10 Jenis Alat Kontrasepsi Paling Populer di Indonesia

Dipublish tanggal: Mei 20, 2019 Update terakhir: Jun 16, 2021 Tinjau pada Jun 18, 2019 Waktu baca: 7 menit
10 Jenis Alat Kontrasepsi Paling Populer di Indonesia

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Penyebab masyarakat ogah pakai kontrasepsi di antaranya karena ingin hamil dan punya anak, seks terasa lebih nikmat tanpa kontrasepsi, takut efek samping kontrasepsi, hingga sudah steril.
  • Tiga alat kontrasepsi yang paling populer di Indonesia adalah kondom, IUD, dan pil KB.
  • Sebanyak 3,1% responden memilih melakukan prosedur tubektomi, menandakan bahwa wanita cukup berani memutuskan sterilisasi supaya berhenti punya anak.
  • Berdasarkan survei, kondom paling banyak digunakan oleh responden usia muda 18-24 tahun (78%) dan remaja 12-17 tahun (72%).
  • Popularitas kondom pada kaum pria usia muda mungkin karena kondom sangat mudah didapatkan di berbagai toko swalayan, supermarket, atau apotek terdekat dan harganya pun terjangkau.
  • Klik untuk mendapatkan kondom, pil KB, pasang IUD, atau alat kontrasepsi dan obat hormon lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Kontrasepsi adalah alat, obat, atau prosedur bedah yang berfungsi untuk menunda momongan atau berhenti punya anak. Ada banyak jenis alat kontrasepsi yang tersedia, mulai dari pil KB, suntik KB, kondom, hingga prosedur sterilisasi seperti tubektomi untuk wanita atau vasektomi untuk pria.

Pemilihan alat KB disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasutri. Dibalik kelebihan dan kekurangannya, manakah jenis alat kontrasepsi yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia? Berikut selengkapnya untuk Anda.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Birth Control (Kontrasepsi) via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket birth control (kontrasepsi) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia terhadap alat kontrasepsi?

Tim Honestdocs telah melakukan survei terhadap 13.506 responden mengenai penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia. Responden yang berpartisipasi terdiri dari 51% wanita dan 49% pria yang sebagian besar tergolong usia subur, yaitu 25-34 tahun.

Walaupun efektif mencegah kehamilan, ternyata hanya sekitar 33% responden saja yang menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seksual. Dengan kata lain, ada sekitar 67% responden yang berisiko 'kebobolan' karena tidak memakai KB saat berhubungan intim.

Dilihat dari grafik usia responden, penggunaan alat kontrasepsi mengalami peningkatan di usia 18-44 tahun. Melewati usia tersebut, angka penggunaan alat KB kembali menurun. Hal ini kemungkinan karena pada usia 44 tahun ke atas, wanita mulai memasuki masa menopause sehingga risiko terjadinya kehamilan cenderung menurun. Bisa juga karena semakin bertambahnya usia, hasrat seksual alias libido biasanya mulai menurun sehingga pasangan mungkin lebih jarang berhubungan intim.

Setelah ditelusuri lebih jauh, setiap orang mempunyai alasannya tersendiri mengapa mereka enggan menggunakan alat kontrasepsi. Penyebabnya meliputi:

  • Ingin hamil dan punya anak
  • Seks terasa lebih nikmat tanpa alat kontrasepsi
  • Alasan kepercayaan
  • Takut efek samping alat kontrasepsi
  • Sudah steril sehingga merasa tidak perlu pakai alat KB lagi

Selain karena memang ingin hamil dan punya anak, ternyata masih banyak orang menganggap bahwa alat kontrasepsi menghalangi kenikmatan bercinta. Misalnya saja, kondom menyebabkan vagina terasa perih dan sakit, tali IUD membuat pria merasa seperti tertusuk-tusuk saat berhubungan seksual, dan sebagainya.

Dari data yang terkumpul, diketahui bahwa provinsi yang enggan menggunaka alat kontrasepsi paling banyak terdapat di daerah Bengkulu kemudian diikuti oleh Aceh, Yogyakarta, Bali kemudian Banten.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Birth Control (Kontrasepsi) via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket birth control (kontrasepsi) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Baca juga: Benarkah Kondom Mengurangi Kenikmatan Seksual?

Apa pun alasannya, Anda dan pasangan tetap dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi bila memang ingin mencegah kehamilan. Tanpa adanya pengaman, setiap wanita berisiko 'kebobolan' alias hamil saat berhubungan seksual.

Jenis alat kontrasepsi paling populer di Indonesia

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah lama menggalakkan Program Keluarga Berencana dengan moto "Dua Anak Cukup". Program tersebut tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk, tapi juga menurunkan angka kematian ibu dan anak.

Guna mewujudkan program tersebut, masyarakat dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi setiap kali berhubungan seksual. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan kelahiran dan bahkan juga mencegah infeksi menular seksual (IMS).

Dari sekian banyak jenis alat kontrasepsi yang ada, kira-kira manakah yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia? Berikut hasil survei Honestdocs selengkapnya.

1. Kondom

Berdasarkan survei terhadap 13.506 responden, sebagian besar responden yaitu sekitar 63,2% memilih kondom sebagai alat kontrasepsi andalannya.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Birth Control (Kontrasepsi) via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket birth control (kontrasepsi) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Jenis alat kontrasepsi ini efektif mencegah kehamilan hingga 98% asalkan dipasang dengan benar dan tidak bocor. Bahkan, kondom merupakan satu-satunya alat kontrasepsi yang dapat mencegah penyebaran infeksi menular seksual (IMS).

Provinsi yang banyak menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi adalah Bengkulu (87%), Bali (80%), dan DKI Jakarta (76%).

Baca selengkapnya: Jenis-Jenis Kondom Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

2. IUD

Setelah kondom, IUD menempati posisi kedua sebagai alat kontrasepsi paling populer di Indonesia. Hal ini telah terbukti melalui survei internal yang telah dilakukan, bahwa sekitar 8,9% responden menggunakan alat KB IUD.

IUD adalah alat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim guna mencegah terjadinya pembuahan. IUD terdiri dari 2 jenis, yaitu:

  • IUD tembaga: tidak mengandung hormon, kandungan tembaganya bertindak sebagai spermisida untuk membunuh sperma yang masuk.
  • IUD hormonal: mengandung progestin, fungsinya untuk mencegah sperma membuahi sel telur.

Tingkat efektivitas IUD mencapai 99,8% dalam mencegah kehamilan. Alat KB ini bahkan dapat digunakan 3-5 tahun, tergantung dari jenis IUD yang Anda pilih.

Baca selengkapnya: Apa Saja Kekurangan dan Efek Samping dari IUD?

3. Pil KB

Pil KB termasuk ke dalam 3 besar alat kontrasepsi paling populer di Indonesia. Pasalnya, sekitar 7,4% responden dalam survei mengungkapkan bahwa mereka memilih pil KB sebagai metode pengendali kelahirannya.

Pil KB mengandung 2 hormon, yaitu hormon estrogen dan progestin, yang berfungsi untuk menghambat pelepasan sel telur (ovulasi). Kontrasepsi hormonal ini memiliki tingkat efektivitas hingga 98%, selama diminum secara rutin dan sesuai aturan. 

Baca juga: 16 Harga Merek Pil KB yang Beredar di Indonesia

4. Suntik KB

Suntik KB termasuk salah satu jenis alat kontrasepsi yang cukup banyak diminati di Indonesia. Buktinya, ada sekitar 5% responden yang menggunakan suntik KB untuk mencegah kehamilan.

Suntik KB mengandung hormon progesteron atau kombinasi progesteron dan estrogen. Kontrasepsi injeksi ini disuntikkan pada lengan bagian atas atau bagian bokong setiap 3 bulan guna melindungi wanita dari kehamilan.

Baca selengkapnya: KB Suntik: Jenis, Jadwal, dan Efek Samping

5. Tubektomi

Dari total 13.506 responden yang mengikuti survei, sebanyak 3,1% di antaranya melakukan sterilisasi dengan tubektomi. Angka ini terbilang cukup banyak sehingga menandakan bahwa wanita cukup berani memutuskan sterilisasi supaya berhenti punya anak.

Tubektomi adalah salah satu bentuk kontrasepsi mantap (kontap) dengan cara memotong tuba falopii atau saluran tuba. Ketika tuba falopii dipotong, maka sel telur tidak dapat masuk ke dalam rahim dan sperma pun tidak bisa membuahi sel telur. Tubektomi ini biasanya ditujukan untuk pasangan usia subur yang sudah tidak ingin punya anak lagi.

Tuba falopii yang sudah dipotong tidak dapat dikembalikan lagi seperti semula. Oleh karena itulah, tubektomi termasuk salah satu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang bersifat permanen. Alat KB ini juga efektif mencegah kanker ovarium.

Baca juga: Tubektomi: Kegunaan, Prosedur, dan Efek Samping

6. KB implan

Menurut survei terhadap 13.506 responden, sebanyak 1,5% di antaranya menggunakan KB implan atau susuk KB. KB implan adalah jenis alat kontrasepsi yang dimasukkan ke bawah kulit lengan atas. 

Penggunaan KB implan cukup banyak diminati karena pemasangannya cukup mudah, tidak repot, efektif, dan memberikan perlindungan yang cukup lama. Bahkan, hampir 99% penggunaan KB implan efektif mencegah terjadinya kehamilan selama 3 tahun.

Baca selengkapnya: KB Susuk: Kegunaan, Prosedur, dan Efek Samping

7. Senggama terputus (coitus interruptus)

Dari total 13.506 responden yang terlibat dalam survei, sebanyak 1,1% responden memilih untuk melakukan senggama terputus. Senggama terputus atau coitus interruptus adalah salah satu kontrasepsi non-hormonal yang dilakukan dengan cara mencabut penis sebelum ejakulasi saat berhubungan seksual. Masyarakat lebih mengenal metode ini dengan sebutan ejakulasi di luar.

Metode senggama terputus efektif mencegah kehamilan hingga 80%. Namun tentunya, hal ini perlu dilakukan secara hati-hati dan memastikan bahwa ejakulasi terjadi di luar vagina. 

8. Vasektomi

Selama ini, alat kontrasepsi sering kali diidentikkan dengan wanita. Padahal, para pria juga juga dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi demi mencegah terjadinya kehamilan.

Ternyata, sebanyak 0,6% pria telah melakukan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) berupa vasektomi. Vasektomi merupakan operasi pemotongan vas deferens, yaitu saluran berbentuk tabung kecil di dalam skrotum yang membawa sperma dari testis menuju penis.

Akibatnya, akses sperma menuju air mani jadi tertutup sehingga mencegah terjadinya pembuahan. Perlu diingat bahwa vasektomi bukanlah proses kebiri, jadi pria masih bisa ereksi dan tidak memengaruhi kejantanan pria.

Baca juga: Vasektomi: Metode, Syarat, Manfaat, dan Efek Samping

9. Spermisida

Dari sekian banyak alat kontrasepsi yang ada, hanya sedikit atau sekitar 0,6% responden menggunakan alat KB spermisida. Spermisida mengandung bahan kimia nonoxynol-9 yang dapat membunuh sperma atau menghambat pergerakannya.

Spermisida biasanya diletakkan di dalam vagina dekat leher rahim dan harus segera dimasukkan sebelum berhubungan intim. Efek alat KB ini umumnya mulai bekerja setidaknya 15 menit setelah digunakan.

10. Diafragma

Faktanya, masyarakat Indonesia cukup jarang menggunakan alat kontrasepsi diafragma. Hal ini dibuktikan dari hasil survei yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 0,6% responden yang menggunakan diafragma untuk mencegah kehamilan.

Diafragma adalah alat kontrasepsi berbentuk kubah dan terbuat dari karet atau silikon. Setengah bagian kubah tersebut diisi dengan krim atau spermisida untuk membunuh sel sperma agar tidak masuk ke vagina. Setelah itu, alat ini dimasukkan ke dalam vagina dan diletakkan di atas serviks sebelum berhubungan intim.

Popularitas kondom berdasarkan usia

Berdasarkan survei yang dilakukan, kondom merupakan alat kontrasepsi paling banyak dipilih responden, penggunaan kondom paling banyak terjadi pada responden usia muda 18-24 tahun (78%) dan remaja 12-17 tahun (72%).

Pada responden usia 25-44 tahun, pemilihan kondom sebagai alat kontrasepsi mengalami penurunan. Hal ini kemungkinan karena pada usia tersebut responden masih berencana memiliki anak. 

Kemudian pada responden usia 44-54 tahun, penggunaan kondom mengalami peningkatan kembali.  Setelah itu kepopuleran kondom kembali turun pada responden usia diatas 55 tahun.

Popularitas kondom berdasarkan jenis kelamin

Responden pria maupun wanita pada kelompok usia 18-34 tahun sama-sama memilih kondom sebagai alat kontrasepsi, terbukti dari persentase pria dan wanita yang memilih kondom hampir seimbang. 

Namun pada kelompok usia 35-44 tahun, lebih banyak pria  (71%) yang memilih kondom dibanding responden wanita. Bahkan pada kelompok usia 45-54 tahun, hanya 12% wanita yang memilih kondom. 

Uniknya pada kelompok usia diatas 65 tahun, pemilihan kondom didominasi oleh responden berjenis kelamin wanita (63%). Popularitas kondom pada kaum pria usia muda mungkin karena kondom sangat mudah didapatkan di berbagai toko swalayan, supermarket, atau apotek terdekat dan harganya pun terjangkau.

16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Patient education: Hormonal methods of birth control (Beyond the Basics). UpToDate. (https://www.uptodate.com/contents/hormonal-methods-of-birth-control-beyond-the-basics)
Which Birth Control Method Is Right for You?. Healthline. (https://www.healthline.com/health/birth-control/methods)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app