Cara Tuntas Menghilangkan Kutu Air Dengan Obat dan Bahan Alami

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Cara Tuntas Menghilangkan Kutu Air Dengan Obat dan Bahan Alami

Penyakit kutu air (tinea pedis) merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang lazim dijumpai. Meski bukan penyakit serius, namun tak bisa dianggap sepele. Lantaran penyakit ini sangat mudah menular bahkan dapat menyebar ke bagian tubuh lain bila tak segera ditangani. Sebelum berkembang lebih jauh, ketahui beberapa cara menghilangkan kutu air berikut ini.

Beberapa cara menghilangkan kutu air yang tersedia

Dalam kasus ringan hingga sedang, obat rumahan dan obat topikal berbentuk salep atau krim dapat dijadikan solusi terbaik. Namun bila sudah tergolong parah, sebaiknya segera kunjungi dokter. Dokter akan meresepkan obat oral bahkan antibiotik bila telah terjadi infeksi sekunder. Berikut penjelasan selengkapnya.

Mengobati kutu air dengan obat-obatan apotek:

1. Obat Topikal

Obat topikal kutu air dalam bentuk krim atau salep dapat dipilih bila saja gejalanya masih tergolong ringan atau sedang. Tersedia dalam berbagai merek yang dapat dibeli dengan bebas tanpa resep dokter. Beberapa diantaranya seperti canesten, daktarin dan fungiderm. Lebih lengkap baca : Salep Kutu Air Terbaik yang Tersedia di Apotek

2. Obat Oral

Dalam kasus kutu air yang tergolong parah atau berkepanjangan, dibutuhkan obat oral atau obat minum berupa tablet yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dan pengawasan dokter, seperti terbinafine, flukonazol dan itraconazole. Jika telah disertai infeksi bakteri, kemungkinan dokter juga akan meresepkan antibiotik.

Selengkapnya mengenai obat-obatan, baca di sini:

Menghilangkan kutu air dengan obat Rumahan:

1. Bawang Putih

Bawang putih mengandung senyawa sulfur bernama ajoene yang berperan sebagai antibakteri juga antijamur. Penggunaannya sebagai salah satu cara menghilangkan kutu air pun begitu mudah. Haluskan 4-5 siung bawang putih, kemudian oleskan pada area yang terkena. Lakukan secara rutin dua kali sehari.

2. Minyak Bunga Matahari

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa aplikasi topikal minyak bunga matahari (sunflower oil) dua kali sehari selama 6 minggu mampu mengatasi penyakit kutu air. Bahkan pemakaian berkelanjutan selama 6 bulan terbukti efektif dalam mencegah kedatangannya kembali.

3. Teh Hijau

Teh hijau mengandung senyawa polifenol yang tak hanya bersifat antioksidan, namun bersifat antijamur sehingga cukup potensial dalam meredakan gejala kutu air seperti gatal, pengelupasan maupun kemerahan. Rendamlah kaki ke dalam baskom kecil berisi larutan teh hijau hangat selama 20 menit setiap hari dan rasakan khasiatnya.

4. Cuka Putih

Cara menghilangkan kutu air lainnya yang dapat diterapkan yakni dengan menggunakan cuka putih atau vinegar. Bahan alami yang didistilasi dari alkohol ini ternyata ampuh dalam membunuh jamur dan bakteri. Oleskan cuka putih yang telah dilarutkan bersama air ke bagian yang terkena. Biarkan hingga mengering.

5. Tea Tree Oil

Minyak ini bukan berasal dari daun teh melainkan hasil ekstraksi dari tumbuhan asli Australia bernama Melaleuca alternifolia. Selain banyak digunakan sebagai aromaterapi, ternyata tea tree oil juga dapat diandalkan dalam melawan kutu air bahkan dengan tingkat keberhasilan yang mencapai 80%.

6. Garam Laut

Garam laut memiliki sifat antibakteri dan antijamur, menjadikannya sebagai alternatif pilihan dalam menghilangkan kutu air sekaligus menghambat penyebarannya ke bagian tubuh lain. Larutkan 5 sdm garam laut ke dalam baskom atau ember berisi air hangat, kemudian rendamlah kaki setidaknya selama 20 menit.

7. Baking Soda

Siapa sangka, bahan dapur yang terbuat dari sodium bikarbonat ini ternyata memiliki kemampuan antijamur yang efektif dalam membasmi kutu air. Selain mudah di dapat, penerapannya pun begitu sederhana.

Cukup rendamkan kaki selama 20 menit ke dalam ember atau baskom berisi larutan setengah cangkir baking soda. Ulangi setiap hari sebanyak dua kali sehari, lambat laun kutu air pun akan pergi.

8. Hidrogen Peroksida dan Povidone Iodine

Hidrogen peroksida dan povidone iodine (dikenal sebagai betadine) biasanya digunakan untuk mendesinfeksi luka pada kulit. Namun, sebuah penelitian terbaru menemukan fakta bahwa kombinasi keduanya diketahui mampu membunuh 16 jenis jamur berbeda, termasuk jamur penyebab kutu air. Larutkan hidrogen peroksida dan povidone iodine bersama air, gunakan kapas dan aplikasikan ke daerah yang terkena.

Tips mencegah kedatangan kutu air

Selain pengobatan, tindakan pencegahan pun teramat penting untuk diketahui. Karena bukan tidak mungkin, penyakit kutu air yang telah sembuh sebelumnya dapat datang kembali sewaktu-waktu. Beberapa cara yang dapat diterapkan antara lain sebagai berikut:

  • Cucilah kaki dengan sabun setiap hari secara menyeluruh terutama di sela-sela jari kaki, kemudian keringkan.
  • Tempatkan silica gel di sepatu dan lemari baju.
  • Jangan pernah berbagi kaus kaki, handuk, pakaian maupun alas kaki dengan orang lain.
  • Selalu kenakan sandal baik ketika mandi, mencuci atau ketika berada di tempat pemandian umum, kolam renang dan sejenisnya.
  • Miliki paling tidak dua pasang sepatu juga kaus kaki agar dapat digunakan secara bergantian, jemur tiap kali usai dipakai.

Baca: Kutu Air di Tangan? Ketahui Penyebab dan Obatnya

Basmi kutu air melalui beberapa cara di atas. Segera periksakan diri ke dokter apabila gejalanya sudah amat sangat menggangu. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan dan tingkat kelembaban kaki agar kutu air tidak datang kembali.


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Satchell AC, et al. (2002). Treatment of interdigital tinea pedis with 25% and 50% tea tree oil solution: A randomized, placebo-controlled, blinded study. DOI: (https://doi.org/10.1046/j.1440-0960.2002.00590.x)
Aaron DM. (2016). Athlete’s foot (tinea pedis). (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMHT0024878/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app