Cara Tuntas Mengatasi Diare Pada Bayi Dengan Aman

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 6, 2019 Waktu baca: 3 menit
Cara Tuntas Mengatasi Diare Pada Bayi Dengan Aman

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering dan konsistensi tinja lebih encer dari biasanya. Bahkan bisa sangat encer seperti air. Celakanya, pada saat yang bersamaan, usus tidak dapat menyerap cairan dan elektrolit yang diberikan dengan optimal. Dengan demikian diare akan membuat tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit seiring dengan beratnya diare. Untungnya pada kasus yang ringan, penyerapan cairan belum terganggu, sehingga pemberian berbagai cairan melalui mulut dapat dengan efektif mencegah dehidrasi. Sekitar 10% kasus diare disertai dehidrasi/ kekurangan cairan yang berat.

Diare juga sering dialami oleh bayi dan anak-anak, namun tetap saja hal ini membuat orang tua menjadi khawatir apalagi diare yang terjadi disertai dengan muntah. Bayi dan anak-anak lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding orang dewasa. Oleh karena itu, cara mengatasi diare pada bayi adalah dengan mengganti cairan yang hilang, di samping mengobati penyebabnya. Sering dijumpai bayi dengan diare ringan dibawa berobat ke dokter, padahal sebenarnya tidak diperlukan, karena pengobatan rumahan dapat mengatasinya diare ringan pada bayi.

Penyebab Diare Pada Bayi

Penyebab paling umum adalah infeksi, baik itu oleh virus, bakteri atau parasit. Virus (rotavirus) merupakan penyebab utama yaitu mencapai 60-70% pada diare anak yang disebabkan oleh infeksi, disusul oleh bakteri dan kemudian parasit. Selain itu diare pada bayi juga dapat disebabkan oleh malabsorpsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan berbagai penyebab lainnya.

Langkah Efektif Mengatasi Diare Pada Bayi

1. Mengatasi Dehidrasi (Rehidrasi)

Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa efek bahaya dari diare adalah dehidrasi. Oleh karena itu, kita harus mengenali tanda-tanda dehidrasi pada bayi dan derajat dehidrasinya karena hal ini sangat menentukan tindakan apa yang harus kita lakukan.

Untuk menilai derajat dehidrasi pada anak, maka perhatikan hal-hal berikut:

  • Bagaimana keadaaan umum anak?
  • Apakah anak masih sadar atau tidak?
  • Apakah anak lemas atau terlihat sangat mengantuk?
  • Apakah anak gelisah?
  • Jika diberi minum, apakah dia mau minum? Jika iya, apakah ketika minum ia tampak sangat haus atau malas minum?
  • Apakah matanya cekung atau biasa saja?
  • Lakukan cubitan kulit perut (turgor). Apakah kulitnya kembali segera, lambat, atausangat lambat (lebih dari 2 detik) ?

Kemudian cocokkan dengan klasifikasi dehidrasi berikut:

Diare Tanpa Dehidrasi

Berikan cairan lebih banyak dari biasanya dengan cara berikut :

  • Berikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya
  • Bagi bayi ASI ekslusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan
  • Bagi bayi yang tidak ASI ekslusif, berikan susu yang biasa diminum dan oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air tajin, air matang, dsb)

Berikan oralit dengan cara berikut :

  • Baca petunjuk pencampuran oralit dengan air matang sesuai takaran
  • Usia bayi < 1 tahun berikan 50-100 ml oralit setiap kali BAB
  • Usia bayi > 1 tahun berikan 100-200 ml oralit setiap kali berak
  • Beri oralit sampai diare berhenti
  • Apabila terjadi muntah, hentikan dan tunggu 10 menit kemudian lanjutkan sedikit demi sedikit

Diare Dehidrasi Ringan Atau Sedang

Bawa ke rumah sakit.

Diare Dehidrasi Berat

Bawa ke unit gawat darurat rumah sakit.

2. Beri Obat Zinc

Pemberian zinc selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti. Jika bentuknya tablet, maka dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI hangat. Jika bentuknya serbuk, dapat dilarutkan dengan air matang sesuai petunjuk pada label.

Dosis zinc yang diberikan untuk mengatasi diare pada bayi :

  • Bayi < 6 bulan diberi 10 mg zinc (½ tablet) / hari
  • Bayi > 6 bulan diberi 20 mg zinc (1 tablet) / hari

3. Beri Asupan Makanan

Makanan tetap diberikan seperti biasa dengan menu yang disesuaikan dengan usia anak. Beri asupan makan lebih sering dari biasanya tapi namun dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam). Apabila usianya 2 tahun ke atas maka lakukanlah hal berikut :

  • Berikan tambahan 1-2 sendok teh minyak sayur untuk setiap porsi makanan
  • Berikan makanan kaya kalium seperti sari buah segar, pisang, dan air kelapa hijau

4. Antibiotik

Harus dengan resep dokter dan sesuai indikasi misalnya disentri, kolera, dll.

5. Perhatikan Kapan Harus ke Dokter

Periksakan ke dokter atau saranan pelayanan kesehatan lainnya apabila:

  • Berak dengan tinja bercampur darah
  • Demam
  • Mencret lebih sering
  • Muntah berulang
  • Terlihat sangat haus
  • Makan dan minum sangat sedikit
  • Tidak membaik dalam 3 hari

20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Weinberg, N., Weinberg, M. S., Maloney, S. A. (2015, July 10). Traveling safely with infants & children (http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2012/chapter-7-international-travel-infants-children/traveling-safely-with-infants-and-children.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app