Operasi Usus Buntu (Appendectomy)

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 8, 2019 Waktu baca: 4 menit
Operasi Usus Buntu (Appendectomy)

Mendengar kata operasi, bagi sebagian besar orang itu begitu menakutkan, termasuk operasi usus buntu. Mungkin karena membayangan proses yang mengerikan dan takut akan terjadi sesuatu yang tidak-tidak. Saya tidak ingin Anda larut dalam ketakutan lalu menolak prosedur ini, padahal operasi sangat penting dilakukan untuk menyembuhkan penyakit Anda.

Oleh karena itu, mari kita ketahui lebih jauh apa yang dilakukan dokter ketika mengerjakan operasi usus buntu, apa yang perlu Anda persiapkan, kemungkinan komplikasi dan bagaimana perawatan pasca operasi usus buntu serta pemulihannya.

Dalam istilah medis operasi usus buntu dikenal dengan Appendectomy, yaitu suatu prosedur operasi untuk memotong dan membuang appendix (usus buntu). Sebagian besar prosedur ini dilakukan dalam kondisi darurat untuk mengatasi radang usus buntu (apendicitis).

Namun pada sebagian kasus, pemotongan dan pembuangan usus buntu ini dapat dilakukan sekalian ketika operasi perut karena penyakit yang lain, hal ini bertujuan untuk mencegah apendicitis di kemudian hari.

Apendisitis merupakan suatu kondisi di mana usus buntu menjadi meradang. Usus buntu dalam bahasa indonesia disebuat umbai cacing atau usus yang berbentuk kantong (tabung) sebesar kelingking yang buntu atau tertutup pada bagian ujungnya.

Pada kebanyakan orang, usus buntu menjadi meradang karena jaringan yang terinfeksi oleh bakteri; nanah bisa terjadi dalam lumen usus buntu. Penyumbatan mekanis dari apendiks oleh tinja keras, benda asing, atau lendir tebal juga dapat menyebabkan infeksi bakteri.

Lebih lengkap silahkan baca: Penyebab Usus Buntu dan Gejala Radang Usus Buntu Anda akan mengetahui kenapa radang usus buntu harus dioperasi.

Apa yang perlu Anda Persiapkan Sebelum Operasi?

Karena biasanya operasi usus buntu merupakan operasi darurat sehingga pasien hanya perlu mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter bedah. Secara umum, persiapan yang dianjurkan antara lain:

  • Puasa atau tidak makan dan minum minimal 8 jam sebelum operasi .
  • Tidak minum obat-obatan yang dapat mempengaruhi pembekuan darah seperti aspirin, warfarin dan obat antikoagulan lainnya
  • Konsultasikan ke dokter apabila Anda memiliki alergi terhadap lateks, alergi obat tertentu atau memiliki riwayat penyakit tertentu
  • Pasien diberi obat-obatan untuk mengurangi atau menghilangkan mual dan muntah.
  • Antibiotik melalui infus juga dapat diberikan sebelum operasi.

Bagaimana operasi usus buntu dilakukan?

Operasi dilakukan di ruang operasi, pertama-tama dilakukan pembiusan, setelah kulit pasien dicukur untuk menghilangkan rambut dan diusap dengan cairan antiseptik untuk membunuh kuman; baru kemudian dilakukan prosedur operasi yang dimulai dengan sayatan pada dinding perut.

Ada dua metode utama yaitu Operasi Terbuka dan Operasi laparoskopi. Pemilihan metode operasi akan ditentukan oleh dokter dengan mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk tingkat infeksi dan riwayat kesehatan Anda.

Operasi Usus Buntu Terbuka

Dokter bedah akan membuat satu sayatan pada bagian kanan bawah perut Anda dan melihat langsung kondisi usus di dalam rongga perut. Usus buntu dipotong, diikat  atau dibuang Bila usus buntu Anda pecah. rongga perut akan dibilas dengan cairan infus normal saline. Luka pada rongga perut Anda akan ditutup dengan jahitan, pada beberapa kasus mungkin akan diberikan selang kecil untuk mengeluarkan cairan.

Operasi Usus Buntu Laparoskopi

Dokter bedah mengakses usus buntu melalui beberapa sayatan kecil di perut. Dokter bedah menggunakan instrumen seperti tabung (selang) untuk beroperasi pada organ yang terinfeksi. Ada kamera di salah satu alat tersebut yang memungkinkan dokter bedah untuk melihat ke dalam rongga perut dan membimbing instrumen agar tepat sasaran. Selang tersebut disebut dengan laparoscope.

Setelah usus buntu di buang, sayatan kecil dibersihkan dan ditutup. Beberapa kasus mungkin akan diberikan selang kecil untuk mengeluarkan cairan.

Risiko infeksi dari metode laparoskopi ini lebih rendah dari dari usus buntu terbuka karena luka sayatan yang lebih kecil.

Jangan khawatir, meskipun appendix telah dibuang, namun fungsi usus buntu yang hilang tidak sampai merugikan kesehatan.

Kapan waktu pemulihan setelah operasi usus buntu?

Waktu pemulihan pasca operasi usus buntu akan bervariasi tergantung pada jenis metode operasinya, jenis anestesi, dan komplikasi yang mungkin timbul.

Misalnya, usus buntu laparoskopi dapat dilakukan secara rawat jalan sehingga pasien dapat dipulangkan dan sampai sembuh di rumah, sedangkan metode terbuka mungkin memerlukan rawat inap semalam atau beberapa hari baru boleh pulang.

Aktivitas dapat kembali normal dalam beberapa hari setelahnya, tetapi pemulihan penuh dapat membutuhkan waktu 4 sampai 6 minggu. Jadi selama periode tersebut harus menghindari aktivitas berat, walaupun luka sayatan pada perut telah menyembuh.

Apa Efek samping atau komplikasi Appendectomy?

Memang prosedur ini terkadang (tidak selalu) berjalan mulus, dan ada faktor penyulit yang menhyertainya, antara lain:

  • Perdarahan
  • Infeksi pada luka dan usus perforasi (pecah).
  • Pembentukan abses di daerah usus buntu yang telah dibuang atau pada luka sayatan
  • Komplikasi yang relatif jarang atau langka lainnya mungkin termasuk ileus (gerak peristaltik usus melambat-berhenti),
  • gangren usus, 
  • peritonitis (infeksi di rongga peritoneal)
  • obstruksi usus (usus tersumbat).
  • Cedera pada organ didekatnya

Perawatan Usus Buntu di Rumah Paska Operasi

Perawatan luka bekas operasi harus dipastikan bahwa luka kering dan bersih untuk mencegah risiko infeksi. Perawatan luka bisa dilakukan di tenaga kesehatan terdekat atau saat Anda melakukan kontrol ke dokter spesialis Anda.

Segera berkonsultasi lebih cepat apabila didapatkan

  • Demam atau menggigil
  • Kemerahan, bengkak, perdarahan, atau keluarnya cairan melalui bekas operasi
  • Nyeri hebat pada bagian luka
  • Muntah
  • Tidak dapat makan
  • Batuk terus menerus, gangguan bernafas
  • Pergerakan usus terganggu lebih dari 2 hari
  • Diare cair lebih dari 3 hari

5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Safety and efficacy of antibiotics compared with appendicectomy for treatment of uncomplicated acute appendicitis: meta-analysis of randomised controlled trials - The BMJ (https://www.bmj.com/content/344/bmj.e2156)
Antibiotics instead of surgery safe for some with appendicitis - Harvard Health Blog - Harvard Health Publishing (https://www.health.harvard.edu/blog/antibiotics-instead-of-surgery-safe-for-some-with-appendicitis-201204114588)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app