Ini Dia 7 Cara Melakukan Senam Kegel Untuk Pria

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Ini Dia 7 Cara Melakukan Senam Kegel Untuk Pria

Kebanyakan dari kita berpikir kalau senam kegel hanya dapat dilakukan untuk para wanita saja. Namun sesungguhnya, senam ini juga diperuntukkan bagi kaum laki-laki. Jadi kira-kira bagaimana ya cara senam kegel pria itu dilakukan?

Sama seperti pada wanita, ada banyak hal yang dapat melemahkan otot dasar panggul pria, entah itu pasca-operasi pengangkatan prostat, atau gangguan medis tertentu seperti diabetes dan kandung kemih yang terlalu aktif. Bila Anda sering buang air kecil tanpa sadar, atau urin masih saja menetes keluar padahal sudah meninggalkan toilet, maka itu tandanya otot dasar panggul dalam keadaan lemah.

Bagi para wanita, baca ini: Cara Mudah Melakukan Senam Kegel untuk Wanita

Pada saat itulah, Anda perlu melakukan senam kegel yang bermanfaat untuk menguatkan otot dasar panggul. Bila otot tersebut kuat dan fleksibel, maka kontrol kandung kemih serta performa saat berhubungan intim juga jadi meningkat. Senam kegel yang dilakukan pria juga dipercaya dapat mencegah ejakulasi dini ataupun disfungsi ereksi.

Cara Melakukan Senam Kegel untuk Pria

Untuk melakukan senam kegel, pertama-tama Anda harus tahu otot mana yang mesti dilatih. Cara terbaik untuk mencari tahu lokasi otot tersebut (otot PC/ pubococcygeus ) adalah saat buang air kecil. Ketika buang air kecil, Anda bisa meletakkan 2 jari di belakang testikel. Pada saat berkemih hentikanlah proses buang air kecil, dan lanjutkan lagi. Pada saat menghentikan aliran air kecing, dua jari Anda pasti bisa merasakan kontraksi otot PC yang dimaksud.

Itulah otot PC (pubococcygeus )yang akan kita latih dalam senam kegel pria.

Setelah mengetahui lokasi ototnya, maka kini saatnya untuk latihan. Berikut cara melakukan senam kegel untuk para pria:

  1. Squeeze and release

Latihan bisa dimulai dengan simple squeeze. Anda cukup mengencangkan otot tersebut selama 1-2 detik, lalu lepas. Lakukan kapan saja sebanyak 20 kali dalam sehari.

  1. Lakukan lebih cepat

Setelah cukup mahir dengan latihan pertama tadi, maka tantanglah diri Anda untuk melakukan latihan dengan lebih cepat. Anda hanya perlu melenturkan dan mengistirahatkan otot tersebut dengan tempo yang lebih cepat sehingga kesannya seperti ‘berdenyut’. Lakukan sebanyak 5 kali putaran setiap minggunya hingga Anda mampu melakukan hingga 20 putaran setiap harinya.

  1. Tarik ke atas

Latihan selanjutnya adalah mengencangkan dan menarik. Untuk melakukannya, coba bayangkan ada senar/ kawat yang membentang mulai dari bagian tengah badan hingga ujung kepala. Begitu Anda mengencangkan dan menahan otot dasar panggul, bayangkan kalau senar tersebut sedang ditarik masuk ke dalam otot PC tersebut, sejauh yang Anda bisa. Tahan posisi tersebut selama beberapa detik sebelum mengistirahatkannya.

  1. Ereksi

Ya, Anda bisa juga melakukan senam kegel saat sedang ereksi. Anda hanya perlu menggantungkan kain/ handuk ringan di atas pen1s, lalu goyang-goyangkan itu naik-turun sebanyak 5-10 kali.

  1. Sambil berhubung4n s*ks

Senam kegal baik pada pria maupun wanita memang tidak disarankan dilakukan saat buang air kecil karena itu bisa membuat kandung kemih ‘tidak bersih’ dari urin sepenuhnya. Namun untuk pria, senam kegel juga bisa dilakukan saat berhubung4n intim dengan pasangan.

Begitu Mr. P sudah masuk ke dalam Mrs. V pasangan, maka langsung kontraksikan otot PC. Lalu, mintalah pasangan untuk melakukan hal yang sama pada otot PC-nya.

  1. Seperti menahan buang gas

Cara senam kegel pria satu ini ibarat seperti ketika Anda sedang menahan diri untuk tidak buang gas. Teknik ini membutuhkan kontraksi dari otot anus. Ketika Anda bisa merasakan sensasi mengencangkan dan mengangkat otot anus, maka itu berarti Anda sudah benar dalam melakukannya.

  1. Gunakan bantuan cermin

Di depan cermin, coba amati bagaimana pergerakan pen1s Anda secara vertikal (tanpa menggerakkan tubuh sama sekali). Gunakan analogi lift saat melakukan latihan ini. Anus bisa mewakili lift, sementara tujuan latihan ini adalah membawa lift tersebut naik selama 5 detik ke titik tertinggi, lalu bawa turun lagi untuk mengistirahatkannya.

Dikarenakan cara senam kegel pria cukup beragam, maka Anda bisa mencoba teknik berbeda setiap harinya. Namun ada beberapa hal penting yang patut diingat, di antaranya seperti:

  • Selalu gunakan otot dasar panggul saja, dan bukan lainnya seperti perut atau pantat. Agar tidak salah, perhatikan benar otot mana yang sebenarnya berkontraksi.
  • Jangan sekali-kali menahan nafas atau menyilangkan kaki selagi melakukan senam kegel.
  • Lakukan dengan konsisten setiap hari di jam yang sama. Tak seperti latihan lainnya seperti sit up, plank, dan lainnya, senam kegel bisa dilakukan sambil gosok gigi, bercukur, duduk, nonton TV, atau bahkan ketika menyetir mobil. Uniknya, tak seorangpun bahkan bakal tahu kalau Anda sedang melakukannya.

Jadi bagaimana, siap mempraktikkan cara senam kegel pria sekarang?

Sumber: webmd.com, medicinenet.com, mayoclinic.org.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Siegel, A. L. (2014). Pelvic floor muscle training in males: Practical applications. Urology, 84(1), 1-7. Retrieved from  (http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0090429514002738)
García-Sánchez, E., Rubio-Arias, J. A., Ávila-Gandía, V., Ramos-Campo, D. J., López-Roman, J. (2016). Effectiveness of pelvic floor muscle training in treating urinary incontinence in women: A current review. Actas Urólogicas Españolas, 40(5), 271-178. Retrieved from  (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26614435)
Ferreira, C. H., Dwyer, P. L., Davidson, M., De Souza, A., Alvarez Ugarte, J., Frawley, H. C. (2015). Does pelvic floor muscle training improve female sexual function? A systematic review. International Urogynecology Journal, 26(12), 1735-1750 (http://link.springer.com/article/10.1007/s00192-015-2749-y)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app