Hipokalemia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana kadar kalium yang terdapat di dalam darah berada pada jumlah yang lebih rendah dari 3.8 mEq/L darah. Hipokalemia merupakan tanda dari kekurangan kalium tubuh. Kalium merupakan salah satu dari sejumlah elektrolit penting yang diperlukan oleh tubuh.

Berarti ini kebalikan dari hiperkalemia atau kelebihan kalium.

Kalium adalah ion bermuatan positif yang paling penting bagi tubuh. Normalnya, kadar kalium darah adalah 3,6-5,2 milimol per liter (mmol / L) darah, kalium yang lebih rendah dari nilai normal disebut hipokalemia sedangkan jika lebih tinggi disebut hiperkalemia. Kalium bersama dengan elektrolit lain seperti natrium, kalsium dan magnesium berperan penting dalam mengalirkan listrik atau potensial aksi di dalam tubuh. Selain itu elektrolit juga mengatur fungsi otot jantung, dan kontraksi otot, mencegah timbulnya osteoporosis, menjaga keseimbangan garam dan air tubuh, menjaga kestabilan pH darah, dan dapat mencegah terbentuknya batu ginjal.

Hipokalemia ringan biasanya tidak menunjukkan gejala sama sekali, namun hipokalemia yang lebih berat dengan kadar kalium darah kurang dari 3 mEq/L darah dapat menyebabkan gejala terkait penyakit hipokalemia. Kadar kalium yang sangat rendah (kurang dari 2,5 mmol / L) dapat mengancam jiwa dan membutuhkan perhatian medis yang mendesak.

Apa Gejala Penyakit Hipokalemia?

Beberapa gejala yang dapat muncul pada saat terjadi hipokalemia antara lain: Kelemahan otot, kram otot, kejang otot, kelumpuhan otot termasuk otot bantu pernapasan, detak jantung abnormal, dan berdebar.

Kalium sangat vital bagi aktivitas arus listrik dan potensial aksi otot jantung. Penurunan kadar ion kalium ekstraseluler akan meningkatkan perangsangan miokardium yang dapat berpotensi untuk menimbulkan aritmia atau gangguan irama jantung. Aritmia jantung dan kelumpuhan otot pernapasan merupakan komplikasi hipokalemia yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan yang segera.

Perubahan pada arus listrik jantung dapat terekam dalam EKG (rekam listrik jantung), dan berikut ini gambaran EKG hipokalemia:

  • Terbentuknya gelombang U yang jelas.
  • Terbentuknya Interval QT yang memanjang.
  • Terbentuknya ST depresi dan T flat atau inversi.
  • Meningkatnya amplitudo gelombang P.

Penyebab Hipokalemia

Hipokalemia yang terjadi pada tubuh dapat disebabkan oleh beberapa keadaan berikut :

  • Masalah saluran pencernaan : muntah yang terjadi berulang ulang - ulang, diare yang kronik, dan penggunaan obat pencahar yang lama dapat mengakibatkan terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan.
  • Asidosis tubular ginjal : menyebabkan ginjal tidak berfungsi secara normal sehingga ginjal tidak dapat menahan kalium dengan baik malah mengeluarkan kalium terlalu banyak.
  • Penggunaan diuretik : furosemid atau loop diuretik dapat menyebabkan ginjal membuang kalium, natrium dan air yang berlebihan bersamaan dengan air kemih.
  • Penyakit hormon endokrin: peningkatan kadar aldosteron yang berlebihan seperti pada keadaan hiperaldosteronisme atau sindrom Cushing juga dapat menyebabkan ginjal membuang kalium yang berlebihan.
  • Penyakit genetik ginjal : Penderita sindrom Fanconi, sindroma Bartter, dan sindrom Liddle terlahir mempunyai penyakit ginjal bawaan yang menyebabkan ginjal tidak berfungsi normal untuk menahan kalium.
  • Asupan kalium rendah : merupakan penyebab hipokalemia yang paling jarang karena sumber kalium banyak sekali ditemukan dalam makanan sehari-hari.

Pengobatan Hipokalemia

Pengobatan penyakit hipokalemia dapat dilakukan dengan beberapa cara koreksi kalium sebagai berikut:

  • Pemberian diet (makanan) yang mengandung Kalium sebanyak rata-rata 50-100 mEq per hari. Makanan yang tinggi kalium antara lain pisang, alpukat, kacang-kacangan, dan kentang.
  • Pemberian suplemen Kalium oral sebanyak 40-80 mEq per hari, misalnya Aspar-K.
  • Pemberian suplemen Kalium intravena KCl sebanyak 20 meq dalam 100 cc NaCl isotonik dapat dilakukan melalui vena besar dengan kecepatan 10-20 mEq/jam.
  • Pemberian suplemen Kalium intravena KCl pada keadan aritmia atau kelumpuhan otot pernapasan dapat dilakukan melalui vena sentral dengan kecepatan 40-100 mEq/jam.
  • Monitor kadar kalium setiap 2-4 jam dianjurkan pada pemberian suplemen Kalium intravena untuk menghindari hiperkalemia.
  • Monitor EKG dan observasi ketat dianjurkan pada keadaan aritma atau kelumpuhan otot pernapasan.

Kapan Harus ke dokter?

Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini sering ditemukan setelah melakukan tes darah dalam rangka memeriksa suatu penyakit. Dan memang kalium yang rendah biasanya berbarengan dengan penyakit yang lain. Sangat jarang, kondisi kalium rendah menyebabkan gejala yang berdiri sendiri seperti hanya kram otot.

Periksalah ke dokter apabila Anda mengalami gejala hipoglikemia yang mencakup:

Pengobatan hipokalemia akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya dan mungkin termasuk pemberian suplemen kalium. Jangan sekali-kali mengonsumsi suplemen kalium tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app