risiko gangguan karena dapat ditangani dengan segera.

Indikasi pemeriksaan dan konsultasi mata

Apabila Anda merasakan keluhan-keluhan ini, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter mata:

  • Mata merah dan nyeri
  • Pandangan kabur
  • Pengelihatan ganda
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Muncul floaters atau benda kecil melayang pada pengelihatan
  • Muncul kilatan cahaya

Anda akan tetap dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi mata rutin secara berkala walaupun tidak ada keluhan. Seberapa sering pemeriksaan dan konsultasi mata dilakukan, umumnya tergantung dari usia:

1. Balita. 

Pemeriksaan mata awal dilakukan kepada bayi dan anak usia di bawah 3 tahun yang dimaksudkan untuk memeriksa gangguan mata yang rentan terjadi pada rentang usia ini, seperti mata malas (amblyopia), mata juling, dan rabun jauh. Kemudian, pemeriksaan mata dapat kembali dilakukan saat anak berusia 3-5 tahun.

2. Anak-anak dan remaja.  

  • Dokter akan menyarankan seberapa sering jadwal pemeriksaan mata dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan sebelumnya. Setidaknya pemeriksaan mata 1 sampai 2 kali setahun perlu dilakukan walaupun kondisi mata sehat

3. Dewasa.

 Pemeriksaan dan konsultasi mata pada orang dewasa yang kondisi matanya dinyatakan sehat, adalah sebagai berikut:

    • Usia 20-39 tahun: tiap 5 atau 10 tahun sekali.
    • Usia 40-54 tahun: tiap 2 sampai 4 tahun sekali.
    • Usia 55-64 tahun: tiap 1 sampai 3 tahun sekali.
    • Usia diatas 65 tahun: tiap 1 sampai 2 tahun sekali.

Anda tentunya diwajibkan untuk lebih sering melakukan pemeriksaan mata apabila mengidap kondisi khusus seperti menggunakan kacamata atau contact lens, diabetes, hipertensi, riwayat glaucoma di keluarga, dan mengkonsumsi obat-obatan yang dapat berdampak pada kesehatan mata seperti kortikosteroid, tamsulosin, pil KB, obat kolesterol, antihistamin, diuretik, dan antidepresan.

Ketika pemeriksaan, Anda wajib memberi tahu dokter mengenai obat-oatan yang Anda konsumsi, kondisi Anda yang mungkin alergi terhadap suatu zat. Sebelum pemeriksaan, dokter akan meneteskan obat mata yang dapat melebarkan pupil sehingga mata lebih sensitif terhadap cahaya.

Sebelum pemeriksaan dan konsultasi mata

Dokter mata adalah pilihan terbaik untuk Anda yang ingin memeriksakan kondisi mata. Siapkan beberapa pertanyaan penting terkait kesehatan mata Anda, dan apabila terdapat keluhan, Anda perlu menjelaskan kondisi tersebut sejelas mungkin. 

Apabila Anda menggunakan kacamata atau kontak lensa, akan lebih baik apabila alat bantu tersebut Anda bawa serta.

Prosedur pemeriksaan dan konsultasi mata

Proses pemeriksaan akan diawali dengan konsultasi, Anda perlu menjelaskan sedetail mungkin kondisi maupun keluhan yang Anda alami. Dokter mata juga akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan pasien dan keluarga, termasuk riwayat penyakit mata. 

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terhadap mata, meliputi kelainan kelopak mata, lapisan tipis yang menutupi bagian dengan mata (konjungtiva), selaput bening mata (kornea), dan lain-lain. Tes lebih lanjut mungkin saja dilakukan, seperti:

1. Tes ketajaman pengelihatan dan uji refraksi

Kedua uji ini saling berkaitan satu sama lain pada proses pemeriksaan mata. Melalui prosedur ini, Anda akan mengetahui apakah perlu menggunakan alat bantu pengelihatan atau tidak. Tes ketajaman pengelihatan dilakukan dengan pasien dalam jarak 6 meter diminta untuk menyebutkan angka atau huruf yang ditunjuk. 

Apabila tes ketajaman pengelihatan tidak normal, maka akan dilanjut dengan uji refraksi yakni dokter yang akan  melakukan koreksi terhadap lensa hingga pasien dapat menyebutkan huruf dan angka dengan jelas. Sehingga, dari proses ini akan diketahui seberapa besar lensa yang Anda butuhkan.

2. Tes lapang pandang

Tes ini bertujuan untuk mengetahui luas pandangan Anda. Pasien akan diminta untuk menatap objek lurus sembari menyebutkan hingga titik mana ia dapat melihat objek lain yang bergerak menyamping. Tes ini dilakukan untuk mengukur jangkauan pengelihatan yang menurun akibat glaucoma atau stroke.

3. Tonometri

Tes ini membantu dokter dalam mendiagnosis glaucoma, dengan cara menggunakan jari atau alat tonometer.

4. Tes slit lamp

Alat slit lamp berupa sinar yang ditembakkan ke mata untuk melihat kelainan pada mata, seperti katarak, kerusakan pada kornea atau retina.

5. USG mata

Tes dengan menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan citra dalam mata untuk mengetahui adanya tumor, katarak, atau pendarahan.

6. Topografi kornea dan retina

Pemeriksaan dengan komputer untuk memetakan kondisi kornea dan retina, yang umumnya dilakukan sebelum menjalani prosedur lasik, transplantasi kornea, atau diagnosis penyakit retina.

7. Foto fundus

Uji mata dengan kamera digital khusus yang dapat mencapai bagian belakang mata hingga sudut 200 derajat. Hasil foto ini dapat memberi gambaran lebih luas terutama keadaan retina.

8. Fluorescein angiogram

Melalui prosedur ini, dokter dapat mengetahui aliran darah yang ada di retina, sehingga dapat mengindikasikan penyakit mata seperti retinopati diabetes dan ablasi retina. 

Tes ini menggunakan bantuan zat pewarna khusus yakni fluorescin yang disuntikkan ke pembuluh darah di lengan yang kemudian akan sampai ke pembuluh darah mata. Dengan bantuan zat warna ini, dokter akan semakin mudah mendeteksi penyakit mata khususnya pada pembeluh darah.

Setelah pemeriksaan dan konsultasi mata

Berdasarkan hasil konsultasi, pemeriksaan fisik, dan hasil tes, dokter mata akan dapat memberikan diagnosis dan menganjurkan Anda untuk:

  • Perlu atau tidak menggunakan alat bantu pengelihatan (kacamata, kontak lensa)
  • Perlu atau tidak dilakukan penanganan lanjutan, seperti pemberian obat atau prosedur operasi

11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What to Expect in a Checkup Eye Exam: Adults. WebMD. (https://www.webmd.com/eye-health/what-to-expect-checkup-eye-exam-adults)
Types of Eye Tests and Examinations for Eye Health & Vision. WebMD. (https://www.webmd.com/eye-health/eye-tests-exams)
Eye tests for children. NHS (National Health Service). (https://www.nhs.uk/conditions/eye-tests-in-children/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app