Hiperglikemia (Gula Darah Tinggi) - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 2, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 2 menit

Apakah Hiperglikemia itu?

Hiperglikemia atau gula darah tinggi dapat menjadi masalah utama yang terjadi akibat efek samping perawatan diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2. Hiperglikemia sendiri terbagi menjadi 2 jenis:

  • Hiperglikemia puasa, di mana kadar gula darah melebihi 130 mg / dL meskipun tidak mengonsumsi makanan atau minuman apapun setidaknya selama 8 jam.
  • Hiperglikemia postpradinal, di mana kadar gula darah melebihi 180 mg / dL hanya dalam waktu 2 jam setelah makan. Pada orang normal, kadar gula darah umumnya tidak melebihi 140 mg / dL setelah makan kecuali makan secara berlebihan.

Gula darah tinggi yang berkelanjutan dan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan saraf, pembuluh darah, dan organ tubuh lainnya. Penderita diabetes tipe 1 rentan terhadap penumpukan asam dalam darah yang disebut ketoasidosis.

Jika Anda mengalami diabetes tipe 2, gula darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kondisi berbahaya, karena tubuh tidak mampu memproses asupan gula yang masuk ke dalam tubuh. Kondisi ini disebut juga dengan sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketosis. Gejala terjadinya diawali dengan seringnya buang air kecil, lalu berubah menjadi jarang, serta memiliki warna urin yang gelap dan mengalami dehidrasi parah.

Mengenai Hiperglikemia

Penyebab Hiperglikemia

Tingginya kadar gula darah atau Hiperglikemia dapat disebabkan oleh beberapa hal, termasuk tidak mengonsumsi obat penurun kadar gula, mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat, mengalami infeksi, sakit atau sedang stres, kurang berolahraga atau menjalani aktivitas fisik yang berat.

Gejala Hiperglikemia

Tanda atau gejala awal Hiperglikemia, antara lain:

  • Rasa haus meningkat
  • Sakit kepala
  • Sulit berkonsentrasi
  • Penglihatan kabur
  • Sering buang air kecil
  • Lelah berlebihan
  • Penurunan berat badan
  • Kadar gula darah melebihi 180 mg / dL

Komplikasi Hiperglikemia 

Gula darah yang tinggi atau Hiperglikemia dapat menyebabkan infeksi pada kulit dan vagina, lambatnya penyembuhan luka, penglihatan yang memburuk, kerusakan saraf, rambut rontok, disfungsi ereksi, gangguan pencernaan dan usus, sembelit maupun diare, serta kerusakan pembuluh darah dan ginjal.

Pengobatan Hiperglikemia

Jika Anda menderita diabetes dan memiliki tanda gula darah yang tinggi, pemeriksaan dan uji gula darah perlu dilakukan. Selain pengobatan medis, Anda juga perlu memperhatikan beberapa hal berikut untuk mengurangi dampak Hiperglikemia bagi kesehatan.

  • Minum air putih lebih banyak. Hal ini dapat membantu menghilangkan kadar gula yang berlebihan dalam darah dan keluar melalui urin serta membantu menghindari dehidrasi
  • Berolahraga. Dengan melakukan aktivitas fisik atau olahraga, tubuh akan terbantu dalam menurunkan kadar gula darah. Tetapi hal tersebut juga dapat berlaku sebaliknya, terutama jika dilakukan secara berlebihan
  • Atur pola makan. Memperhatikan dan mengatur pola makan juga menjadi salah satu kunci mengatasi peningkatan kadar gula darah. Batasi asupan karbohidrat dan makanan manis yang Anda konsumsi

Pencegahan Hiperglikemia

Untuk mengendalikan kadar gula darah dan menghindari Hiperglikemia, Anda dapat memperhatikan kembali gaya hidup yang Anda jalani. Selain itu, perhitungan jumlah asupan makanan yang Anda konsumsi dan pemeriksaan tes gula darah mungkin dapat membantu mengetahui gejala Hiperglikemia lebih awal sehingga pencegahan Hiperglikemia dapat dilakukan.


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dawn phenomenon (liver dump). (n.d.).

Dubois, W. (2018). High blood sugar symptoms.

Eye complications. (2018). (https://www.diabetes.co.uk/blood-glucose/dawn-phenomenon.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app