Hadapi Cuaca Panas, Apa Dampak Bagi Kesehatan dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Dipublish tanggal: Jun 17, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 1, 2019 Waktu baca: 3 menit
Hadapi Cuaca Panas, Apa Dampak Bagi Kesehatan dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Saat ini, Kuwait dan Arab Saudi menjadi negara dengan suhu terpanas di dunia di mana suhu di kedua negara tersebut mencapai 63 dan 55 derajat celcius di siang hari. Bahkan akibat suhu yang terlalu panas tersebut diduga menjadi penyebab seorang laki-laki di Kuwait meninggal dunia.

Disebut-sebut orang tersebut telah meninggal ketika paramedis dan ambulans datang ke lokasi kejadian. Hasil forensik juga menunjukkan bahwa hawa dan gelombang panas yang ekstrem terjadi merupakan penyebab kematiannya. Lalu, bagaimana cara mengatasi suhu panas tersebut?

Cara mengatasi suhu panas yang ekstrem

Perbanyak minum air putih

Dalam kondisi cuaca panas, tubuh akan kehilangan cairan lebih cepat, salah satunya melalui keringat, sehingga Anda diharuskan untuk minum air putih lebih banyak bahkan ketika tidak haus agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Hindari kafein, alkohol, ataupun minuman manis yang dapat membuat Anda semakin haus. Jika terasa sangat panas, Anda dapat membasahi tubuh dengan air dingin atau mandi lebih sering dari biasanya.

Baca juga: Manfaat Minum Air Putih Bagi Tubuh

Hindari aktivitas di luar ruangan

Ketika siang hari lebih baik untuk tetap berada di dalam rumah, batasi aktivitas di luar ruangan, dan hindari paparan sinar matahari langsung. Penggunaan tabir surya (sunblock) juga sangat penting. Jika ingin berolahraga sebaiknya dilakukan di pagi atau sore hari ketika cuaca sudah lebih sejuk.Jangan meninggalkan anak ataupun hewan peliharaan di dalam kendaraan.

Kenakan pakaian yang nyaman

Untuk mengatasi cuaca panas, pilihlah pakaian dengan bahan yang nyaman dikenakan, longgar, ringan, dan berwarna terang. Pertimbangkan pakaian berbahan dasar kapas atau katun yang dapat membantu menyerap kelembaban dan membuat tubuh terasa lebih dingin. Kenakan topi atau payung serta kacamata hitam untuk melindungi kulit dari sinar matahari.

Kuwait, Arab Saudi, dan India menjadi negara terpanas di dunia

Gelombang panas (heat wave) yang terjadi di Kuwait ini diperkirakan masih akan terjadi setidaknya hingga 21 juni mendatang dengan jadwal yang tak menentu selama musim panas. Bahkan para ahli meteorologi Kuwait juga memprediksi suhu panas akan semakin meningkat dan mencapai rekor tertinggi pada bulan Juli dengan suhu mencapai 68 derajat celcius ketika berada di bawah paparan matahari langsung.

Pemerintah Kuwait sendiri saat ini sedang membahas rancangan undang-undang mengenai operasional kantor-kantor pemerintahan, terutama yang berurusan dengan publik untuk tetap melanjutkan operasional pelayanan di malam hari akibat dari suhu yang meningkat tersebut.

Selain Kuwait dan Arab Saudi, suhu panas ini juga terjadi di Qatar, UAE (Uni Emirat Arab), dan Bahrain disertai dengan tingkat kelembaban udara yang tinggi. Tidak hanya di negara-negara Timur Tengah, India pun sedang mengalami gelombang panas dalam dua pekan terakhir dan menyebabkan puluhan orang meninggal dunia.

Suhu panas dan cuaca ekstrem di India sendiri terjadi bersamaan dengan kekeringan yang juga sedang melanda wilayah tersebut. Lebih dari 40 orang diperkirakan meninggal dunia akibat terkena dampak gelombang panas dengan suhu melebihi 50 derajat celcius. Beberapa di antaranya dibawa ke rumah sakit dengan gejala demam tinggi, diare, dan muntah-muntah.

Bahkan Menteri Kesehatan India, Harsh Vardhan, memberi himbauan kepada masyarakat untuk tidak keluar rumah ketika suhu udara semakin tinggi. Ia mengingatkan bahwa panas hebat dapat mempengaruhi otak dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Apa saja dampak kesehatan akibat suhu panas yang terjadi?

Dampak yang bisa terjadi pada tubuh akibat suhu panas

Timbulnya penyakit kronis (Heat stroke)

Suhu panas yang ekstrem juga dapat memberi tekanan berlebih pada sistem kardiovaskular dan mempengaruhi fungsi organ internal seperti ginjal, hati, jantung, dan paru-paru sehingga menyebabkan kemungkinan terjadinya gagal ginjal, serangan jantung, stroke, serta kerusakan pada otak.

Dehidrasi (Heat exhaustion)

Tubuh akan lebih mudah dan lebih cepat kehilangan cairan ketika berada dalam cuaca panas sehingga menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi sendiri dapat berefek pada kemampuan kognitif, suasana hati, serta membuat tubuh menjadi cepat lemas.

Iritasi kulit (Heat rash)

Udara panas dapat menimbulkan masalah pada kulit dan biasanya diakibatkan oleh reaksi alergi terhadap panas atau keringat yang dapat menimbulkan iritasi kulit. Sehingga ada baiknya Anda menggunakan tabir surya di seluruh permukaan kulit agar tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung.


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Winter weather. (2015, April 23) (https://www.cdc.gov/disasters/winter/index.html)
Wexler, R. K. (2002, June 1). Evaluation and treatment of heat-related illnesses. American Family Physician, 65(11), 2307-2315 (http://www.aafp.org/afp/2002/0601/p2307.html)
Warning signs and symptoms of heat-related illness. (2011, June 20) (https://www.cdc.gov/extremeheat/warning.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app