Antidepresan: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Feb 6, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Mar 28, 2019 Waktu baca: 4 menit

Antidepresan seringkali digunakan untuk mengendalikan pasien yang mengalami depresi, fobia, atau  kecemasan yang berlebihan. Beberapa obat antidepresan yang paling umum digunakan adalah sebagai berikut:

  • Antidepresan golongan Serotonin Selective Reuptake Inhibitor (SSRI)
  • Serotonin Norephineprine Reuptake Inhibitor (SNRI), Antidepresan Trisilik (TCAs)
  • Antidepresan Tetrasiklik (TeCAs)
  • Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)
  • Antidepresan Atipikal

Namun, Antidepresan golongan SSRI dan SNRI adalah dua yang paling sering digunakan karena kedua golongan ini mampu memberi hasil yang efektif dengan resiko efek samping yang paling rendah. Ditambah lagi jika dilihat dari segi farmakoekonomi, harga obat Antidepresan golongan SSRI dan SNRI cukup terjangkau jika dibandingkan dengan obat Antidepresan lainnya, walaupun juga tidak bisa dikatakan murah. 

Namun, jika membandingkan harga dan benefit yang diberikan Antidepresan golongan SSRI dan SNRI, maka kedua golongan inilah yang paling memiliki nilai ekonomis.

Bagaimana aturan dosis penggunaan obat Antidepresan?

Antidepresan adalah obat yang digunakan dalam jangka panjang, setidaknya dikonsumsi antara 6 bulan hingga 2 tahun. Sementara dosis yang digunakan bergantung pada umur, keluhan pasien, dan jenis obat Antidepresan yang digunakan. 

Tetapi, pada dasarnya aturan dosis yang digunakan adalah dimulai dengan dosis awal yang rendah kemudian dapat ditingkatkan secara bertahap jika diperlukan. Misalnya, obat Antidepresan golongan SSRI, Fluoxetine, bagi pasien dewasa dengan keluhan depresi, dapat mengonsumsi Fluoxetine secara oral dengan dengan dosis 20mg/hari sebagai dosis awal, dan jika diperlukan secara bertahap dapat ditingkatkan hingga 80mg/hari.

Bagi pasien anak-anak dengan umur diatas 8 tahun, dapat mengonsumsi 10mg/hari sebagai dosis awal dan ditingkatkan secara bertahap hingga 20mg setelah 1-2 minggu penggunaan dosis awal. 

Dosis yang sama berlaku bagi pasien dengan keluhan Gangguan Obsesif Kompulsif atau OCD. Sementara, bagi pasien dewasa yang menderita Gangguan Panik, dapat mengonsumsi 10mg/hari sebagai dosis awal, dan ditingkatkan menjadi 20mg setelah penggunaan dosis awal selama seminggu.

Apa saja yang perlu diperhatikan selama penggunaan Antidepresan?

Ada banyak golongan, jenis, dan merek dagang obat antidepresan yang dapat dipilih, dan tidak selalu satu jenis obat antidepresan bisa langsung cocok dengan semua pasien. Dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk menentukan obat antidepresan yang mana yang paling efektif dengan efek samping yang paling rendah untuk masing-masing pasien. 

Selalu konsultasikan ke dokter Anda apapun perubahan yang dialami selama masa penggunaan obat Antidepresan. Misalnya, apabila setelah beberapa waktu mengonsumsi obat Antidepresan tertentu dan gejala depresi tetap sama, segera konsultasikan ke dokter agar dapat digantikan dengan obat Antidepresan golongan atau jenis yang lainnya.

Atau apabila obat antidepresan yang sedang dikonsumsi telah efektif mengurangi gejala depresi, tetapi ada efek samping yang sangat mengganggu, maka dalam hal ini dokter tidak akan mengganti obat Antidepresan, tetapi dapat memberikan obat tambahan yang akan menekan gejala efek samping tersebut. Kemudian, yang perlu dipahami adalah bahwa obat Antidepresan digunakan untuk mengurangi gejala depresi, bukan menyembuhkan depresi.

Adakah efek samping yang ditimbulkan oleh penggunaan obat Antidepresan?

Efek samping yang paling sering timbul dari penggunaan obat Antidepresan adalah

Gejala efek samping ini biasanya muncul pada minggu pertama penggunaan obat Antidepresan karena pada tahap ini obat Antidepresan sedang melakukan proses penyesuaian terhadap tubuh pasien khususnya sistem saraf

Jika pilihan obat Antidepresan tepat, maka biasanya secara bertahap efek samping akan menghilang dan pada minggu ketiga dan keempat obat Antidepresan mulai menunjukkan perubahan yang signifikan pada pengurangan tingkat gejala depresi. Apabila perubahan terhadap gejala depresi dirasa belum optimal, maka dosis obat dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai ketentuan jenis obat Antidepresan yang telah dipilih.

Amankah obat Antidepresan bagi ibu hamil atau yang sedang menyusui?

Pada dasarnya semua ibu hamil dan yang sedang menyusui harus sangat berhati-hati pada semua jenis penggunaan obat yang dikonsumsi, tidak terkecuali obat Antidepresan. Tentu sangat disarankan untuk lebih baik tidak menggunakan obat Antidepresan selama kehamilan dan proses menyusui, selagi depresi masih pada tahap yang wajar dan masih mampu ditangani tanpa bantuan obat.

Namun, pada kasus ibu yang sedang hamil atau menyusui dengan tingkat depresi berat yang jika tanpa bantuan obat justru akan lebih membahayakan kandungan atau bayinya, maka obat Antidepresan tetap dianjurkan untuk dikonsumsi, dengan catatan bahwa jenis pilihan obat Antidepresan telah dikonsultasikan sebelumnya dengan dokter kandungan dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi selama kehamilan. 

Sangat penting bagi ibu yang sedang hamil atau menyusui untuk memastikan psikologis mereka dalam keadaan baik dan jauh dari kecemasan atau depresi agar tidak membahayakan janin atau bayinya..

Pada kasus ibu hamil yang telah menggunakan obat Antidepresan sebelum hamil dan ingin menghentikan penggunaan obat Antidepresan-nya selama kehamilan, maka disarankan untuk tidak langsung menghentikan konsumsi obat Antidepresan secara tiba-tiba, tetapi dilakukan secara bertahap dengan mengurangi dosis penggunaan. Selain itu, sangat disarankan bagi ibu hamil untuk memiliki pola hidup yang sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat dan olahraga yang teratur agar hormon yang dihasilkan mampu membangun suasana hati yang bahagia sehingga dapat menekan kemungkinan depresi. 

Peringatan

  • Obat antidepresan memiliki efek kerja yang lambat (minimal 1 minggu). Oleh karena itu, selalu usahakan untuk tidak lupa meminum obat.
  • Diskusikan kembali kepada dokter bila sudah 4 minggu mengonsumsi antidepresan tetapi tidak merasakan perubahan apa-apa. 
  • Hindari penghentian obat ini secara mendadak walaupun gejala yang dirasa telah membaik. 
  • Konsultasikan dengan dokter bila timbul efek samping setelah mengkonsumsi obat antidepresan. 
  • Hindari penggunaan obat antidepresan dengan obat lainnya karena dapat menimbulkan interaksi obat. 
  • Konsultasikan kepada dokter bila memiliki riwayat penyakit medis. 
  • Sebaiknya hindari pemberian obat antidepresan kepada anak di bawah 18 tahun arena dapat memicu timbulnya pemikiran negatif seperti bunuh diri atau tindakan menyakiti diri.
  • Hindari mengemudi atau mengoperasikan alat berat setelah konsumsi obat ini karena dapat menimbulkan rasa kantuk.
  • Apabila terjadi reaksi alergi, segera periksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. 

5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Antidepressant Side Effects: Types, Comparison Chart, and Suicide Risk. Healthline. (https://www.healthline.com/health/antidepressant-side-effects)
Depression Medications: Antidepressants Drugs for Depression Treatment. WebMD. (https://www.webmd.com/depression/guide/depression-medications-antidepressants)
Antidepressant Drug: Types, Uses & Side Effects. RxList. (https://www.rxlist.com/antidepressants/drug-class.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app