Gigantisme - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 13, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Mei 3, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apakah Gigantisme itu?

Gigantisme adalah kelainan pertumbuhan pada anak-anak yang menyebabkan anak menjadi lebih tinggi dibanding teman seusianya. Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan di atas rata-rata akibat gigantisme ini sebenarnya jarang terjadi dan merupakan kondisi langka. Biasanya kasus gigantisme ditemukan pada masa remaja yang menyebabkan peningkatan tumbuh kembang terjadi secara drastis.

Hormon pertumbuhan dan kelainan pada pertumbuhan tulang dapat menjadi faktor pemicu kondisi Gigantisme ini. Selain itu, memiliki orang tua dengan riwayat penyakit genetik atau kelainan lainnya dapat juga menyebabkan munculnya tumor dan mengganggu fungsi berbagai organ tubuh.

Mengenai Gigantisme

Penyebab Gigantisme

Adanya hormon pertumbuhan atau Growth hormone (GH) yang berlebihan menjadi pemicu kondisi ini. Hormon pertumbuhan di sekresi melalui kelenjar hipofisis yang kadarnya tidak selalu sama setiap hari. 

Hormon pertumbuhan menstimulasi perkembangan hormon lain yang bermanfaat dalam masa pertumbuhan anak-anak dan efeknya dapat mempengaruhi hati dan otak. Hormon pertumbuhan pada otak dikendalikan oleh hipotalamus untuk mengirimkan senyawa neuropeptida ke kelenjar dan membentuk GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone).

Selain karena pengaruh hormon, munculnya gigantisme disebabkan oleh tumbuhnya sel tumor pada kelenjar hipofisis. Pengaruh makanan yang tidak sehat seperti makanan kaleng dan makanan cepat saji dapat meningkatkan resiko pertumbuhan sel tumor.

Penyebab lain dari gigantisme adalah adanya kelainan jaringan endokrin atau McCune-Albright Syndrome, Nuerofibromatosis, Multiple endocrine neoplasia tipe 1, maupun Carney Complex.

Gejala Gigantisme

Gejala yang dapat ditemukan pada anak-anak atau remaja dengan kondisi Gigantisme, antara lain:

  • Pembesaran pada tangan dan kaki
  • Tinggi badan melebihi usia teman sebaya dan orang normal pada umumnya
  • Ruas jari tangan yang tebal dan besar
  • Pembesaran dagu dan dahi
  • Wajah terlihat selalu berminyak
  • Keterlambatan masa pubertas
  • Sering berkeringat
  • Perubahan suara
  • Nyeri sendi

Gejala Gigantisme di atas dapat menimbulkan kondisi lebih serius dan biasanya diketahui setelah dilakukan pemeriksaan. Kondisi tersebut di antaranya peningkatan glukosa darah (diabetes), tekanan darah tinggi (hipertensi), dan kelainan jantung (ukuran jantung besar).

Diagnosis Gigantisme

Selain pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis gigantisme. Pemeriksaan penunjang tersebut meliputi:

  • Pemeriksaan Hormon. Pemeriksaan hormon dilakukan untuk mendeteksi kadar hormon pertumbuhan atau Growth Hormone
  • Pemeriksaan IGF-1. Tes kadar IGF-1 pada kelenjar hipofisis dilakukan untuk mendiagnosis gigantisme. Peningkatan level IGF-1 memicu terjadinya gigantisme
  • Tes Toleransi Glukosa. Pemeriksaan toleransi glukosa dilakukan dengan memberikan 75 gram gula dan melihat kadar GH. Jika kadar GH tidak berkurang dengan konsumsi gula maka ini menjadi tanda bahwa adanya kelainan GH
  • Pemeriksaan CT-scan dan MRI. Pemindaian dengan CT-scan atau MRI berguna untuk mendeteksi penyebab gangguan hormon dan melihat adanya tumor hipofisis yang mungkin saja terjadi

Perbedaan Gigantisme dan Akromegali

Selain gigantisme, terdapat gangguan pertumbuhan yang dapat terjadi dan disebut akromegali. Perbedaan antara kedua gangguan ini adalah pada akromegali terjadi pertumbuhan berlebihan pada anggota tubuh beserta organ lainnya yang muncul pada orang dewasa sekitar usia 40 tahun ke atas. Sedangkan pada gigantisme, kelainan hormon pertumbuhan terjadi pada masa anak-anak hingga remaja yang menimbulkan tubuh berkembang lebih besar dan lebih tinggi dibanding teman seusianya.

Pengobatan Gigantisme

Dalam diagnosis gigantisme, dokter akan menanyakan keluhan yang terjadi, melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang medis. Setelah menentukan penyakit, dokter akan memilih terapi yang tepat untuk menyembuhkan kelainan ini melalui beberapa cara: 

  • Operasi

Penentuan dilaksanakannya tindakan operasi harus dilihat dari beberapa faktor, yaitu ukuran dan lokasi tumor hipofisis, usia, dan gejala medis. Metode operasi dilakukan dengan membuang sel tumor di kelenjar hipofisis. Dengan membuang sel tumor maka fungsi kelenjar hipofisis dalam pembentukan hormon dapat berfungsi baik seperti semula

  • Terapi Radiasi

Terapi radiasi merupakan alternatif lain dengan menggunakan sinar gamma untuk menangani dan mengurangi sel tumor hipofisis yang menyebabkan gigantisme. Terapi radiasi ini dilakukan tanpa merusak jaringan lain menggunakan radiasi cahaya.

  • Obat-obatan

Obat-obatan juga menjadi tatalaksana penting untuk menghambat perkembangan GH dan insulin. Jenis obat yang digunakan antara lain ocreotide dan lanreotide yang merupakan obat golongan analog somatostatin. Obat bromocriptine juga bekerja menurunkan kadar GH dan dapat dikombinasikan dengan obat golongan somatostatin. Injeksi pegvisoment juga dapat membantu meneteralkan level IGF-1.

Pencegahan Gigantisme

Gigantisme sulit dicegah karena ini berkaitan dengan perkembangan hormon secara internal. Gejala awal Gigantisme juga menjadi tanda bahwa orang tua perlu memeriksa kesehatan anaknya sehingga tidak semakin parah atau memicu komplikasi serius seperti insufisiensi kelenjar adrenal atau diabetes indipidus yang dapat terpengaruh karena kondisi ini.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
McGurgan, H. Healthline (2015). Gigantism. (https://www.healthline.com/health/gigantism)
Diaz-Thomas, et al. Medscape (2017). Gigantism and Acromegaly. (https://emedicine.medscape.com/article/925446-overview)
NIH (2015). MedlinePlus. Gigantism. (https://medlineplus.gov/ency/article/001174.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Bolehkah lompat tali menambah ketinggian kanak kanak ?
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app