Berita Virus Corona COVID-19 Bikin Panik? Tenangkan Diri dengan Cara Ini

Dipublish tanggal: Mar 30, 2020 Update terakhir: Agu 5, 2021 Waktu baca: 4 menit
Berita Virus Corona COVID-19 Bikin Panik? Tenangkan Diri dengan Cara Ini

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Mendadak pusing atau sesak napas setelah baca berita COVID-19 bukan berarti Anda mengalami gejala virus corona;
  • Psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan fisik yang terjadi akibat faktor pikiran, misalnya karena stres, marah, cemas, atau sedih;
  • Berita di TV merupakan sumber rasa cemas dan kekhawatiran paling umum. Batasi nonton berita corona 1-2 kali sehari;
  • Hindari mencari tahu perkembangan berita lebih dalam lagi lewat media sosial. Hal ini bisa memperparah rasa cemas dan khawatir;
  • Luangkan waktu untuk bersantai dan istirahat di rumah. Lakukan hal-hal favorit supaya tidak jenuh;
  • Selalu jaga kesehatan dan kebersihan diri agar tidak mudah tertular virus corona COVID-19;
  • Klik untuk membeli perlengkapan new normal dari rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
  • Dapatkan paket tes COVID-19 berupa swab PCRswab antigen, dan rapid test dengan harga bersahabat dan tim medis berpengalaman di HDmall.

Beberapa bulan belakangan ini, berita di TV maupun media sosial dipenuhi oleh kabar lonjakan pasien positif virus corona COVID-19. Hanya mendengar atau membaca beritanya saja kadang bikin kita bergidik ngeri, bahkan tak jarang sampai bikin pusing hingga sesak napas.

Anda mengalaminya? Jika iya, jangan panik dulu sebab itu bukan berarti Anda sedang terkena gejala virus corona, tapi merupakan reaksi psikosomatik. Agar tidak mudah panik, yuk, simak cara menjaga kesehatan mental di tengah pandemi COVID-19 pada ulasan berikut ini.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Apa itu reaksi psikosomatik?

Psikosomatik berasal dari 2 kata, yaitu psiko (psikis atau pikiran) dan soma (tubuh). Maka, psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan fisik yang terjadi akibat faktor pikiran, misalnya karena stres, marah, cemas, atau sedih. 

Di tengah wabah virus corona COVID-19 ini, tentu saja membuat masyarakat jadi khawatir. Ditambah lagi, berita terus bermunculan tanpa henti sehingga perasaan cemas dan takut akan terus menumpuk. Bila terus dibiarkan, hal ini bisa sampai berujung pada sakit fisik.

Saat merasa cemas, otak mengirimkan aktivitas impuls saraf ke berbagai bagian tubuh. Secara bersamaan, tubuh juga akan melepaskan hormon adrenalin ke dalam aliran darah. Kombinasi dua kejadian inilah yang menimbulkan gejala-gejala fisik, seperti sakit perut, sakit kepala, jantung berdebar, tremor (gemetaran), hingga berkeringat.

Baca juga: Sudah Sembuh dari COVID-19, Mungkinkah Kambuh Lagi?

Cara menjaga kesehatan mental di tengah pandemi COVID-19

Merasa khawatir dan cemas adalah hal yang wajar, apalagi di tengah kepungan virus corona COVID-19 yang tak kunjung mereda seperti sekarang ini. Namun, jangan sampai hal ini menyita perhatian Anda sampai menyebabkan reaksi psikosomatik yang mengganggu aktivitas.

Tak hanya fisik saja, kesehatan mental juga perlu dijaga dengan baik. Hati-hati, pikiran yang terus-terusan dibiarkan khawatir akan membuat daya tahan tubuh Anda menurun. Akibatnya, Anda justru rentan terserang penyakit.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Supaya pikiran tidak mudah stres dan panik, lakukan beberapa cara menjaga kesehatan mental di tengah wabah COVID-19 berikut ini:

1. Batasi nonton berita di TV

Sumber rasa cemas dan kekhawatiran paling banyak umumnya karena berita perkembangan terkini virus corona COVID-19 di televisi. Maka itu, sebaiknya batasi nonton berita di TV supaya perasaan Anda jauh lebih tenang.

Tentukan waktu tertentu untuk mengecek berita terbaru dan pilih satu sumber terpercaya. Setelah Anda mendapatkan berita yang diinginkan, segera matikan TV dan lakukan hal lain supaya tidak terlalu cemas.

2. Istirahat dari media sosial

Selain dari TV, media sosial pun juga dipenuhi dengan kabar seputar virus corona. Jika Anda sudah mendapatkan berita dari TV, sebaiknya hindari mencari tahu perkembangannya lebih dalam lagi lewat media sosial.

Mendengar maupun membaca berita berkali-kali bisa memperparah rasa cemas dan khawatir. Karena itulah, puasa media sosial sangat penting demi menjaga kesehatan mental Anda. Anda boleh-boleh saja berselancar di media sosial untuk sekadar menyapa teman, tapi lakukan seperlunya saja.

Baca selengkapnya: Antisipasi Hoaks, Yuk, Lakukan Detoks Media Sosial!

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

3. Lakukan hal-hal favorit di dalam rumah

Agar mental tetap sehat sehingga fisik pun kuat, jangan lupa luangkan waktu untuk bersantai di rumah. Lakukan hal-hal favorit Anda seperti membaca buku, mendengarkan musik, memasak, kumpul bersama keluarga, atau bermain bersama anak-anak.

Aktivitas ini akan membantu Anda melupakan sejenak keresahan akibat gempuran berita virus corona COVID-19. Melakukan kegiatan seru di rumah juga bisa membuat Anda lebih intim bersama keluarga.

4. Perbanyak waktu istirahat

Tak hanya tubuh yang perlu istirahat, pikiran Anda pun demikian. Istirahat akan membantu memulihkan lagi pikiran yang semula jenuh menjadi lebih jernih.

Berikan afirmasi positif pada diri Anda sendiri. Katakan bahwa ini hanyalah kekhawatiran Anda yang belum terjadi dan Anda bisa melewatinya dengan baik.

Baca juga: Coronasomnia: Gangguan Tidur karena Pandemi COVID-19

5. Tetap jaga kesehatan dan kebersihan diri

Selain menjaga kesehatan mental, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan diri supaya tubuh tetap sehat secara keseluruhan. Hal ini sangat penting demi menurunkan risiko penularan virus corona COVID-19.

Jangan lupa untuk rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menyentuh benda-benda di tempat umum. Konsumsi makanan bergizi seimbang dan minum vitamin juga bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh Anda.

Baca Juga: Perlukah Konsultasi Psikologis Saat Pandemi COVID-19?

Yang tak kalah penting, hindari stres secara berlebihan. Memantau perkembangan kasus virus corona COVID-19 boleh-boleh saja, tapi cukup 1-2 kali sehari demi menjaga kesehatan mental Anda.

Jaga kebersihan diri sendiri dan orang terdekat dari virus Corona (Covid-19) dengan rajin cuci tangan dengan sabun, kenakan masker pelindung, gunakan tisue ketika bersin atau batuk, dan hindari tempat keramaian. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, berolahraga, istirahat cukup, dan minum air putih serta multivitamin.     

Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, bersin, atau kondisi lainnya, sebaiknya segera memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan. Untuk informasi atau laporan mengenai kasus Covid-19, bisa melihat di website resmi www.covid19.go.id atau menghubungi hotline Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) khusus COVID-19 di nomor 119 ext. 9. Pencegahan dan penanganan awal akan membantu mengurangi risiko bahaya atau komplikasi yang lebih parah.

5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Patient. Psychosomatic Disorders. (https://patient.info/mental-health/psychosomatic-disorders). 30 Desember 2016.
The Jakarta Post. Stay safe, stay sane: How to mind your mental health during COVID-19 pandemic. (https://www.thejakartapost.com/life/2020/03/28/stay-safe-stay-sane-how-to-mind-your-mental-health-during-covid-19-pandemic.html). 28 Maret 2020.
WHO. Mental health and psychosocial considerations during the COVID-19 outbreak. (https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/mental-health-considerations.pdf). 18 Maret 2020.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app