Alasan Ibu Hamil Perlu Berolahraga

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 1 menit
Alasan Ibu Hamil Perlu Berolahraga

 

Saat hamil, Ibu biasanya menjadi ekstra hati-hati menjalani hari-hari. Tak hanya memperhatikan asupan gizi, Ibu kerap pula membatasi kegiatan demi menjaga kehamilannya. Padahal, hamil tidak perlu menjadi penghalang Ibu untuk aktif beraktifitas. Justru dengan rajin menggerakan tubuh, akan membawa banyak kebaikan bagi perkembangan kehamilan dan pertumbuhan calon bayi.

Ada beberapa alasan mengapa Ibu hamil perlu berolahraga, antara lain:

Memperbaiki Suasana Hati
Saat tubuh tidak melakukan apapun, Ibu cenderung akan cepat bosan. Kebosanan yang bertumpuk, beresiko menimbulkan stress berkepanjangan yang merupakan cikal bakal gangguan sindrom baby blues.

Menjauhkan Sembelit
Akibat meningkatnya hormon progesteron dan terus berkembangnya uterus, saluran usus Ibu hamil kerap mengalami gangguan. Gangguan di saluran usus ini, membuat proses pembuangan jadi terhambat, hingga berujung pada sembelit. Olahraga yang disertai pengonsumsian makanan berserat, akan mengurangi efek gangguan di usus.

Melenturkan Persendian
Cobalah mengolah tubuh dengan beryoga, selain baik untuk melatih pernapasan Ibu, juga bermanfaat untuk memaksimalkan kinerja hormon relaksin. Hormon ini bertanggung jawab untuk mengendurkan persendian. Hal ini akan memudahkan Ibu saat proses persalinan tiba.

Mengurangi Nyeri Selama Kehamilan dan Persalinan
Berenang ataupun senam air bisa mengurangi resiko bengkak kaki yang sering melanda Ibu hamil. Saat berenang, otot bagian pinggang dan pinggul otomatis akan aktif digerakan. Otot pinggang dan pinggul yang terbiasa dilatih, terbukti meminimalisir deraan kontraksi.

Jadi, Ibu hamil tak perlu lagi takut untuk beraktifitas. Ragam aktifitas yang membuat tubuh terolah, justru akan membawa banyak manfaat bagi kehamilan Ibu.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app