ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

4 Manfaat Selenium Bagi Kesehatan Tubuh (Plus Sumber Terbaiknya)

Dipublish tanggal: Apr 27, 2020 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
4 Manfaat Selenium Bagi Kesehatan Tubuh (Plus Sumber Terbaiknya)

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Selenium mengandung antioksidan yang menetralisir kelebihan radikal bebas, lalu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.
  • Manfaat selenium juga dapat melindungi tiroid dari kerusakan oksidatif dan mencegah tiroiditis Hashimoto.
  • Kekurangan selenium terbukti mampu merusak fungsi sel imun tubuh. Penuhi kebutuhan selenium agar daya tahan tubuh tetap optimal.
  • Selenium mampu menurunkan C-reactive protein (CRP) sekaligus meningkatkan glutathione peroksidase, baik untuk menjaga kesehatan jantung.
  • Pria dan wanita usia 10-64 tahun di Indonesia rata-rata membutuhkan 20-30 mcg (mikrogram) selenium setiap harinya.
  • Makanan sumber selenium terdiri dari tiram, telur, sarden, biji bunga matahari, dada ayam, dan jamur shiitake.

Dibandingkan kalsium atau magnesium, selenium mungkin kalah populer. Namun jangan salah, selenium juga termasuk salah satu mineral penting yang baik bagi tubuh Jumlah asupan yang dibutuhkan pun terbilang sedikit, tapi perannya sangat besar terhadap metabolisme tubuh. Sudah tahu apa saja manfaat selenium bagi kesehatan? Berikut ulasan lengkapnya.

Manfaat selenium bagi kesehatan tubuh

1. Sebagai antioksidan kuat

Selenium mengandung antioksidan yang dapat mengurangi stres oksidatif akibat paparan radikal bebas. Mineral ini bekerja dengan cara menetralisir kelebihan radikal bebas, lalu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.

Sebetulnya, tubuh juga menghasilkan radikal bebas secara alami untuk melindungi tubuh dari penyakit. Tetapi kalau berlebihan, ini malah bisa jadi bumerang dan berbalik menyerang kesehatan Anda. Contohnya memicu penyakit jantung dan kanker.

2. Menjaga kesehatan tiroid

Jaringan tiroid mengandung kadar selenium yang lebih tinggi dibandingkan organ lain dalam tubuh. Karena itulah, selenium sangat dibutuhkan agar tiroid Anda tetap sehat dan bekerja optimal.

Fungsi kelenjar tiroid adalah untuk mengatur metabolisme sekaligus pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Fungsi tersebut bisa berjalan maksimal jika diseimbangi dengan asupan selenium yang cukup, terutama untuk memproduksi hormon tiroid.

Selain itu, manfaat selenium juga dapat melindungi tiroid dari kerusakan oksidatif. Kekurangan selenium telah dikaitkan dengan masalah tiroiditis Hashimoto, yakni kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang tiroid. Mirip seperti gangguan hipotiroid.

Baca Selengkapnya: Mengenal Hipotiroid dan Pola Makan yang Dianjurkan

3. Meningkatkan sistem imun tubuh

Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar selenium dalam darah berperan penting terhadap respon imun tubuh. Pasalnya, selenium mengandung antioksidan yang dapat menurunkan stres oksidatif dan peradangan dalam tubuh.

Di sisi lain, kekurangan selenium terbukti mampu merusak fungsi sel imun. Hal ini dapat mengakibatkan respon imun bergerak lambat sehingga tubuh jadi rentan terserang penyakit.

Manfaat selenium yang satu ini juga dapat membantu mendongkrak sistem imun tubuh pada pasien-pasien khusus seperti HIV, influenza, TBC, hingga hepatitis C.

4. Melindungi dari penyakit jantung

Pemenuhan asupan selenium setiap hari juga penting untuk menjaga kesehatan jantung. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dimuat dalam The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2006, bahwa peningkatan kadar selenium dalam darah sebesar 50% mampu menurunkan risiko penyakit jantung hingga 24%.

Mineral yang satu ini dapat membantu menurunkan C-reactive protein (CRP), salah satu penanda peradangan dalam tubuh. Secara bersamaan, selenium juga meningkatkan kadar glutathione perioksidase yang bertindak sebagai antioksidan kuat.

Kombinasi kedua komponen tersebut membuat tubuh terlindungi dari stres oksidatif, salah satu penyebab menumpuknya plak di arteri (aterosklerosis). Timbunan plak di arteri merupakan salah satu pemicu sakit jantung.

Karena itulah, pastikan tubuh Anda mendapatkan asupan selenium yang cukup setiap hari agar terhindar dari penyakit jantung.

Baca Juga: Kenali Makanan yang Tepat untuk Diet Jantung

Makanan sumber selenium terbaik

Berdasarkan Angka Kecukupan Mineral yang dianjurkan untuk orang Indonesia milik Kemeterian Kesehatan RI (Kemenkes RI), pria dan wanita usia 10-64 tahun membutuhkan 20-30 mcg (mikrogram) selenium setiap hari. Angka ini memang tampak sedikit, tapi jangan sampai disepelekan agar Anda tidak kekurangan selenium.

Agar tidak kekurangan mineral yang satu ini, Anda dapat mengonsumsi berbagai makanan sumber selenium berupa:

  • 85 gram tiram: 238% kebutuhan selenium harian 
  • 100 gram telur: 56% kebutuhan selenium harian
  • 48 gram sarden: 46% kebutuhan selenium harian 
  • 28 gram biji bunga matahari: 27% kebutuhan selenium harian 
  • 84 gram dada ayam: 12% kebutuhan selenium harian 
  • 97 gram jamur shiitake: 10% kebutuhan selenium harian 

Selain dengan bahan makanan, selenium juga tersedia dalam bentuk suplemen. Namun, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter mengenai dosis suplemen yang tepat agar manfaat selenium bagi tubuh terserap dengan maksimal.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
The American Journal of Clinical Nutrition. Selenium and coronary heart disease: a meta-analysis. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17023702). 2006.
Medical News Today. Selenium: What it does and how much you need. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/287842). 12 Januari 2018.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app