Mammografi untuk Mengetahui Kondisi Payudara

Dipublish tanggal: Agu 7, 2019 Update terakhir: Jan 20, 2022 Waktu baca: 3 menit
Mammografi untuk Mengetahui Kondisi Payudara

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Salah satu metode untuk mendeteksi adanya kelainan atau penyakit payudara adalah dengan mammografi atau mammogram;
  • Pemeriksaan mammografi perlu dipertimbangkan oleh wanita usia 40 tahun ke atas atau memiliki faktor risiko kelainan payudara;
  • Tujuan mamografi adalah untuk skrining dan upaya diagnostik dalam mendeteksi kelainan payudara, baik yang terlihat atau tidak;
  • Pesan paket paket pemeriksaan kesehatan atau medical check up melalui HDmall di rumah sakit atau klinik berpengalaman;
  • Klik untuk membeli obat kanker payudara melalui apotik online HDmall. Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Untuk mendeteksi adanya kelainan atau penyakit pada payudara akan digunakan metode pemindaian gambar jaringan payudara dengan teknologi foto rontgen yang disebut dengan mamografi atau mammogram. 

Kondisi kelainan payudara, tumor, maupun kanker payudara sangat beresiko pada wanita berusia 40 tahun ke atas atau yang memiliki garis keturunan (genetik) terhadap kondisi tersebut, maka dari itu diperlukan untuk melakukan mamografi secara berkala. 

Walaupun 10-15% kasus kanker payudara tidak terdeteksi pada pemindaian pertama, mammografi merupakan pemeriksaan yang paling efektif untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini.

Jenis dan tujuan metode mammografi

Berdasarkan tujuannya, jenis mamografi dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Skrining 

Mammografi skrining (screening mammography) adalah tes pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada payudara yang tidak terlihat secara kasat mata atau belum menunjukkan gejala apapun.

2. Diagnostik

Mammografi diagnostik (diagnostic mammography) merupakan metode pemeriksaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada payudara yang terlihat secara kasat mata, seperti adanya rasa nyeri, munculnya benjolan, perubahan warna kulit sekitar payudara, puting menebal, maupun keluar cairan dari puting

Bagi wanita usia 40 tahun ke atas, disarankan untuk melakukan mamografi minimal setahun sekali, khususnya bagi yang memiliki resiko kanker payudara. Namun untuk wanita yang beresiko tinggi diwajibkan melakukan mammografi skrining sebelum berusia 40 tahun untuk mencegah dan meminimalisir risiko kanker pada payudara.

Selain mendeteksi kanker payudara, mamografi juga dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada payudara, misalnya:

  • Benjolan pada payudara
  • Nyeri pada payudara
  • Penebalan puting
  • Keluar cairan dari puting
  • Perubahan warna kulit di sekitar payudara

Baca juga: Waspadai Ciri-Ciri Kanker Payudara Sejak Dini

Apa yang perlu diketahui seputar mammografi?

Kontraindikasi terhadap pemeriksaan mammografi

Berikut ini beberapa kondisi yang tidak diperbolehkan untuk menjalani mammografi:

  • Ibu hamil dan ibu menyusui sebaiknya tidak menjalani mamografi. Meski radiasi yang digunakan dalam mammografi tergolong rendah, tetapi jika sedang hamil atau menyusui sebaiknya menghindari terlebih dahulu karena pancaran radiasi akan mengganggu pertumbuhan janin
  • Seseorang yang memiliki kondisi kesehatan kurang baik sehingga diharuskan mengonsumsi obat-obatan tertentu. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Anda harus mengatakannya pada dokter sebelum menjalani pemeriksaan mamografi
  • Wanita berusia kurang dari 40 tahun tidak diwajibkan untuk menjalani mammografi karena ketepatan hasil mammografi akan menjadi kurang efektif bagi wanita berusia 40 tahun ke bawah. Hal ini disebabkan karena kelenjar payudara dan jaringannya masih tebal dan membuat payudara tidak terlihat jelas
  • Menstruasi. Metode mammografi tidak boleh dilakukaan saat menstruasi hingga seminggu pasca menstruasi karena payudara akan terasa lebih kencang
  • Implan payudara. Pada pasien dengan implan payudara tidak dibolehkan menjalani mammografi karena implan payudara bisa pecah dan harus dilakukan operasi lanjutan untuk implan

Hal yang perlu dihindari sebelum menjalani mammografi

Pasien tidak perlu berpuasa sebelum melakukan mammografi, namun harus menghindari hal-hal berikut:

  • Hindari kopi, minuman soda, dan cokelat selama 2 minggu sebelum pemindaian karena dapat menimbulkan rasa nyeri saat pemeriksaan
  • Hindari kosmetik, deodoran, krim, bedak, parfum di area payudara dan ketiak karena bisa mengganggu pemeriksaan
  • Lepas perhiasan dan bahan logam yang dikenakan pada bagian pinggang ke atas karena pasien akan diberikan pakaian khusus saat pemeriksaan
  • Bawa hasil mammografi sebelumnya jika sudah pernah melakukan mamografi sebagai perbandingan kondisi

Prosedur pemeriksaan mammografi

Prosedur mammografi skrining dan diagnostik memiliki cara yang sama, yaitu: 

  • Duduk atau berdiri. Mamografi bisa dilakukan dalam kondisi berdiri atau duduk di mana payudara pasien akan ditempatkan ke dalam alat rontgen dengan kompresor yang menekan payudara untuk mendatarkan jaringan payudara
  • Tahan nafas. Pasien akan diminta untuk menahan nafas saat payudara ditekan demi mendapatkan hasil gambar yang jelas dan mengurangi paparan radiasi. Selain itu, pasien mungkin akan merasa nyeri atau tidak nyaman, tetapi hanya bersifat sementara
  • Kelainan pada hasil pemindaian. Jika ada kelainan pada hasil pemindaian, dokter akan meminta pemeriksaan ulang, bisa secara langsung atau menunggu hasil rontgen keluar
  • Durasi pemeriksaan mammografi biasanya memakan waktu sekitar 30 menit tanpa ada prosedur tambahan lainnya

Pasca menjalani mammografi

Setelah menjalankan metode mamografi, pasien diperbolehkan pulang dan beraktivitas kembali, namun untuk pasien yang diberi obat penenang, tidak diperbolehkan untuk mengendari kendaraan ataupun alat berat dan tidak boleh mengonsumsi alkohol selama beberapa 24 jam ke depan.

Hasil mammografi akan selesai dalam hitungan hari dan dapat membantu menunjukkan kondisi pada payudara jika misalkan ada kelainan seperti tumor atau kanker dalam bentuk foto rontgen. 

Jika ditemukan kelainan, maka hasil mamografi dapat diberikan pada dokter yang merujuk agar bisa mengambil sampel jaringan payudara dan kemudian dilakukan tindakan operasi atau kemoterapi untuk mengobati kondisi pada payudara.

Baca juga: Mengenal Cara Kerja Kemoterapi dalam Pengobatan Kanker


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Using Mammograms to Detect Breast Cancer. WebMD. (https://www.webmd.com/breast-cancer/mammograms#1)
Mammography. National Institute of Biomedical Imaging and Bioengineering. (https://www.nibib.nih.gov/science-education/science-topics/mammography)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app