Cara Alami Mengatasi Mual Saat Hamil Muda

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mei 26, 2019 Waktu baca: 2 menit
Cara Alami Mengatasi Mual Saat Hamil Muda

Kebanyakan kita tahu bahwa mual bahkan muntah adalah tanda awal kehamilan, Hal ini sering membuat ibu merasa tak nyaman sehingga ingin mengatasi mual saat hamil terutama ibu hamil muda.

Gejala mual ini kerap kali dialami oleh ibu hamil muda (kehamilan trimester pertama), biasanya dimulai pada usia kehamilan 4 minggu yang dapat terjadi setiap saat, namun paling sering di pagi hari. Oleh karena itu mual saat hamil muda ini disebut sebagai morning sickness. Kebanyakan ibu hamil tidak mengalami mual lagi ketika usia kehamilannya di atas 16 minggu atau 4 bulan ke atas.

Mual saat hamil (morning sickness) tidak berbahaya, baik bagi ibu maupun janinnya, akan tetapi tentu hal ini membuat tak nyaman sehingga diperlukan langkah untuk mengatasi mual saat hamil ini. Selain morning sickness ada juga kondisi lain dimana ibu hamil mengalami muntah berlebihan sehingga tidak mendapatkan cukup asupan makanan dan minuman dan menyebabkan dehidrasi. Hal ini dapat berbahaya bagi janin dan ibunya karena berpotensi kekurangan nutrisi, cairan dan ketidakseimbangan elektrolit. Kodisi ini disebut sebagai hiperemesis gravidarum, untuk penanganannya perlu bantuan dokter.

Sebelum membahas bagaimana cara mengatasi mual saat hamil muda, kita perlu tahu terlebih dahulu bahwa mual adalah akibat dari peningkatan hormon dalam tubuh selama kehamilan. Banyak dokter berpendapat bahwa morning sickness sebenarnya adalah pertanda baik karena itu berarti plasenta (kehamilan) berkembang dengan baik. Plasenta yang baik menghasilkan hormon HCG yang memicu terjadinya morning sickness. Hal ini dialami lebih dari 50% wanita hamil terutama hamil muda yakni trimester pertama kehamilan.

Cara Mengatasi Morning Sickness

Berikut ini beberapa tips cara mengatasi mual saat hamil muda :

  • Makanlah sedikit-sedikit tapi sering (small but frequent)
  • Minumlah kira-kira 30 menit sebelum atau setelah makan, jangan berbarengan saat makan.
  • Minum sejumlah kecil cairan di siang hari untuk menghindari dehidrasi
  • Makanlah apa pun yang Anda sukai baik rasanya mupun aromanya yang menggoda, asal bukan termasuk pantangan ibu hamil.
  • Hindarilah makanan yang tidak disukai, jangan memaksakan diri untuk makan makanan yang membuat mual.
  • Jika mual bertambah ketika memasak, suruhlah orang lain untuk memasak.
  • Istirahat cukup dan tidur siang
  • Hindari tempat-tempat yang pengap, gerah, dan sumpek karena akan menambah mual.
  • Kurangi mual dengan minum jus lemon atau wedang jahe atau buah semangka
  • Makan keripik kentang yang gurih, karena rasa yang enak dan dapat membuat kenyang.
  • Olah raga ringan untuk ibu hamil terutama di pagi hari seperti yoga, jalan pagi  atau berenang
  • Jangan langsung berbaring setelah makan, tunggu minimal 1 jam setelah makan.
  • Walaupun mual, jangan sampai terlambat makan apalagi tidak makan. Karena hal ini akan menambah mual.
  • Jangan memasak atau makan makanan pedas. Memang enak saat menyantapnya, namun rasa pedas akan membuat asam lambung meningkat dan akibatnya akan menimbulkan mual.
  • Apabila Anda mengkonsumsi suplementasi zat besi pastikan setelah makan dan jangan diminum pada pagi hari

Mengatasi Hipermesis Gravidarum (Muntah Berlebihan)

Bagi yang mengalami muntah berlebihan atau hiperemesis gravidarum, Untuk kasus yang ringan diperlakukan langkah-langkah diet yang tepat, istirahat dan antasida. Kasus yang lebih berat sering kali membutuhkan perawatan di rumah sakit sehingga ibu dapat menerima cairan dan nutrisi melalui selang infus. Ingat! JANGAN minum obat apapaun untuk mengatasi hal ini tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Ibu harus menghubungi dokter apabila :

  • Mengalami mual dan muntah berlebihan sehingga tidak ada asupan makanan ataupun minuman
  • Muntah disertai dengan rasa sakit, nyeri atau demam
  • Apabila mual dan muntah terus berlanjut sampai trimester kedua (diatas 4 bulan) 

19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Galli JA, et al. Cannabinoid hyperemesis syndrome. Current Drug Abuse Review. 2011;4:241.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) Committee on Obstetric Practice. Committee Opinion No. 722: Marijuana use during pregnancy and lactation. Obstetrics & Gynecology. 2017;130:931.
Adlan AS, et al. Acupressure as adjuvant treatment for the inpatient management of nausea and vomiting in early pregnancy: A double-blind randomized controlled trial. The Journal of Obstetrics and Gynaecology Research. 2017;43:662.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app