GRACIA BELINDA
Ditulis oleh
GRACIA BELINDA
DR.VINA SETIAWAN
Ditinjau oleh
DR.VINA SETIAWAN

Penyebab dan Efek Sleep Apnea pada Tubuh

Dipublish tanggal: Jan 20, 2020 Update terakhir: Jun 11, 2021 Tinjau pada Feb 20, 2020 Waktu baca: 4 menit
Penyebab dan Efek Sleep Apnea pada Tubuh

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Sleep apnea adalah suatu kondisi gangguan pernapasan yang terjadi ketika sedang tidur dan bisa terjadi secara berulang
  • Penyebab sleep apnea disebabkan oleh penyempitan aliran udara di tenggorokan sehingga kadar oksigen dalam darah menurun
  • Efek sleep apnea dapat menimbulkan rasa kantuk berlebih di siang hari dan berbahaya bagi kesehatan karena menimbulkan risiko komplikasi
  • Faktor obesitas, hipertensi, merokok dan minuman beralkohol, serta pria berusia di atas 40 tahun memiliki risiko tinggi mengalami sleep apnea
  • Efek sleep apnea dapat mengganggu berbagai fungsi kerja organ tubuh, termasuk sistem pencernaan, sistem saraf, hingga sistem reproduksi
  • Klik untuk membeli suplemen gangguan tidur Sea-Quill Osteocal atau obat saraf dan otak lainnya melalui HDMall. Gratis ongkir ke seluruh Indonesia dan bisa COD
  • Temukan dan booking ragam paket pemeriksaan kesehatan dengan harga terjangkau dan dokter berpengalaman di HDMall

Apa itu sleep apnea?

Sleep apnea adalah suatu kondisi gangguan pernapasan yang terjadi ketika tidur di mana nafas dapat berhenti berulang kali dalam waktu beberapa detik saat tidur. Hal ini bisa terjadi karena tenggorokan mengalami penyempitan sehingga aliran udara menjadi terhambat dan menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah.

Ketika gangguan tidur ini terjadi, kadar oksigen dalam darah akan berkurang dan menyebabkan otak memaksa diri untuk terbangun dan bernapas kembali. Setiap kali bernapas kembali, Anda mungkin akan mendengkur keras (ngorok) yang mungkin akan membangunkan Anda dan orang di sebelah Anda.

Selain hilangnya nafas dan kondisi terbangun ketika tidur pulas tersebut akan mengurangi kualitas tidur dan membuat penderita merasa sangat lelah di siang hari. Namun efek sleep apnea (apnea tidur) tak hanya membuat rasa kantuk sepanjang hari tetapi dapat berisiko lebih parah, karena jika tidak segera ditangani dengan tepat maka dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, stroke, diabetes, dan kondisi kesehatan jangka panjang lainnya.

Kondisi sleep apnea juga bisa ditunjukkan melalui beberapa gejala atau tanda tertentu, seperti mendengkur keras ketika tidur, hentinya napas secara tiba-tiba, susah tidur atau insomnia, sakit kepala dan rasa kantuk di pagi hari, sering berkeringat di malam hari, menurunnya gairah seksual pada pria, terbangun dengan tenggorokan kering, sulit berkonsentrasi dan sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.

Baca juga: Mengenal Sleep Apnea

Penyebab sleep apnea

Banyak kondisi kesehatan terkait dengan sleep apnea, termasuk faktor obesitas dan tekanan darah tinggi. Jika kondisi ini ditambah dengan efek kurang tidur maka hal tersebut dapat membahayakan sistem kerja tubuh. 

Ada 3 jenis penyebab sleep apnea, yaitu:

  • Obstructive sleep apnea terjadi ketika otot belakang tenggorokan terlalu rileks sehingga menyebabkan saluran pernapasan menyempit saat bernapas
  • Central sleep apnea terjadi ketika otak tidak mampu mengirimkan sinyal ke otot pernapasan sehingga menyebabkan penderita tidak bisa bernapas selama beberapa detik
  • Complex sleep apnea terjadi ketika 2 kondisi (central dan obstructive sleep apnea) terjadi bersamaan 

Beberapa faktor lain penyebab sleep apnea adalah:

  • Memiliki kelainan pada struktur leher bagian dalam
  • Mengonsumsi obat penenang
  • Sering mengalami hidung tersumbat
  • Memiliki riwayat keluarga dengan sleep apnea
  • Memiliki riwayat penyakit diabetes  

Selain itu, penderita sleep apnea umumnya berusia di atas 40 tahun dan lebih sering terjadi pada pria. Kondisi ini dapat diperparah jika seseorang memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Efek sleep apnea pada tubuh

Gangguan sistem pernapasan

Fungsi sistem pernapasan juga dapat terganggu akibat gangguan tidur sleep apnea. Selain tersumbatnya aliran pernapasan dan berkurangnya kadar oksigen tubuh saat tidur, sleep apnea juga dapat memperburuk gejala asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sehingga memungkinkan terjadinya sesak napas lanjutan. Penderita sleep apnea juga lebih rentan mengalami infeksi pernapasan, seperti flu dan pilek. 

Baca juga: Obat Herbal Alami untuk Atasi Sesak Nafas

Gangguan sistem endokrin

Penderita sleep apnea lebih cenderung mengembangkan resistensi insulin di mana sel-sel tubuh tidak memberikan respons terhadap hormon insulin. Ketika sel-sel tidak berfungsi mengambil insulin, kadar gula darah akan naik dan dapat mengembangkan risiko diabetes tipe 2.

Sleep apnea juga telah dikaitkan dengan sindrom metabolik, sekelompok faktor risiko penyakit jantung yang meliputi tingginya tekanan darah (hipertensi), kadar kolesterol LDL, kadar gula darah (diabetes), dan lingkar pinggang yang lebih besar dari ukuran normal (obesitas).

Gangguan sistem pencernaan

Jika menderita sleep apnea, maka kemungkinan besar akan terjadi gangguan pencernaan. Hal ini akan berdampak pada fungsi kedua hormon (hormon leptin dan hormon ghrelin) yang mengatur nafsu makan. Selain itu, sleep apnea juga dapat menyebabkan tubuh menjadi mudah lelah dan lemas sehingga metabolisme tubuh akan terganggu dan melemah.

Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya risiko obesitas, penyakit hati (liver), gangguan jaringan parut pada hati, dan tingginya kadar enzim pada hati yang melebihi batas normal. Apnea tidur juga dapat memperburuk kondisi gastroesophageal reflux (GERD) yang dapat mengganggu waktu tidur.

Gangguan sistem peredaran darah dan kardiovaskular

Sleep apnea telah dikaitkan dengan kondisi obesitas dan tekanan darah tinggi yang meningkatkan ketegangan atau gangguan pada jantung. Jika menderita sleep apnea, Anda cenderung memiliki irama jantung yang tidak normal seperti atrial fibrilasi yang dapat meningkatkan risiko stroke. Gagal jantung juga lebih sering terjadi pada penderita sleep apnea.

Oleh karena itu, memiliki waktu tidur yang berkualitas setiap hari sangat penting guna menjaga peredaran darah berjalan lancar dan terhindar dari gangguan tekanan darah ataupun kardiovaskular. Hal ini juga dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh sehingga terhindari dari gangguan penyakit tertentu termasuk infeksi.

Baca juga: Jika Jantung Berdebar Saat Tidur, Apakah Itu Normal?

Gangguan sistem saraf

Salah satu jenis sleep apnea yang disebut central sleep apnea disebabkan oleh gangguan pada sinyal otak yang memungkinkan tubuh berhenti bernapas. Jenis sleep apnea ini juga dapat mengganggu sistem saraf pusat yang menyebabkan timbulnya gejala neurologis seperti mati rasa dan kesemutan.

Tak hanya itu, dengan adanya gangguan tidur juga dapat berdampak pada kestabilan suasana hati (mood) bahkan mudah menimbulkan rasa marah, sedih, hingga halusinasi. Hal ini jika terjadi terus menerus tentu dapat mempengaruhi kondisi kesehatan fisik dan mental.

Gangguan sistem reproduksi

Sleep apnea dapat mempengaruhi sistem reproduksi pada penderita sleep apnea baik pria maupun wanita ketika berhubungan seks. Pada pria, sleep apnea bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Sementara pada wanita, juga dapat meningkatkan risiko PCOS (Polycystic ovary syndrome) yang menyebabkan terganggunya fungsi ovarium dan keseimbangan hormon pada wanita.

Sleep apnea dapat mengganggu tidur dan membuat penderita berisiko beberapa penyakit serius bahkan kematian. Tetapi ada beberapa cara untuk mengendalikannya. Perawatan, seperti tekanan saluran napas positif terus menerus (CPAP) dan peralatan oral, membantu menjaga oksigen mengalir ke paru-paru Anda saat Anda tidur. Kehilangan berat badan juga dapat meningkatkan gejala apnea tidur sambil mengurangi risiko penyakit jantung.


29 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Amali A, et al. A comparison of uvulopalatopharyngoplasty and modified radiofrequency tissue ablation in mild to moderate obstructive sleep apnea: A randomized clinical trial. Journal of Clinical Sleep Medicine. 2017;13:1089.
Guideline at-a-glance: Practice parameters for the surgical modifications of the upper airway for obstructive sleep apnea in adults. https://aasm.org/clinical-resources/practice-standards/practice-guidelines/.
Kryger MH, et al. Management of obstructive sleep apnea in adults. https://www.uptodate.com/contents/search.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app