Muncul Varian Omicron, Apa Bedanya dengan Varian Delta?

Dipublish tanggal: Des 20, 2021 Update terakhir: Des 24, 2021 Waktu baca: 3 menit
Muncul Varian Omicron, Apa Bedanya dengan Varian Delta?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Menurut CDC, varian Omicron dapat menyebarkan virus ke orang lain, meskipun orang tersebut sudah divaksin atau tidak merasakan gejala apa pun;
  • Varian COVID-19 Omicron mampu menyebabkan reinfeksi ulang hingga 5 kali lebih tinggi daripada varian Delta;
  • Orang yang telah terinfeksi varian Omicron hanya mengalami gejala ringan seperti kelelahan, nyeri pada tubuh, hingga tenggorokan gatal;
  • Mutasi varian Omicron yang lebih banyak membuat varian virus ini mampu menghindari kekebalan, baik yang ditimbulkan oleh vaksin maupun infeksi alami;
  • Klik untuk membeli perlengkapan new normal dan produk suplemen vitamin dari rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
  • Dapatkan paket tes COVID-19 berupa swab PCRswab antigen, dan rapid test dengan harga bersahabat dan tim medis berpengalaman di HDmall.

Belum selesai menghadapi varian Delta, kini dunia kembali dihadapkan dengan munculnya varian baru COVID-19 yang disebut Omicron. Varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada akhir November 2021 ini resmi terdaftar dalam varian yang perlu diwaspadai (Variant of Concern / VOC). Lantas, apa bedanya Omicron dan Delta? Berikut selengkapnya.

Sekilas tentang Omicron

Omicron adalah varian virus corona B.1.1.529 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Berdasarkan bukti yang ada, Omicron memiliki beberapa mutasi yang mungkin berdampak penyebaran hingga tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan.

Akibatnya, Omicron termasuk varian COVID-19 yang perlu diwaspadai. Hal ini serupa dengan varian sebelumnya seberti Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. 

Karena penyebarannya begitu cepat, para ahli mengkhawatirkan varian Omicron akan mengalahkan varian Delta. Namun, hal ini masih dugaan awal dan memerlukan penelitian lebih lanjut guna membuktikannya.

Baca selengkapnya: Omicron, Varian Baru COVID-19 yang Perlu Diwaspadai

Apa bedanya Omicron dan Delta?

Varian Omicron dan Delta sama-sama merupakan varian SARS-CoV-2, virus yang menjadi penyebab COVID-19. Tiap kali masuk ke dalam tubuh, virus dapat menggandakan tubuhnya hingga jutaan kali. Hal inilah yang membuat virus dapat bermutasi dan berkembang.

Meski begitu, ada sejumlah perbedaan antara varian Omicron dan Delta, antara lain:

1. Penularan

Menurut CDC, varian Omicron dapat menyebarkan virus ke orang lain, meskipun orang tersebut sudah divaksin atau tidak merasakan gejala apa pun. Hasil pengurutan genom mengungkapkan bahwa varian Omicron lebih banyak bermutasi dibandingkan varian Delta, yakni 30 mutasi dibandingkan varian Delta yang memiliki 18 mutasi.

Penelitian terbaru juga melaporkan bahwa varian COVID-19 Omicron mampu menyebabkan reinfeksi ulang hingga 5 kali lebih tinggi daripada varian Delta. Namun, belum diketahui apakah varian Omicron lebih menular daripada varian Delta atau tidak.

Baca juga: COVID-19 Varian Delta Menyebar Lebih Cepat, Ini Alasannya

2. Gejala

Beda Omicron dan Delta ternyata dapat dilihat dari gejalanya. Berdasarkan laporan yang ada, orang yang telah terinfeksi varian Omicron hanya mengalami gejala ringan seperti kelelahan, nyeri pada tubuh, hingga tenggorokan gatal.

Para penyintas tidak merasakan demam, batuk, atau hilang indra penciuman maupun perasa. Bahkan, gejalanya bisa membaik dengan sendirinya.

Sementara itu, gejala varian Delta ditandai dengan demam, kelelahan, hingga batuk. Bedanya, infeksi varian Delta dapat menyebabkan gejala yang parah sampai memerlukan rawat inap. 

Baca selengkapnya: Gejala Omicron Lebih Ringan daripada Varian Delta, Benarkah?

3. Efektivitas vaksin

Keberadaan vaksin COVID-19 telah berhasil mengurangi keparahan gejala hingga risiko kematian. Orang yang sudah mendapatkan dua dosis lengkap cenderung lebih mampu melawan infeksi virus sehingga gejalanya lebih ringan, bahkan jarang menyebabkan rawat inap maupun kematian.

Akan tetapi, para ahli menduga bahwa varian Omicron cenderung lebih kebal terhadap antibodi yang diinduksi vaksin. Pasalnya, varian Omicron memiliki mutasi yang lebih banyak daripada varian Delta sehingga mampu menghindari kekebalan, baik yang ditimbulkan oleh vaksin maupun infeksi alami.

Dengan kata lain, varian Omicron bisa membuat kemampuan vaksin menjadi turun. Hal ini dibuktikan dari laporan perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Afrika Selatan yang menemukan bahwa dua dosis vaksin Pfizer turun efikasinya dari 93% menjadi 70% jika pasien terkena infeksi Omicron.

Namun, bukan berarti vaksin COVID-19 tidak efektif sama sekali. Setidaknya, melengkapi dosis lengkap vaksin bisa membantu meminimalkan gejala dan mencegah keparahan penyakit ketimbang tidak vaksin sama sekali.

Baca selengkapnya: Termasuk Sinovac, 6 Vaksin COVID-19 Telah Disetujui WHO

Apakah varian Omicron dapat menyebabkan munculnya gelombang ketiga di Indonesia?

Hingga saat ini, varian Delta masih terus menginfeksi banyak orang. Meskipun kasusnya di Indonesia tampak terkendali, masyarakat kembali khawatir dengan kemungkinan munculnya gelombang ketiga di Indonesia akibat kehadiran varian Omicron.

Karena tergolong varian baru, masih belum diketahui mengenai seberapa parah dampak infeksi varian Omicron terhadap kesehatan. Begitu pula dengan risikonya terhadap munculnya gelombang ketiga.

Yang terpenting, tetaplah mematuhi protokol kesehatan yang ketat di mana pun berada dan jangan lengah. Selalu pakai masker dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. Jika belum divaksin, segera lengkapi dosis vaksin COVID-19 di tempat pelayanan kesehatan terdekat agar terhindar dari risiko infeksi COVID-19, termasuk varian baru Omicron.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
CDC. Omicron Variant: What You Need to Know. (https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/variants/omicron-variant.html). 19 Desember 2021.
WHO. Update on Omicron. (https://www.who.int/news/item/28-11-2021-update-on-omicron). 28 November 2021.
Healthline. Is the Omicron Variant Less Dangerous Than Delta? What We Know Right Now. (https://www.healthline.com/health-news/is-the-omicron-variant-less-dangerous-than-delta-what-we-know-right-now#Variant-causing-milder-cases-in-SA). 8 Desember 2021.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app