Serba-serbi Cabut Gigi: Fungsi, Prosedur, dan Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Sep 1, 2021 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 7 menit
Serba-serbi Cabut Gigi: Fungsi, Prosedur, dan Efek Samping

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Cabut gigi adalah proses pengangkatan gigi dari soket gigi pada tulang rahang, disebut juga ekstraksi gigi.
  • Tindakan cabut gigi diperlukan jika terdapat gigi bertumpuk yang menghalangi pertumbuhan gigi lain, gigi susu yang belum lepas pada waktunya, hingga menjelang pasang behel.
  • Sebelum cabut gigi, dokter dapat memberikan 2 jenis obat bius, yaitu bius lokal dan bius umum sesuai kebutuhan pasien.
  • Ada 2 jenis ekstraksi gigi, yaitu ekstraksi sederhana yang dilakukan pada masalah gigi tanpa penyulit, dan ekstraksi bedah jika gigi patah dibawah garis gusi atau tidak terlihat jelas di rongga mulut (seperti kasus gigi bungsu).
  • Setelah cabut gigi, Anda dianjurkan untuk makan makanan yang lembut dan dingin, misalnya es krim, agar terasa lebih nyaman.
  • Dapatkan paket cabut gigi dan perawatan gigi lainnya dengan promo menarik dan dokter berpengalaman melalui HDmall.
  • Gunakan fitur chat untuk berbicara dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

Cabut gigi adalah proses pengangkatan gigi dari soket gigi pada tulang rahang, istilah medisnya disebut dengan ekstraksi gigi. Jika gigi telah rusak atau berlubang akibat pembusukan, dokter biasanya mencoba memperbaikinya terlebih dahulu dengan penambalan atau perawatan saluran akar sebelum memutuskan untuk cabut gigi.

Namun, ketika itu semua tidak berhasil, gigi yang sudah rusak parah tersebut harus dicabut. Gigi yang sangat goyang juga perlu dicabut jika sudah tidak bisa diselamatkan dengan operasi penggantian tulang (bone graft).

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Cabut Gigi via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket cabut gigi hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Kapan gigi harus dicabut?

Selain untuk mengatasi gigi rusak akibat berlubang atau gigi goyang, ada beberapa kondisi yang membuat prosedur cabut gigi harus dilakukan, yaitu:

  • Terdapat gigi ekstra yang menghalangi gigi lain untuk tumbuh.
  • Terdapat gigi susu yang belum lepas pada waktunya.
  • Pemasangan kawat gigi, mungkin perlu mencabut gigi untuk menciptakan ruang pada gigi sebelum dibehel.
  • Pasien yang menjalani radiasi di kepala dan leher.
  • Pasien yang mengonsumsi obat kanker dapat menyebabkan gigi terinfeksi karena obat ini melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga gigi yang terinfeksi perlu dicabut.
  • Gigi yang diduga menjadi sumber infeksi setelah transplantasi organ. Pasien yang menjalani transplantasi organ berisiko tinggi mengalami infeksi karena harus mengonsumsi obat yang menurunkan atau menekan sistem kekebalan tubuh.
  • Tumbuh gigi geraham bungsu (wisdom teeth) atau geraham ketiga, harus dicabuti sebelum atau sesudah tumbuh. Ini biasanya terjadi pada usia remaja atau awal usia 20-an. Gigi tersebut perlu diangkat jika tumbuh dengan posisi yang tidak semestinya, timbul rasa sakit, terkena kista atau infeksi. Gigi ini sering terjebak di rahang sehingga arah pertumbuhannya salah dan menyebabkan iritasi gusi, nyeri, dan bengkak.
  • Menjalani pengobatan dengan obat intravena yang disebut bifosfonat untuk menangani kondisi medis tertentu. Pastikan berkonsultasi dengan dokter gigi terlebih dahulu. Jika ada gigi yang perlu dicabut, tindakan ini harus dilakukan sebelum mulai menggunakan obat.

Baca juga: 11 Obat Sakit Gigi Alami Paling Ampuh dan Mudah Dibuat

Prosedur cabut gigi

Persiapan sebelum cabut gigi

Beberapa persiapan sebelum melakukan proses cabut gigi antara lain:

  • Dokter gigi atau ahli bedah mulut akan mengarahkan Anda untuk menjalani foto rontgen area gigi yang hendak dicabut.
  • Informasikan riwayat medis gigi lengkap dan daftar semua obat yang Anda minum, termasuk obat resep, obat bebas, vitamin dan suplemen.
  • Beberapa dokter meresepkan antibiotik untuk diminum sebelum dan sesudah operasi. Antibiotik kemungkinan diberikan jika pasien memiliki infeksi pada saat operasi, sistem kekebalan tubuh yang lemah, akan menjalani operasi yang panjang, ataumemiliki kondisi medis khusus.
  • Pasien mungkin akan dibius secara lokal pada saraf yang mengarah pada gigi jika pencabutan di tempat praktek dokter gigi, atau bius umum (anestesi intravena) jika dilakukan di ruang operasi.
  • Jika menggunakan bius umum atau anestesi intravena, gunakanlah pakaian lengan pendek atau lengan yang bisa digulung dengan mudah. Hal ini bertujuan agar akses jalur suntikan ke pembuluh darah Anda mudah dilakukan.
  • Jangan makan atau minum apapun selama 6-8 jam sebelum prosedur.
  • Jika Anda menderita batuk, hidung tersumbat, atau panas sampai seminggu sebelum operasi, hubungi dokter segera. Dokter mungkin akan menghindari pemberian anestesi sampai tubuh Anda kembali membaik.
  • Jika Anda mengalami mual dan muntah malam sebelum cabut gigi, segera konsultasikan ke dokter di pagi hari. Anda mungkin memerlukan metode anestesi yang berbeda dari yang direncanakan sebelumnya atau ekstraksi gigi mungkin harus dijadwal ulang.
  • Hindari merokok pada hari operasi. Hal ini dapat meningkatkan risiko munculnya penyulit yang disebut dry socket.
  • Setelah ekstraksi, harus ada yang mengantar pasien pulang dan menemaninya. Anda akan diberi instruksi pasca operasi yang harus diikuti.

Proses cabut gigi

Ada dua jenis pelaksanaan cabut gigi, yaitu:

1. Ekstraksi sederhana

Dokter gigi biasanya melakukan ekstraksi sederhana pada gigi yang bisa terlihat dengan jelas tanpa penyulit. Pada ekstraksi sederhana, dokter gigi akan mengendurkan gigi dengan alat yang disebut lift. Setelah itu, dokter gigi menggunakan alat yang disebut forsep untuk mencabut gigi.

2. Ekstraksi bedah

Ekstraksi bedah umumnya dilakukan jika gigi patah dibawah garis gusi atau tidak terlihat jelas di rongga mulut, misalnya pada kasus gigi bungsu. Ekstraksi bedah biasanya dilakukan oleh dokter bedah mulut, tetapi bisa juag dilakukan oleh dokter gigi. 

Iklan dari HonestDocs
Pencabutan Gigi Di Tooth's Kingdom Dental Care

Pencabutan gigi adalah tindakan di mana sebuah gigi atau beberapa gigi diangkat oleh ahli bedah mulut dan wajah-rahang (maksilofasial) menggunakan peralatan kedokteran gigi lengkap. Ini adalah teknik sederhana yang dikenal sebagai bedah mulut, biasanya membutuhkan bius lokal atau umum, dan obat penenang

Dokter biasanya akan membuat sayatan kecil ke gusi Anda. Terkadang perlu menghilangkan beberapa tulang di sekitar gigi atau memotong separuh gigi agar bisa mengeluarkannya.

Baca juga: Perawatan Gigi Berlubang: Tambal Gigi atau Cabut Gigi?

Berikut ini prosedur pelaksanaan cabut gigi:

  • Sebagian besar ekstraksi sederhana bisa dilakukan hanya menggunakan suntikan (anestesi lokal) agar lebih rileks. Untuk ekstraksi bedah, pasien akan menerima anestesi lokal dan mungkin juga menjalani anestesi melalui pembuluh darah (intravena). Beberapa orang mungkin membutuhkan anestesi umum, seperti pasien dengan kondisi medis tertentu atau anak-anak.
  • Selama prosedur cabut gigi, kemungkinan pasien akan merasakan adanya tekanan, tapi bukan rasa sakit. Jika Anda merasa sakit atau ngilu, segera beri tahu dokter gigi. Bila perlu, dokter mungkin akan memberikan obat bius tambahan.

Setelah cabut gigi

Setelah cabut gigi, dokter akan memberi tahukan hal-hal penting yang harus dilakukan dan pantangan cabut gigi. Jika Anda memiliki pertanyaan, pastikan untuk bertanya sebelum Anda meninggalkan ruang perawatan.

Berikut ini adalah prosedur yang harus dilakukan setelah cabut gigi:

  • Anda kemungkinan merasa tidak nyaman, meskipun itu hanya ekstraksi sederhana sekalipun. Biasanya, kondisi tersebut tidak terlalu menyakitkan. Penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat mengurangi rasa sakit setelah cabut gigi. Obat ini termasuk ibuprofen, seperti Advil, Motrin, dan lain-lain. Ikuti dosis dan aturan minum obat dari dokter, biasanya diminum 3-4 x sehari sesuai kebutuhan. Minum pil pertama sebelum anestesi lokal habis, lalu teruskan konsumsi selama 3 hari. 
  • Efek ekstraksi bedah lebih menyakitkan daripada efek ekstraksi sederhana. Tingkat ketidaknyamanan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan akan tergantung pada seberapa sulitnya proses cabut gigi. Dokter gigi mungkin meresepkan obat nyeri selama beberapa hari dan kemudian menyarankan NSAID. Kebanyakan rasa nyeri hilang setelah beberapa hari.
  • Luka akibat operasi di bagian rongga mulut lebih banyak mengeluarkan darah dibanding luka pada kulit, karena luka akan sulit kering dan akan membentuk luka menganga. Setelah proses pencabutan gigi, Anda akan diminta untuk menggigit sepotong kasa selama 20-30 menit. Tekanan kasa ini akan membuat darah menggumpal. Anda masih akan mengalami pendarahan dalam jumlah kecil selama 24 jam berikutnya. Jangan sentuh gumpalan yang terbentuk pada luka.
  • Efek bengkak setelah cabut gigi biasanya bertahan selama 20 menit. Anda bisa menempelkan es di pipi untuk mengurangi pembengkakan. Jika rahang Anda sakit dan kaku setelah pembengkakan hilang, cobalah kompres dengan air hangat.
  • Makan makanan yang lembut dan dingin, misalnya es krim selama beberapa hari. Kemudian cobalah makanan lain saat Anda merasa baikan.
  • Berkumur dengan air garam hangat, dimulai hari kedua setelah operasi, dapat membantu menjaga kebersihan area bekas gigi yang dicabut. Gunakan 1,5 sendok teh garam dalam secangkir air. Sebagian besar pembengkakan dan pendarahan berakhir dalam 1-2 hari setelah operasi. Penyembuhan awal memakan waktu setidaknya 2 minggu. Namun, jika ada jahitan, Anda tidak disarankan berkumur dengan air hangat.
  • Jika Anda membutuhkan jahitan, dokter biasanya menggunakan jenis jahitan yang dapat larut dengan sendirinya. Istilahnya benang tersebut akan menjadi 'daging'. Proses ini biasanya memakan waktu 1-2 minggu. Hati-hati, berkumur dengan air garam hangat akan menyebabkan jahitan mudah larut sebelum waktunya.
  • Jangan merokok selama 24-72 jam setelah cabut gigi, menggunakan sedotan, atau meludah setelah operasi. Tindakan ini bisa menarik bekuan darah keluar dari lubang tempat gigi itu berada.

Efek samping cabut gigi

Sekitar 3-4% ekstraksi atau cabut gigi memicu pembentukan soket kering (dry socket). Kondisi ini terjadi ketika bekuan darah tidak terbentuk di lubang gusi bekas dicabutnya gigi atau bekuan darah terhenti atau rusak terlalu dini. Padahal bekuan darah sangatlah penting agar luka terlindungi dari dunia luar, mencegah infeksi, dan penyembuhan bisa lebih cepat.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Cabut Gigi via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket cabut gigi hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Pada kasus soket kering, tulang yang menjadi tempat gigi menempel terkena udara dan makanan. Ini bisa sangat menyakitkan dan bisa menyebabkan bau atau rasa tidak sedap. Biasanya, kondisi soket kering mulai menimbulkan rasa sakit pada hari ketiga setelah cabut gigi.

Angka kejadiannya hingga 30% dan lebih mungkin terjadi setelah prosedur ekstraksi atau cabut gigi yang sulit. Perokok dan wanita yang mengonsumsi pil KB lebih rentan mengalami soket kering. 

Hal ini bisa diperparah jika Anda merokok pada hari operasi. Soket kering perlu diobati dengan obat jenis salep untuk menghentikan rasa sakit dan mendorong area tersebut agar cepat sembuh.

Infeksi juga bisa terjadi setelah ekstraksi. Namun, Anda mungkin tidak akan terkena infeksi jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang sehat.

Baca juga: Ingin Pasang Gigi Palsu Permanen (Implan)? Waspadai Efek Sampingnya

Masalah potensial lainnya meliputi:

  • Kerusakan yang tidak disengaja pada gigi di dekatnya, seperti patah pada gigi atau tambalannya.
  • Ekstraksi yang tidak lengkap, terjadi ketika akar gigi tetap berada di rahang. Dokter gigi biasanya akan menghilangkan akar untuk mencegah infeksi, namun terkadang lebih berisiko meninggalkan ujung akar kecil di dasar soket gigi.
  • Rahang patah, disebabkan oleh tekanan pada rahang saat ekstraksi. Hal ini lebih sering terjadi pada orang tua dengan osteoporosis (penipisan) tulang rahang.
  • Lubang di sinus. Saat mencabut gigi bagian atas (molar), lubang kecil biasanya terbentuk dan akan tertutup dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Jika tidak, operasi tambahan mungkin diperlukan.
  • Rasa sakit pada otot rahang dan/atau sendi rahang. Mungkin akan sulit bagi Anda untuk membuka mulut lebar-lebar akibat efek suntikan anastesi, kondisi mulut yang terbuka untuk beberapa lama, atau tekanan pada rahang Anda.
  • Mati rasa yang lama di bibir bawah dan dagu. Kondisi ini disebabkan oleh luka pada saraf alveolar inferior di rahang bawah, tetapi jarang terjadi. Penyembuhan sempurna bisa memakan waktu 3-6 bulan. Dalam kasus yang jarang terjadi, mati rasa bisa jadi permanen.

Kapan waktu yang tepat untuk menghubungi dokter setelah cabut gigi?

Hubungi dokter gigi atau ahli bedah mulut jika setelah cabut gigi Anda mengalami hal-hal berikut:

  • Bengkak tak kunjung membaik malah semakin memburuk
  • Demam, kedinginan, atau muncul ruam kemerahan
  • Kesulitan menelan
  • Pendarahan yang tidak terkendali di area pencabuan gigi
  • Bekas cabut gigi terus berair atau berdarah setelah 24 jam pertama
  • Lidah, dagu, atau bibir terasa mati rasa lebih dari 3-4 jam setelah cabut gigi
  • Area ekstraksi menjadi sangat menyakitkan (mungkin gejala soket kering)
  • Terjadi infeksi, dokter gigi biasanya akan meresepkan antibiotik

Memahami prosedur cabut gigi bisa membantu Anda lebih rileks dan tenang sebelum menjalaninya. Sebelum cabut gigi, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter dan tanyakan apa saja persiapan yang harus dilakukan. Jika muncul rasa nyeri yang mengganggu setelah cabut gigi, mintalah obat pereda nyeri agar lebih nyaman.

11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What to do following an extraction. (n.d.). (https://www.dentalhealth.org/what-to-do-following-an-extraction)
Moran IJ, et al. (2017). A bleeding socket after tooth extraction. DOI: (https://doi.org/10.1136/bmj.j1217)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app