Pilihan Obat Kanker Usus Besar Alami dan Medis

Dipublish tanggal: Jun 13, 2019 Update terakhir: Agu 19, 2021 Tinjau pada Jun 21, 2019 Waktu baca: 4 menit
Pilihan Obat Kanker Usus Besar Alami dan Medis

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Kanker usus besar adalah jenis kanker yang menyerang usus besar, rektum (anus), hingga usus buntu dan seringnya muncul tanpa gejala.
  • Dokter biasanya mengobati kanker usus besar dengan kemoterapi, radiasi, hingga operasi untuk mengangkat sel-sel kanker dalam tubuh.
  • Obat kanker usus besar yang sering diresepkan di antaranya avastin, bevacizumab, cetuximab, hingga nivolumab.
  • Serat dianggap sebagai obat kanker usus besar paling ampuh bahkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker usus besar stadium 1.
  • Sayur bayam, jeruk, dan sereal diperkaya mengandung tinggi asam folat, jenis vitamin B yang dapat menurunkan risiko kanker usus.
  • Dapatkan paket medical check up dengan promo menarik dan dokter berpengalaman melalui HDmall.
  • Gunakan fitur chat untuk berbicara dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

Kanker kolorektal alias kanker usus besar cukup umum terjadi di masyarakat, terutama di kalangan usia lanjut. Kanker usus besar adalah jenis kanker yang menyerang usus besar, rektum (anus), hingga usus buntu dan seringnya muncul tanpa gejala.

Pemberian obat-obatan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Lantas, apa saja obat kanker usus besar secara alami dan medis yang ampuh serta terpercaya? Berikut selengkapnya untuk Anda.

Berbagai obat kanker usus besar dari dokter

Pengobatan kanker usus besar umumnya sama dengan jenis kanker lainnya. Pemilihan jenis pengobatan tergantung dari lokasi kanker, tingkat stadium, dan kondisi kesehatan pasien itu sendiri. Dokter biasanya mengobati kanker usus besar dengan kemoterapi, radiasi, hingga operasi untuk mengangkat sel-sel kanker dalam tubuh.

Obat yang digunakan untuk pasien kanker usus besar tentu tidak boleh sembarangan. Berikut ini berbagai jenis obat kanker usus besar yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration atau FDA di Amerika Serikat, atau setara dengan Badan POM di Indonesia, yakni:

  • Avastin
  • Bevacizumab
  • Camptosar
  • Capecitabine
  • Cetuximab
  • Cyramza
  • Eloxatin
  • Erbitux
  • 5-FU (Fluorouracil)
  • Fusilev
  • Ipilimumab
  • Irinotecan hydrochloride
  • Keytruda
  • Leucovorin calcium
  • Lonsurf
  • Mvasi
  • Nivolumab
  • Oxaliplatin
  • Panitumumab
  • Pembrolizumab
  • Ramucirumab
  • Regorafenib
  • Stivarga
  • Trifluridine dan Tipiracil hydrochloride
  • Vectibix
  • Xeloda
  • Yervoy
  • Zaltrap
  • Ziv-Aflibercept

Kemungkinan ada jenis obat lainnya yang dapat digunakan untuk mengobati kanker usus besar, tapi tidak tercantum dalam daftar di atas. Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai jenis obat, dosis, dan kemungkinan efek samping obat kanker usus besar untuk Anda.

Baca selengkapnya: Gejala Kanker Usus Beserta Cara Pengobatan dan Pencegahan

Adakah obat kanker usus besar yang lebih alami dan tradisional?

Sampai saat ini, penyebab kanker usus besar masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga bahwa faktor genetik dan pola hidup memainkan peran besar terhadap terjadinya kanker usus besar.

Menurut penelitian dalam jurnal Canadian Family Physician Medecin de Famille Canadien tahun 2007, konsumsi daging merah dapat meningkatkan peluang kanker usus besar. Apalagi bila dibarengi dengan konsumsi telur, keju, atau makanan berlemak lainnya secara berlebihan, maka risiko kanker usus besar bisa meningkat hingga 2 kali lipat.

Konsumsi lemak tinggi dapat meningkatkan produksi asam empedu dalam saluran pencernaan. Ketika asam empedu ini masuk ke usus besar, maka sebagian asam empedu akan dipecah menjadi asam empedu sekunder yang dapat meningkatkan pertumbuhan tumor. Khususnya pada sel-sel yang melapisi usus besar.

Kabar baiknya, ada beberapa jenis makanan yang baik dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar. Namun perlu dicatat bahwa obat kanker usus besar alami ini hanya bertindak untuk mengurangi gejala dan menurunkan risikonya saja, bukan menyembuhkan secara total.

1. Makanan tinggi serat

Serat dianggap sebagai obat kanker usus besar paling ampuh. Bahkan, jenis diet ini dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker usus besar stadium 1.

Sebuah penelitian dari Loma Linda University, California, menemukan bahwa diet vegetarian mampu menurunkan risiko kanker usus besar. Para peneliti mengungkapkan ada 4 jenis pola makan nabati, di antaranya:

  • Vegan, artinya sama sekali tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan.
  • Lacto-ovo vegetarian, termasuk produk susu dan telur tapi kecuali daging.
  • Pescovegetarian, termasuk ikan tapi tidak untuk daging.
  • Semivegetarian, termasuk daging dan ikan namun dibatasi jumlahnya.

Semakin banyak warna dalam makanan Anda, maka akan semakin baik bagi kesehatan. Anda bisa mengombinasikan sayuran hijau seperti bayam dengan sayuran berwarna orange seperti wortel menjadi semangkuk bayam wortel. 

Olahan ubi ungu juga bisa menjadi obat kanker usus besar yang tak kalah manjur. Ubi ungu mengandung senyawa khusus yang dapat mengurangi protein pro-inflamasi dalam tubuh. Hal ini bermanfaat untuk melindungi tubuh dari kanker usus besar.

Jangan lupa lengkapi juga dengan buah-buahan untuk menambah asupan vitamin serta mineral.

Baca selengkapnya: 25 Jenis Makanan Berserat Tinggi yang Menyehatkan

2. Kacang-kacangan

Anda mencari obat kanker usus besar alami dan mudah didapatkan? Coba perbanyak konsumsi kacang-kacangan, misalnya kacang mete, hazelnut, kacang kenari, atau pistachio.

Sebuah studi mencatat bahwa makan minimal 57 gram kacang-kacangan dapat menurunkan risiko kekambuhan kanker usus besar stadium 3. Bahkan, kacang-kacangan penuh nutrisi ini dapat mengurangi risiko kematian hingga 53 persen, lho!

3. Teh hijau

Teh hijau mengandung kaya antioksidan yang dapat melawan paparan radikal bebas dalam tubuh. Tak hanya itu, minum secangkir teh hijau setiap hari juga dapat membantu menurunkan risiko kanker usus besar.

Radikal bebas adalah salah satu produk sampingan yang dihasilkan oleh oksigen. Zat-zat ini merusak sel-sel tubuh melalui oksidasi. Tak hanya memicu kanker, oksidasi tersebut juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, katarak, penuaan, hingga infeksi.

4. Kalsium dan vitamin D

Ingin cepat sembuh dari kanker usus besar? Pastikan tubuh Anda mendapatkan cukup kalsium dan vitamin D setiap hari. 

Kalsium dan vitamin D tidak hanya baik untuk menjaga kesehatan tulang, tapi juga membantu melawan kanker usus besar. Makanan sumber kalsium yang baik meliputi susu, keju, yogurt, salmon, sarden, dan sayuran hijau seperti bayam, sawi hijau, dan sawi putih.

Sedangkan asupan vitamin D yang cukup bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi salmon, sarden, susu yang diperkaya, kuning telur, dan hati ayam. Usahakan juga untuk rutin berjemur di pagi hari selama 20 menit guna menambah asupan vitamin D dalam tubuh.

Baca selengkapnya: 21 Buah yang Mengandung Kalsium Tinggi

5. Folat

Sayur bayam, jeruk, dan sereal diperkaya bisa menjadi obat kanker usus ampuh. Pasalnya, ketiga bahan tersebut mengandung tinggi asam folat, jenis vitamin B yang dapat menurunkan risiko kanker usus.

Folat berperan penting dalam pembentukan sel darah merah dan jaringan baru. Namun, hal ini tidak selalu berlaku untuk suplemen asam folat. Sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter guna mengetahui apakah Anda membutuhkan suplemen asam folat atau tidak.


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Grothey A, et al. Duration of adjuvant chemotherapy for stage III colon cancer. New England Journal of Medicine. 2018;378:1177.
Warner KJ. Allscripts EPSi. Mayo Clinic, Rochester, Minn. Oct. 10, 2019.
Dean PA, et al. Laparoscopic-assisted segmental colectomy: Early Mayo Clinic experience. Mayo Clinic Proceedings. 1994;69:834.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app