35 Penyebab Mata Berair dan Cara Mengatasinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
35 Penyebab Mata Berair dan Cara Mengatasinya

Meski tak berbahaya, namun mata berair (epifora) dapat menimbulkan iritasi dan mengganggu daya lihat bila dibiarkan terjadi terus-menerus. Untungnya, kita dapat mengatasi kondisi ini dengan mudah. Mari kita simak bersama apa saja penyebab mata berair dan cara mengatasinya.

Sebelum beranjak ke pembahasan inti, maka perlu diketahui bahwa pada bagian mata manusia terdapat beberapa kelenjar yang tugasnya memproduksi air mata (lakrimal) serta minyak (sebum) keduanya berupa cairan.

Kelenjar lakrimalis yang berada di bagian atas kelopak mata menghasilkan air mata yang mengandung air dan garam. Saat berkedip, air mata menyebar ke seluruh permukaan bola mata dan menjaga mata agar tetap lembab. Air mata juga sering kita andalkan untuk mengeluarkan benda asing seperti debu dan lain-lain, yang mungkin masuk ke dalam indera penglihatan kita tersebut.

Air mata yang jumlahnya banyak, misalnya saat menangis, maka akan dialirkan ke saluran duktus nasolakrimalis yang berada di sudut tengah mata menembus hidung. Maka tak heran ketika kita menangis air mata terasa mengalir di bagian dalam hidung.

a : kelenjar lakrimalis, bcdef : saluran air mata yang menuju ke hidung, g : duktus nasolakrimalis

Sementara itu, minyak dari kelenjar minyak memiliki peran lain, yaitu menjaga air mata yang mengandung air dan garam tersebut supaya tidak mudah menguap dan kering. Oleh sebab itu, apabila ada masalah dengan fungsi kelenjar minyaknya, maka menyebabkan mata untuk lebih banyak memproduksi air mata guna mencegah kekeringan.

Jadi, apabila air mata tidak mengandung keseimbangan air, garam, dan minyak yang tepat, maka mata bisa menjadi terlalu kering. Iritasi yang dihasilkan akibat kekeringan ini menyebabkan kelebihan produksi air mata sehingga menyebabkan mata berair. Sampai di sini mungkin Anda merasa heran, mata kering kok menyebabkan mata berair? - Namun itulah kenyataannya!

Keluarnya air mata berlebihan juga disebabkan oleh iritasi atau pembengkakan pada permukaan mata. Hal ini dapat terjadi karena sejumlah alasan, termasuk masalah bulu mata dan kelopak mata atau reaksi alergi.

Menelisik Penyebab Mata Berair

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka bisa disimpulkan bahwa ada beberapa penyebab mata berair, yaitu:

1. Cuaca sekitar

Suhu udara yang dingin disertai banyak angin bisa membuat mata lebih cepat kering ketimbang biasanya. Hal ini dikarenakan suhu dingin kerap mencuri kelembaban dari tubuh kita, salah satunya bagian mata. Akibat proses kekeringan ini akan membuat mata lebih banyak menghasilkan air mata.

2. Tersumbatnya saluran air mata (nasolakrimalis)

Bayi baru lahir biasanya memiliki kondisi mata yang berair terus-menerus. Penyebabnya biasanya dikarenakan tersumbatnya saluran air mata (duktus nasolakrimalis). Penyumbatan ini akan menyebabkan air mata tak dapat dilaurkan sehingga meluber keluar.

Hal ini boleh dibilang wajar mengingat saluran air mata pada bayi baru lahir rata-rata memang belum terbuka dan berfungsi sepenuhnya pada 12 bulan pertama pasca kelahirannya.

3. Proses Penuaan

Bertambahya usia ternyata juga dapat menjadi penyebab mata berair lebih dari sebelumnya. Ini terjadi kalau kulit sekitar kelopak mata melorot sehingga air mata dapat menumpuk di dalamnya.

4. Efek samping obat-obatan tertentu

Beberapa jenis obat seperti yang dipakai untuk kemoterapi, epinephrine, dan tetes mata (terutama echothiophate iodide dan pilocarpine) juga bisa membuat mata berair.

Penyebab mata berair lainnya adalah:

  1. Radang kelopak mata (blepharitis)
  2. Trichiasis
  3. Luka sayat atau gores pada mata
  4. Bisul pada mata
  5. Mata kering (dikarenakan menurunnya produksi air mata)
  6. Ektropion (kondisi membaliknya kelopak mata ke luar)
  7. Entropion (kondisi membaliknya kelopak mata ke dalam)
  8. Mata kemasukan benda asing (kelilipan)
  9. Tumbuhnya bulu mata ke dalam dan bukannya ke luar (trichiasis)
  10. Keratitis (radang pada kornea mata)
  11. Konjungtivitis (radang mata yang ditandai dengan mata merah)
  12. Bintitan atau hordeolum
  13. Trakoma (penyakit mata menular akibat infeksi bakteri Chlamydia trachomatis)
  14. Infeksi saluran air mata
  15. Alergi rhinitis (hay fever) atau alergi lainnya
  16. Bell’s palsy (lemah/ lumpuhnya otot di wajah)
  17. Mata habis ditiup
  18. Mata jadi korban luka bakar
  19. Paparan zat kimia tertentu, seperti bawang putih atau asap misalnya
  20. Sinusitis kronis
  21. Dampak terapi radiasi
  22. Rematik artritis
  23. Sarkoidosis
  24. Sindrom Sjogren (kelainan autoimun yang membuat sel imun menghancurkan kelenjar air mata)
  25. Sindrom Steven-Johnson/ SJS yang menyerang kulit dan memengaruhi selaput lendir
  26. Pasca operasi mata atau hidung
  27. Gangguan tiroid
  28. Adanya tumor
  29. Granulomatosis wegener (radang pembuluh darah di seluruh tubuh)
  30. Mata capek atau tegang karena jarang beristirahat
  31. Paparan cahaya yang terlalu terang

Baca juga:

  • 16 Penyebab Mata Merah dan Cara Mengobatinya
  • 12 Penyebab Mata Pedih, Merah, dan Cara Mengatasinya

Kapan saatnya periksa ke dokter?

Kalau Anda mengalami mata berair yang terlalu lama dan diikuti beberapa gejala berikut, segeralah periksa ke dokter:

  • Daya pandang terganggu/ kabur.
  • Mata habis terluka.
  • Ada zat kimia atau benda asing yang tersangkut dalam (kelopak) mata.
  • Ada darah atau zat lain yang keluar dari mata.
  • Mata merah, iritasi, sakit, dan bengkak.
  • Timbul lebam di sekitar mata tanpa sebab yang jelas.
  • Melunaknya area hidung atau sinus.
  • Sakit kepala.

Cara Mengatasi Mata Berair

Untungnya, mata berair dapat dirawat dengan mudah. Metode perawatannya pun tergantung dari apa yang menjadi penyebabnya.  Pada kasus mata berair yang tergolong ringan, dokter mungkin takkan menyarankan pengobatan apapun karena gangguan tersebut diperkirakan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun beberapa penyebab mata berair di bawah ini biasanya membutuhkan penanganan medis, yaitu:

1. Iritasi

Kalau mata berair disebabkan iritasi atau konjungtivitis, maka dokter mungkin akan menunggu seminggu atau lebih untuk melihat apakah kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya. Bila tidak, maka bantuan antibiotik sepertinya diperlukan dalam kasus ini.

2. Trichiasis

Trichiasis adalah kelainan kelopak mata yang umum di mana tumbuhnya bulu mata salah arah, yaitu mengarah ke mata.Untuk menanganinya, dokter mungkin akan mengambil langkah medis tertentu guna menyingkirkan bulu mata atau benda asing yang ada dalam mata.

3. Ektropion

Pada kasus ini, pasien biasanya perlu menjalani prosedur bedah.

4. Tersumbatnya saluran air mata

Anda dapat mengatasi gangguan ini dengan meletakkan kompres hangat di mata beberapa kali dalam sehari. Namun kalau kondisinya tak kunjung membaik, maka tindakan operasi mungkin diperlukan untuk membuat saluran baru dari kantong air mata ke  dalam hidung. Metode penyembuhan ini biasanya dinamakan DCR (dacryocystorhinostomy).

5. Mata berair pada bayi

Pada kebanyakan kasus, kondisi mata berair pada bayi bisa hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Pada kondisi ini seringkali disertai cairan kental di sekitar mata bayi (seperti belekan), tapi Anda bisa menghilangkannya dengan menggunakan cotton wool yang sebelumnya sudah dibasahi dengan air bersih.

Selain beragam cara di atas, mata berair juga bisa dihentikan dengan memakai obat tetes mata dan beberapa jenis obat yang diresepkan oleh dokter.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Trattler, W. Eye Health Web (2016). Watery Eyes — Causes and Treatment for Itchy, Watery Eyes. (https://www.eyehealthweb.com/watery-eyes/)
Pietrangelo, A. Healthline (2016). What Causes Watering Eyes? (https://www.healthline.com/health/watery-eyes)
Tidy, C. Patient (2017). Tear Duct Blockage in Babies. (https://patient.info/childrens-health/tear-duct-blockage-in-babies)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app