Inilah 8 Gejala Batu Ginjal Yang Paling Sering Dirasakan Penderitanya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Inilah 8 Gejala Batu Ginjal Yang Paling Sering Dirasakan Penderitanya

Anda tiba-tiba terbangun tadi malam, sepertinya Anda demam, tapi kok punggung bawah juga terasa sakit. Terlebih lagi ketika buang air kecil, rasanya sakit sekali. Anda pun jadi bertanya-tanya, benarkah itu merupakan gejala batu ginjal seperti yang sering disebutkan oleh orang-orang di luar sana?

Batu ginjal merupakan salah satu penyakit umum yang sering menimpa saluran kencing. Batu ginjal dapat muncul ketika zat-zat 'berat' dalam urin mengendap di ginjal atau saluran kencing, dan kemudian beberapa mineral menempel padanya sehingga membentuk batu kecil. Ketika ini terjadi, batu tersebut dapat menetap dalam ginjal atau langsung turun ke saluran kencing.

Seseorang yang menderita batu ginjal mungkin takkan merasakan gejala apapun pada mulanya. Ketika masih berukuran kecil, batu ginjal bahkan dapat keluar sendiri saat buang air kecil tanpa menimbulkan rasa sakit. Akan tetapi ketika ukurannya bertambah besar, maka batu tersebut dapat menghalangi aliran urin sehingga timbullah beberapa gejala yang tak diinginkan. Hal ini dapat terjadi ketika batu ginjal tersangkut di saluran kencing yang menghubungkan antara kandung kemih dengan ginjal (ureter).

Meski begitu, besarnya ukuran batu bukanlah satu-satunya yang menjadi penyebab timbulnya rasa sakit. Kadangkala, batu juga dapat tersangkut di area tertentu di ginjal sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.

Gejala batu ginjal yang perlu diwaspadai

1. Rasa sakit ketika buang air kecil

Kalau tiba-tiba Anda merasa kesakitan ketika buang air kecil, maka itu bisa jadi gejala awalnya. Ini biasanya terjadi karena batu ginjal sedang bergerak dari kandung kemih ke saluran kencing. Sensasi seperti ditusuk-tusuk atau terbakar mungkin akan timbul bila batu ginjal bergerak lebih jauh lagi.

Dalam hal ini Anda beresiko menderita infeksi saluran kencing. Kalau Anda sudah merasakan gejala batu ginjal semacam ini, maka segera kunjungi dokter.

Selain terasa sakit, jika ada infeksi saluran kencing, maka frekuensi buang air kecil juga jadi lebih sering ketimbang biasanya.  Anda sepertinya selalu merasa ‘kebelet’ meskipun tidak terlalu banyak minum. Di samping itu, air seni yang keluar hanya sedikit saja, atau bahkan tidak ada sama sekali.

2. Timbulnya rasa sakit

Lokasi dimana batu itu berada, dan bagaimana pergerakannya dalam saluran kencing sangat menentukan rasa sakit yang Anda rasakan. Banyak orang menggambarkan rasa sakit akibat batu ginjal itu seperti ketika sisi punggung atau perut bawah mereka ditusuk-tusuk. Ada pula yang menggambarkan kalau rasa sakitnya lebih parah ketimbang saat melahirkan anak.

Rasa sakitnya bisa datang tiba-tiba kemudian menetap, atau menjadi semakin parah seiring waktu berlalu. Area yang merasakan sakit juga bisa meluas hingga ke daerah paha sisi dalam dan perut bawah.

Penderitanya mungkin akan mengalami rasa sakit terus-menerus, atau bisa juga rasa sakitnya datang dan pergi. Kadang bisa berakhir setelah beberapa menit, tapi muncul lagi pada 10 menit berikutnya. Pada beberapa kasus, rasa sakitnya mungkin muncul lebih lama. Rasa sakit yang dialami juga bisa berubah kalau batu ginjal berpindah ke sisi lain dalam saluran kencing.

Kalau penderitanya adalah seorang pria, maka ia mungkin akan merasakan rasa sakit di area testikel dan skrotumnya. Beberapa gejala batu ginjal memang mirip dengan penyakit menular seksual. Oleh sebab itu, untuk mencari tahu apa penyebab pasti dari rasa sakit yang Anda derita, segera periksakan ke dokter untuk mengetahui diagnosa lebih lanjut.

3. Ada darah dalam urin

Selain timbul rasa sakit dan frekuensi buang air kecil yang meningkat, Anda mungkin juga mendapati adanya perubahan pada warna dan tingkat kepekatan urin. Bukannya kuning atau bening, warna urin melainkan berubah menjadi coklat, pink, atau bahkan merah. Dan bila batu ginjal menghalangi saluran kencing, maka Anda mungkin juga akan mendapati bercak darah dalam urin. Kondisi ini disebut hematuria.

Darah bisa masuk ke urin ketika batu ginjal tersangkut di saluran kencing, sehingga mengikis lapisan permukaan saluran kencing yang dilaluinya. Seberapa parah rasa sakit yang dirasakan, bisa menjadi indikator seberapa besar ukuran batu ginjalnya. Umumnya, semakin sakit, maka semakin besar pula ukurannya.

4. Mual dan muntah

Beberapa orang yang menderita batu ginjal mengaku juga mengalami mual, bahkan muntah-muntah. Gejala batu ginjal ini otomatis menyebabkan penderitanya mengalami dehidrasi dan kurang gizi.

Salah satu penyebab muntah biasanya adalah karena rasa sakit yang diderita terlalu berat. Namun ini juga bisa menjadi pertanda kalau tubuh sedang berusaha mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Adanya batu dalam ginjal jelas membuat organ ini tak bisa berfungsi dengan baik sehingga memicu naiknya kadar toksin dalam perut dan darah.

5. Aroma urine kurang sedap

Selain berubah warna, aroma air seni yang dikeluarkan juga kurang sedap bahkan cenderung busuk. Meski terkadang normal kalau urin menimbulkan bau tak sedap, namun kalau aromanya sampai tak tertahankan, maka itu biasanya dikarenakan pekatnya kadar zat kimia dan toksin dalam urin.

Ginjal merupakan organ yang memegang peranan penting dalam mengeluarkan racun dan zat kimia dari tubuh. Namun ketika fungsinya terganggu, maka zat-zat tersebut bisa mengendap dan mengkristal dalam tubuh. Toksin yang mengkristal itulah yang kemudian membentuk batu ginjal, yang ketika dikeluarkan melalui urin, menimbulkan aroma tak sedap.

6. Tak bisa duduk dengan nyaman

Kalau ukuran batu ginjalnya sudah besar, maka itu bisa membuat penderitanya sulit duduk atau berbaring untuk waktu yang lama. Alasannya karena kedua posisi tersebut memberikan tekanan tambahan pada area terinfeksi. Oleh sebab itu, tak heran kalau penderita batu ginjal juga mengalami gangguan lain, insomnia adalah salah satunya.

7. Demam dan menggigil

Gejala batu ginjal yang satu ini muncul ketika disertai dengan infeksi saluran kemih, mulai dari daerah ginjal, ureter, dan kandung kemih. Kalau demamnya terlalu tinggi, maka nyawa penderitanya otomatis ikut terancam. Kondisi seperti ini harus segera mendapatkan penanganan.

8. Ginjal membengkak

Bila ukuran batu ginjalnya cukup besar, maka itu dapat menghalangi aliran urin sehingga susah keluar. Akibatnya, ginjal akan 'tenggelam' dalam urine dan mengalami pembengkakan, dalam istilah medis disebut dengan hidronefrosis. Bagian perut ikut membesar dan ketika area tersebut disentuh, biasanya akan terasa sakit.

Itulah beberapa gejala batu ginjal yang sebaiknya tidak diremehkan. Begitu salah satu gejalanya mulai muncul, maka segera periksakan diri ke dokter agar dapat ditangani lebih dini.

Baca juga gejala lain terkait sakit ginjal: 14 Tanda dan Gejala Penyakit Ginjal

Adapun kondisi-kondisi yang mengharuskan Anda untuk segera mencari perawatan darurat untuk batu ginjal adalah sebagai berikut:

  • Mengalami demam atau menggigil, yang dapat mengindikasikan adanya infeksi.
  • Berhenti memproduksi urin.
  • Anda memiliki riwayat pengangkatan ginjal dan hanya memiliki satu ginjal.
  • Mual dan muntah berlebihan.
  • Mengalami kebingungan atau kelelahan berat.

Beberapa informasi berikut mungkin Anda perlukan:

  • 10 Cara Ampuh Menghilangkan Batu Ginjal Tanpa Obat
  • Mengobati Batu Ginjal dengan Tuntas

3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
8 Signs and Symptoms of Kidney Stones. Healthline. (https://www.healthline.com/health/symptoms-of-kidney-stones)
Kidney stones: Causes, symptoms, and treatment. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/154193.php)
Kidney Stone Symptoms in Men & Women: What Kidney Stones Feel Like. WebMD. (https://www.webmd.com/kidney-stones/understanding-kidney-stones-symptoms)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app