HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Anak Terlalu Sensitif dan Cengeng? Ini Cara Menghadapinya

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Anak Terlalu Sensitif dan Cengeng? Ini Cara Menghadapinya

Beberapa anak terlahir lebih sensitif dibanding lainnya. Bantu anak yang seperti itu untuk tidak terlalu emosional dalam menghadapi sesuatu. 
Stella, enam tahun, sering sekali menangis dan merajuk. Saat potongan rambutnya dirasa tidak sesuai, saat mendengar orang tuanya berkata "tidak", terutama saat digoda oleh adiknya yang baru berumur empat tahun. Ibunya berpikir, Stella adalah seorang drama queen. 

Oleh ahli, anak seperti Stella disebut sebagai anak yang sensitif dan cengeng.  "Itu adalah sifat yang umum, yang menyebabkan anak merasa sakit secara fisik dan emosi lebih dari anak lainnya," kata Jeremy Schneider, terapis kekuarga di  New York City. Meski sifat sensitif mungkin tidak bisa hilang sepenuhnya tapi orang tua bisa mengajar anak untuk mengendalikan emosinya, bahkan untuk menjadi orang yang lebih tegar.

Iklan dari HonestDocs
Dermal Fillers Treatment di Reface Clinic

Dermal Filler merupakan perawatan wajah yang berfungsi untuk memperbaiki area tertentu yang memang diperlukan. Misalnya, untuk membantu mengatasi kerutan, garis halus atau cekungan yang disebabkan penuaan, meratakan tekstur dan menghaluskan kulit, hingga menghilangkan bekas luka. Perawatan wajah ini dilakukan dengan menyuntikan cairan seperti asam hialuronat atau kolagen, maupun zat sintesis kebagian wajah yang bermasalah, Contohnya pipi,hidung,bibir,rahang,dagu,area sekitar muka, dan lainnya. Perawatan dermal filler akan menjadikan wajah menjadi lebih berisi sehingga keriput atau garis-garis halus jadi tersamarkan.

Ikuti Langkah-langkah Berikut untuk Membantu Anak Sensitif Menjadi Anak yang Lebih Tabah. 

1. Tunjukkan empati

Saat anak jatuh tanpa luka sedikitpun dan dia menangis keras, insting pertama Anda mungkin akan memintanya untuk berhenti menangis dan melupakan kejadian itu. Hal ini akan membuat situasi semakin buruk, terutama jika anak mendengar nada marah dalam suara Anda. "Ketika Anda mengabaikan perasaannya, justru anak akan semakin memegang erat perasaan itu dan kelak akan berusaha menyembunyikan perasaannya dari Anda. Sangat penting untuk mendengarkan dan menerima emosi anak meski bagi Anda tidak masuk akal. Ini tidak berarti Anda mendorongnya menjadi cengeng dan memanjakan perasaannya dengan memberi banyak perhatian. Katakan saja, "Pasti kamu terkejut karena jatuh tadi. Bagaimana pendapatmu jika kita cuci kaki (atau tangan) yang terbentur tadi dan mengompresnya dengan es batu?" Ajak anak fokus pada pemecahan masalah, bukan pada emosinya," saran Elinor Bashe, Psy.D., psikoloh anak di Highland Park, New Jersey. 

2. Temukan kata-kata yang tepat

Anak sensitif cenderung menangis setiap kali menerima penolakan.  Misalnya, jika Anda memberitahu anak Anda bahwa temannya tidak bisa tinggal untuk makan malam, dia bisa tiba-tiba menjadi cengeng. Anda dapat membantu dengan memberinya kata-kata yang sesuai dengan situasi emosinya, seperti  ".Sayang, aku tahu kau marah Tini tidak bisa tinggal untuk makan malam".

Kalimat orang tua yang mewakili emosi yang dirasakan anak, seringkali bisa membuat anak berhenti menangis,  kata Dr Bashe. "Mungkin trik ini tidak langsung bekerja kali pertama Anda mencobanya. Tapi jika  anak Anda mendengar seseorang berbicara tentang emosinya lagi dan lagi, akhirnya dia akan  mulai mempertimbangkan bagaimana perasaannya sendiri bukannya menjerit dan menangis" 

Kemudian, Anda juga dapat berbicara dengan anak Anda tentang cara-cara lain untuk mengatasi perasaannya selain menangis dan menjerit, misalnya dengan mengalihkan perhatian ke buku cerita atau  bahkan memukul bantal.

3. Ungkapkan fakta 

Anak umur lima-enam tahun sangat suka jika dirinya menemukan atau mengtahui satu hal  yang baru. Misalnya, dia takut suntikan dan selalu mengamuk setiap kali jadwal vaksinasi tiba. Ajak anak bicara tentang manfaat vaksin, ceritakan mengenai orang-orang yang bahagia karena bisa terhindar dari penyakit, karena jasa vaksin. Jika perlu, ajak anak mencari dan membaca buku, selebaran atau informasi di internet mengenai hal-hal positif terkait vaksinasi. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih berani, ujar konsultan parenting, \ Jenn Berman, Psy.D, dan  penulis buku A to Z Guide to Raising Happy, Confident Childs.

Cara lain adalah dengan membantu anak memiliki harapan yang realistis. Misalnya, anak berkeras mengerjakan puzzle yang terdiri dari 1.000 keping bagian yang terpisah. Puzzle seperti ini sulit diselesaikan oleh anak umur lima tahun. Dan Anda tahu, jika dia tidak bisa menyelesaikan, akan ada tangis berkepanjangan. Sebelum membiarkan anak mencoba menyelesaikan puzzle tersebut, ajak anak bicara mengenai tingkat kesulitannya, bahwa bahkan orang dewasa pun belum tentu bisa menyelesaikannya dalam waktu seminggu sehingga dia harusnya realistis dan menerima jika akhirnya tidak mampu menyelesaikan puzzle tersebut. Yakinkan bahwa itu hal yang wajar. 

4. Bantuan mengatasi masalahnya

Misalkan anak Anda menangis karena dia melihat tali sepatunya tidak diikat dengan baik.  Tenangkan anak Anda dan katakan sesuatu seperti, "Mama sulit mengerti kata-katamu kalau kamu menangis terus.  Setelah selesai menangis, mari kita bicara sehingga Mama dapat membantu kamu." Setelah dia rileks, ajar anak tentang  cara mengatasi masalah, apakah itu meminta bantuan orang lain atau mencoba mengikatnya sendiri dengan tenang.

 "Seorang anak sensitif cenderung mengacaukan dirinya sendiri kala terjebak dalam masalah dan terjebak di sana," kata Dr Berman. "Cobalah untuk mengingatkan dia bahwa selalu ada solusi, dan dia tidak perlu merasa malu meminta bantuan orang lain atau gagal ketika mencoba memecahkan masalahnya sendiri. Yang penting dia mau terus mencoba dan tahu kapan harus meminta bantuan orang lain untuk memecahkan masalahnya." 

3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Parenting tips: How to improve toddler behavior. Mayo Clinic. (http://www.mayoclinic.com/health/parenting-tips-for-toddlers/MY00480)
Terrible Twos: What to Expect, Plus 9 Tips to Get You Through It. Healthline. (https://www.healthline.com/health/parenting/terrible-twos)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app